I.
PENYARINGAN IDE
Dari
sekian banyak ide yang didapat, kemudian dipilih ide produk apa yang paling
baik untuk bisnis yang kita lakukan. Ada berbagai cara untuk melakukan
pemilihan ide produk, dimana salah satu cara adalah dengan melakukan proses
tahapan sebagai berikut dibawah ini :
a.
Macro Screening
Dari ratusan ide
yang mungkin didapat, pilihlah sekitar 20 ide yang mempunyai potensi bisnis.
Disini kriteria yang digunakan untuk memilih masih umum sekali, yaitu yang
mempunyai potensi bisnis.
b.
Micro Screening
Dari 20 ide produk
yang ada, kemudian dipilih lagi menjadi 5 ide dengan menggunakan kriteria
tertentu.
Sebagai contoh
kriteria dapat menggunakan beberapa faktor, misalnya :
1. Tersedianya pasar lokal
2. Tersedianya tenaga kerja lokal
3. Tersedianya bahan baku
4. Tersedianya teknologi
5. Mendapat prioritas dari pemerintah
6. Peluang di masa yang akan datang
7. Dan sebagainya.
Dengan adanya
pemilihan bertahap tersebut, diharapkan kita dapat mempunyai alternatif
beberapa ide produk yang akan dikembangkan lebih lanjut
Ide / Gagasan Yang Tepat
Suatu bisnis yang
baik harus mempertimbangkan pelaku dan situasi atau lingkungan yang sesuai
untuk bisnis tersebut. Oleh karena itu ide produk yang baik harus
memperhitungkan kemampuan calon wirausaha dan situasi / lingkungan yang
mempengaruhi bisnis tersebut.
Ide produk yang
ada perlu dianalisis lebih mendalam sehingga diketahui apa kekuatan dan
kelemahannya dengan memperhatikan situasi lingkungannya.
Dari Ide / Gagasan Menjadi Bisnis
Ide produk yang
baik belum tentu menjadi bisnis yang baik pula. Untuk itu sebelum ide produk
direalisir harus diuji dulu kelayakannya dilapangan yang merupakan situasi
lingkungan bisnis sebenarnya.
Aspek-aspek yang
perlu diperhatikan dalam menentukan keberhasilan suatu bisnis seperti: Pasar
dan pemasaran, teknik/operasi usaha yang dilakukan, organisasi dan manajemen,
dan keuangan.
Dengan adanya suatu rencana bisnis
untuk suatu ide produk, akan memudahkan kita menilai apakah ide produk tersebut
layak atau tidak layak kalau direalisir menjadi bisnis yang sebenarnya.
III.
PROSES
PERENCANAAN DAN PENGEMBANGAN PRODUK
3.1 Kriteria Evaluasi
Kriteria dibuat untuk mengevaluasi
produk baru dalam peluang pasar, persaingan, sistem pemasaran, faktor keuangan,
dan faktor produksi.
3.2 Tahap Ide
3.3 Tahap Konsep
3.4 Tahap Pengembangan Produk
3.5 Tahap Tes Pemasaran
IV.
MANAJEMEN PROSES
PRODUK BARU
4.1
Kiat Sukses
Program Produk Baru
Menurut Cooper, R. ada 15 pelajaran untuk
suksesnya program produk baru yaitu:
1.
Produknya unik dan unggul.
Artinya,
produknya “berbeda”, memberi manfaat unik, dan berasio nilai tinggi untuk
konsumen.
2.
Sangat berorientasi pasar.
Dipengaruhi
oleh pengetahuan tentang keadaan pasar (market driven) dan proses pengembangan
produk baru berfokus pada konsumen.
3.
Berwawasan pasar internasional.
Dengan
melihat pada keadaan internasional maka disain produk, pengembangannya, dan
target pemasarannnya, akan menghadirkan inovasi produk yang terdepan.
4.
Lebih banyak melakukan persiapan sebelum produk dikembangkan.
5.
Perumusan dengan tajam definisi / konsep produk pada awal dari proses.
6.
Pelansiran produk yang dipersiapkan dengan matang dan dilaksanakan dengan
baik.
Rencana
pemasaran yang mapan untuk pelansiran produk adalah inti dari keberhasilan.
7.
Struktur, disain dan iklim organisasi yang tepat.
8.
Dukungan manajemen puncak tidak menjamin sukses, walaupun bermanfaat.
9.
Adanya sinergi sangat penting, proyek yang “asing” cenderung gagal.
10. Produk yang ditujukan ke pasar yang
menarik akan berjalan lebih baik.
Daya
tarik pasar adalah kriteria utama dalam seleksi produk.
11. Suksesnya produk baru dapat diduga.
Profil produk yang
unggul dapat dipakai sebagai kriteria seleksi produk baru.
12. Suksesnya produk baru dapat
dikendalikan.
Perlu lebih
ditekankan adanya kebutuhan untuk kelengkapan, konsekuen, dan kualitas dalam
pelaksanaan.
