Saturday, May 25, 2013

Definisi Biaya

Definisi Biaya 
Hansen dan Mowen yang diterjemahkan oleh Hermawan (2000) mendefinisikan “Biaya adalah kas atau nilai ekuivalen kas yang dikorbankan untuk mendapatkan barang dan jasa yang diharapkan memberi manfaat saat ini atau di masa yang akan datang bagi organisasi” (h.38). 

Rayburn yang diterjemahkan oleh Sugyarto (1999) menyatakan “Biaya mengukur pengorbanan ekonomis yang dilakukan untuk mencapai tujuan organisasi” (h.4). 

Bastian et al. mendefinisikan “Biaya adalah pengorbanan sumber ekonomis yang diukur dalam satuan uang yang telah terjadi atau kemungkinan akan terjadi untuk mencapai tujuan tertentu” (h.4). 

Sedangkan Horngren et al. menyatakan, “Biaya sebagai sumber daya yang dikorbankan (sacrified) atau dilepaskan (forgone) untuk mencapai tujuan tertentu. Suatu biaya biasanya diukur dalam unit yang harus dikeluarkan dalam rangka mendapatkan barang atau jasa” (h.34). 

Dari uraian di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa biaya adalah pengorbanan sumber daya ekonomi untuk mencapai tujuan tertentu yang dapat memberikan manfaat bagi perusahaan baik saat ini maupun di masa yang akan datang. 

Klasifikasi Biaya 
Dalam akuntansi biaya, biaya dapat dikelompokan dalam berbagai macam cara. Umumnya klasifikasi biaya ini ditentukan atas dasar tujuan yang hendak dicapai dengan penggolongan tersebut. Mengacu pada pendapat Carter et al. mencatat, “Penggolongan biaya dapat dilakukan berdasarkan: 

1. Biaya dalam Hubungannya dengan Produk 
Berdasarkan hubungannya dengan produk, biaya dapat diklasifikasikan menjadi: 

a. Biaya Manufaktur 
Disebut dengan biaya produksi atau biaya pabrik. Terdiri dari tiga elemen biaya yaitu:. 
  • Bahan baku langsung adalah semua bahan baku yang membentuk bagian integral dari produk jadi dan dimasukkan secara eksplisit dalam perhitungan biaya produk. Contoh dari bahan baku langsung adalah kayu yang digunakan untuk membuat mebel dan minyak mentah yang digunakan untuk membuat bensin. 
  • Tenaga kerja langsung adalah tenaga kerja yang melakukan konversi bahan baku langsung menjadi produk jadi dan dapat dibebankan secara layak ke produk tertentu. 
  • Overhead pabrik disebut juga overhead manufaktur, beban manufaktur, atau beban pabrik yang terdiri atas semua biaya manufaktur yang tidak ditelusuri secara langsung ke output tertentu. Overhead pabrik biasanya  memasukkan semua biaya manufaktur kecuali bahan baku langsung dan tenaga kerja langsung. 
Bahan baku langsung dan tenaga kerja langsung, keduanya disebut biaya utama (prime cost). Tenaga kerja langsung dan overhead pabrik, keduanya disebut biaya konversi (convertion cost). 

b. Beban Komersial 

Terdiri atas dua klasifikasi besar yaitu: 
  • Beban Pemasaran adalah beban yang terjadi untuk melaksanakan kegiatan pemasaran produk. Dimulai pada saat barang siap dijual. Contohnya; beban penjualan, beban promosi, beban pengiriman. 
  • Beban Administratif termasuk beban yang terjadi dalam mengarahkan dan mengendalikan organisasi. Contohnya; biaya gaji kasir. 
2. Biaya dalam Hubungannya dengan Volume Produksi 
Dalam hubungannya dengan volume produksi, biaya dapat diklasifikasikan menjadi: 

a. Biaya Variabel (Variable Cost) 
Adalah biaya yang jumlahnya berubah secara proporsional dengan perubahan volume produksi, dimana biaya per unit produk adalah tetap. Contohnya; biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung, biaya pengiriman barang, dan sebagainya. 

b. Biaya Tetap (Fixed Cost) 
Adalah biaya yang jumlahnya konstan dalam rentang yang relevan, dan tidak terpengaruh oleh perubahan volume produksi. Tetapi biaya tetap per unit akan menjadi lebih rendah jika volume produksi bertambah, demikian juga sebaliknya. Contohnya; depresiasi, amortisasi paten, dan sebagainya. 

c. Biaya Semivariabel (Semivariable Cost) 
Adalah biaya yang mengandung unsur biaya tetap dan biaya variabel. Biaya ini jumlah totalnya berubah sesuai dengan perubahan volume produksi, tetapi sifat perubahannya tidak proporsional atau sebanding. Contohnya; biaya listrik, pajak penghasilan, telepon, air, dan sebagainya. 