13. Sumberdaya dan sarana harus tersedia.
14. Kecepatan adalah segala-galanya,
namun harus tanpa mengorbankan kualitas dalam pelaksanaannya.
15. Perusahaan yang menjalankan
pengembangan produk baru secara bertahap dan menggunakan konsep pengembangan
produk dengan pedoman permainannya secara disiplin, akan lebih berhasil.
4.2
Karakteristik
Produk Baru yang Unggul dan Pengembangan
1. Produk yang unggul dan unik.
- Mempunyai bentuk/perlengkapan yang
unik untuk konsumen
- Memenuhi kebutuhan konsumen lebih
baik dari pesaing.
- Memecahkan masalah yang dialami bila
konsumen menggunakan produk pesaing.
- Mengurangi biaya bagi konsumen.
- Inovatif atau ada pertama-kalinya.
2. Berwawasan konsumen.
Dicapai dengan
sebagai berikut:
- Mengenali kebutuhan konsumen.
- Mengerti apa yang dibutuhkan pemakai.
- Memenuhi kebutuhan pasar.
- Terus-menerus berhubungan dengan
konsumen.
- Kuat dalam pengetahuan pasar dan
penelitian pasar.
- Pelaksanaan dan kegiatan pemasaran
yang berkualitas.
- Pendanaan yang lebih untuk kegiatan
pemasaran awal.
3. Definisi atau konsep produk/proyek
yang tajam.
Ketajaman definisi
atau konsep meliputi sebagai berikut:
- Pasar sasaran tertentu ; jelas siapa
yang akan menggunakan produk tersebut.
- Penggambaran / diskripsi produk ;
produk apa, apa yang dapat dilakukan olehnya dan manfaatnya.
- Penjabaran strategi posisi
(positioning) yang diambil.
- Daftar tentang bentuk, sifat,
persyaratan dan spesifikasi produk yang harus ada dan sebaiknya ada.
4. Struktur, disain, dan iklim
organisasi.
Pengembangan
produk baru bukan merupakan kegiatan disatu bagian atau departemen, melainkan
merupakan kegiatan multi disiplin dan multi-fungsi. Peran kelompok dan pimpinan
kelompok kerja sangat menentukan.
Tiga alternatif
struktur sangat menonjol :
a. Matriks
yang imbang (balanced matrix)
Seorang manajer
proyek ditugaskan untuk menangani proyek dan berkontribusi dalam tanggung-jawab
dan wewenang dengan para manajer fungsional: ada kebersamaan dalam menyetujui
dan mengarahkan.
b. Matriks
proyek (project matrix)
Seorang manajer
proyek ditugaskan untuk menangani proyek dan mempunyai tanggung-jawab serta
wewenang utama atas proyek. Para manajer fungsional menugaskan karyawan yang
diperlukan dan menyediakan keahlian teknis.
c. Kelompok
proyek (project team)
Seorang manajer
proyek diberi wewenang menangani kelompok yang terdiri dari anggota inti yang
berasal dari berbagai fungsi. Para manajer fungsional tidak mempunyai
keterlibatan dan wewenang formal.
Terlepas dari
bentuk mana yang dipilih, kepemimpinan proyek yang kuat dan adanya kewewenangan
formal sangatlah penting.
Iklim yang
ditumbuhkan harus memberi ganjaran dan mendorong adanya kreativitas dan inovasi
dan tersedianya sarana untuk melakukan usaha kreatif.
5. Mempercepat proses produk baru.
Ada lima metode
dalam mempercepat proses produk baru tanpa merugikan kualitas dalam
pelaksanaannya, yaitu:
a. Lakukan langkah pertama dengan tepat.
Pengulangan akan
memperpanjang waktu.
b. Pekerjaan rumah dan definisi produk
yang jelas.
Persiapan dengan
membuat pekerjaan rumah dan memperjelas produk/proyeknya.
c. Proyek diorganisir secara kelompok
multifungsi dan dengan diberi kewewenangan.
d. Proses dilakukan secara berurutan,
bersamaan, atau bertumpuk.
e. Proses bertahap dengan mengikuti
pedoman main (game plan)
Game plan
merupakan model pengembangan produk yang didasarkan konsep dan pegangan
operasional yang membawa dari tahap gagasan menuju pada pelansiran produk.
Model menjelaskan kegiatan dan tes yang dilalui. Pedoman yang disusun
meningkatkan efisiensi dan efektifitas proses pengembangan produk baru.
4.3
Proses
Pengembangan Produk Baru
Model
pengembangan produk baru menurut Cooper terdiri dari lima pintu dan lima tahap.
”Pintu” adalah kegiatan menilai apakah proses dilanjutkan atau tidak. “Tahap”
adalah kegiatan yang dalam model Cooper adalah
:
a. Penyelidikan awal.
b. Penyelidikan mendalam.
c. Pengembangan.
d. Percobaan dan penilaian.
e. Produksi penuh dan pelansiran
pemasaran.
0 komentar:
Post a Comment
Silahkan masukkan saran, komentar saudara, dengan ikhlas saya akan meresponnya.