3. Biaya dalam Hubungannya dengan Departemen Produksi atau Segmen Lain Suatu bisnis dapat dibagi ke dalam sejumlah segmen yang bervariasi. Pembagian pabrik menjadi departemen, proses-proses, unit kerja, proses biaya, atau kelompok biaya juga berfungsi sebagai dasar untuk mengklasifikasikan dan mengakumulasikan biaya dan membebankan tanggung jawab untuk pengendalian biaya. Biaya tersebut, antara lain: 

a. Biaya Langsung (Direct Cost) dan Biaya Tidak Langsung (Indirect Cost) 
  • Biaya Langsung (Direct Cost) adalah biaya yang dapat dengan mudah ditelusuri ke suatu departemen dimana biaya tersebut berasal. Contohnya; gaji dari supervisor departemen. 
  • Biaya Tidak Langsung (Indirect Cost) adalah biaya yang digunakan bersama oleh beberapa departemen yang memperoleh manfaat dari biaya tersebut. Contohnya; biaya sewa gedung, biaya penyusutan gedung. 
b. Biaya Bersama (Common Cost) dan Biaya Gabungan (Joint Cost) 
  • Biaya Bersama (Common Cost) adalah biaya yang berasal dari penggunaan fasilitas atau jasa oleh dua operasi atau lebih. Biaya ini pada umumnya timbul dalam organisasi yang mempunyai banyak departemen atau segmen. Contohnya; gaji dari wakil presiden direktur pemasaran, yang memberikan jasanya ke beberapa segmen dalam suatu perusahaan. 
  • Biaya Gabungan (Joint Cost) adalah biaya yang terjadi bila proses produksi menghasilkan lebih dari satu produk. Contohnya; industri minyak dan gas, pengepakan daging. 
4. Biaya dalam Hubungannya dengan Periode Akuntansi 

Biaya dapat diklasifikasikan menjadi: 
  • Pengeluaran Modal (Capital Expenditure) 
  • Adalah pengeluaran modal yang dimaksudkan untuk menghasilkan manfaat pada periode mendatang atau lebih dari satu tahun dan dilaporkan sebagai aktiva. Contohnya; biaya pembelian mesin dan perawatan.
  • Pengeluaran Pendapatan (Revenue Expenditure) 
  • Adalah pengeluaran yang memberi manfaat dalam periode berjalan dan dilaporkan sebagai beban. Contohnya, penyusutan mesin dan peralatan.
5. Biaya dalam Hubungannya dengan Suatu Keputusan, Tindakan, atau 

Evaluasi 
Biaya dapat diklasifikasikan menjadi: 
  • Biaya Diferensial (Differential Cost) 
  • Seringkali disebut dengan biaya marginal atau biaya inkremental. Biaya tersebut adalah biaya yang relevan untuk suatu pilihan diantara banyak alternatif.
  • Biaya Tunai (Out-Of-Pocket-Cost) 
  • Jika biaya diferensial hanya terjadi apabila satu alternatif tertentu diambil, maka biaya tersebut juga dapat disebut sebagai biaya tunai yang berkaitan dengan alternatif itu.
  • Biaya Kesempatan (Opportunity Cost) 
  • Adalah sejumlah pendapatan atau manfaat lain yang mungkin hilang bila alternatif tertentu diambil.
  • Biaya Tertanam (Sunk Cost) 
  • Adalah suatu biaya yang telah dikeluarkan dan kemudian ternyata tidak relevan dengan keputusan yang diambil. 
Biaya Overhead Pabrik 
Penggolongan Biaya Overhead Pabrik 

Mengacu pada pendapat Carter et al., biaya overhead pabrik dapat digolongkan dengan 3(tiga) cara penggolongan, yaitu: 

1. ”Menurut Sifat: 
  • Bahan baku tidak langsung adalah bahan baku yang diperlukan untuk penyelesaian suatu produk tetapi tidak diklasifikasikan sebagai bahan baku langsung karena bahan baku tersebut tidak menjadi bagian suatu produk. Contohnya adalah amplas, pelumas dan pola kertas. 
  • Tenaga kerja tidak langsung adalah tenaga kerja yang tidak dapat ditelusuri langsung ke kontruksi atau komposisi dari produk jadi. Tenaga kerja tidak langsung termasuk gaji pengawas, pegawai pabrik, pembantu umum, pekerja bagian pemeliharaan dan biasanya pekerja bagian gudang. 
2. Perubahan Volume: 
a. Biaya variabel 
Biaya overhead yang diklasifikasikan sebagai biaya variabel antara lain; perlengkapan, bahan bakar, kerusakan, biaya penerimaan, royalty, upah lembur, biaya komunikasi dan penanganan bahan baku. 

b. Biaya tetap 
Biaya overhead yang diklasifikasikan sebagai biaya tetap antara lain; gaji eksekutif produksi, depresiasi, pajak properti, amortisasi paten, gaji supervisor, gaji satpam dan pehawai kebersihan, pemeliharaan dan perbaikan gedung dan bangunan dan sewa. 

c. Biaya semivariabel 
Biaya overhead yang dilasifikasikan sebagai biaya tetap antara lain; inspeksi, air dan limbah, pemeliharaan dan perbaikan mesin-mesin pabrik dan sebagainya. 

3. Menurut hubungannya dengan departemen: 
  • Biaya langsung departemen adalah suatu biaya yang dapat ditelusuri ke suatu departemen dimana biaya tersebut berasal. Contohnya, gaji dari supervisor departemen. 
  • b. Biaya tidak langsung departemen adalah suatu biaya digunakan bersama oleh beberapa departemen yang memperoleh manfaat dari biaya tersebut. Contohnya adalah sewa gedung dan biaya penyusutan gedung.” 
Pembebanan Biaya Overhead Pabrik 
Hansen et al. mencatat, ”Ada lima pendorong kegiatan yang umumnya dipakai sebagai pembebanan biaya overhead: 

1. Unit yang diproduksi 
2. Jam tenaga kerja langsung 
3. Dolar tenaga kerja langsung 
4. Jam mesin 
5. Bahan langsung 

Pembebanan biaya overhead seharusnya mengikuti, sedekat mungkin, hubungan sebab akibat. Usaha harus dilakukan untuk mengidentifikasi faktor-faktor tersebut yang menyebabkan konsumsi overhead. Faktor-faktor penyebab ini diidentifikasi, atau pendorong kegiatan, harus digunakan untuk membebankan biaya overhead pada produk” (h.147). 

Sedangkan menurut Carter et al. mencatat, ”Dasar yang dapat digunakan untuk pembebanan biaya overhead pabrik ada 6, yaitu: 

1. Output Fisik 
Adalah dasar yang paling sederhana untuk membebankan biaya overhead pabrik. Pengunaanya diilustrasikan sebagai berikut: 

Estimasi overhead pabrik = Overhead pabrik per unit 
Estimasi unit produksi 

2. Dasar Biaya Bahan Baku Langsung 
Tarif dasar biaya bahan baku langsung dapat dihitung dengan cara membagi estimasi total overhead dengan estimasi total biaya bahan baku langsung sebagai berikut: 

Estimasi overhead pabrik x 100 % = overhead pabrik sebagai persentase 
Estimasi biaya bahan baku dari biaya bahan baku langsung 

3. Dasar Biaya Tenaga Kerja Langsung 
Menggunakan suatu dasar biaya tenaga kerja langsung untuk membebankan overhead pabrik ke pesanan atau produk memerlukan pembagian estimasi  overhead dengan estimasi biaya tenaga kerja langsung untuk menghitung suatu persentase. 

Estimasi overhead pabrik x 100 % = Overhead pabrik sebagai 
Estimasi biaya tenaga kerja langsung persentase dari BTKL 

4. Dasar Jam Tenaga Kerja Langsung 
Tarif overhead pabrik yang didasarkan pada jam tenaga kerja langsung dihitung sebagai berikut: 

Estimasi overhead pabrik = Overhead pabrik per JTKL Estimasi jam tenaga kerja langsung 

5. Dasar Jam Mesin 
Ketika mesin digunakan secara ekstensif, maka jam mesin mungkin merupakan dasar yang paling sesuai untuk pembebanan overhead. Tarif per jam mesin ditentukan sebagai berikut: 

Estimasi overhead pabrik = Overhead pabrik per jam mesin 
Estimasi jam mesin 

6. Dasar Transaksi 
Pendekatan berdasarkan transaksi atas alokasi overhead lebih dikenal sebagai perhitungan biaya berdasarkan aktivitas (Activity Based Costing – ABC)”. 

Share :

0 komentar:

Post a Comment

Silahkan masukkan saran, komentar saudara, dengan ikhlas saya akan meresponnya.

 
SEO Stats powered by MyPagerank.Net
My Ping in TotalPing.com