Upaya pelayanan kesehatan dasar merupakan langkah awal yang sangat penting dalam memberikan pelayanan kesehatan pada masyarakat. Dengan pemberian pelayanan kesehatan dasar secara cepat dan tepat, diaharapkan sebagian besar masalah kesehatan masyarakat dapat teratasi. Berbagai pelayanan kesehatan dasar yang dilaksanakan oleh fasilitas pelayanan kesehatan antara lain:
1. Pelayanan Kesehatan Ibu dan Anak
Seorang ibu mempunyai peran yang sangat besar di dalam pertumbuhan bayi dan perkembangan anak. Gangguan kesehatan yang dialami seorang ibu bisa berpengaruh pada kesehatan janin dalam kandungan hingga kelahiran dan masa pertumbuhan bayi dan anaknya.
a. Pelayanan Antenatal
Pelayanan antenatal merupakan pelayanan kesehatan oleh tenaga kesehatan profesional (dokter spesialis kandungan dan kebidanan, dokter umum, bidan dan perawat) kepada ibu hamil selama masa kehamilannya, yang mengikuti program pedoman pelayanan antenatal yang ada dengan titik berat pada kegiatan promotif dan preventif. Hasil pelayanan antenatal dapat dilihat dari cakupan K1 dan K4.
Cakupan K1 merupakan gambaran besaran ibu hamil yang telah melakukan kunjungan pertama ke fasilitas pelayanan kesehatan untuk mendapatkan pelayanan antenatal. Sedangkan K4 adalah gambaran besaran ibu hamil yang mendapatkan pelayanan ibu hamil sesuai dengan stndar serta paling sedikit empat kali kunjungan, dengan distribusi sekali pada trimester pertama, sekali pada trimester dua dan dua kali pada trimester ketiga. Berdasarkan hasil Susenas 2004 secara nasional 90% ibu hamil telah memeriksakan kehamilannya ke tenaga kesehatan. Bila ditinjau menurut daerah perkotaan dan pedesaan maka cakupan pemeriksaan ibu hamil oleh tenaga kesehatan di perkotaan sebesar 95% dan di pedesaan 86% (Badan Litbang Depkes,2005).
Gambaran persentase cakupan pelayanan K4 di Propinsi Kalimantan Tengah pada tahun 2005 sebesar 37.001 (68,75%) dari seluruh ibu hamil sebanyak 53.820 orang, sementara itu target cakupan kunjungan ibu hamil K4 untuk tahun 2010 sebesar 95% (Tabel SPM 1).
b. Pertolongan Persalinan oleh Tenaga Kesehatan dengan Kompetensi Kebidanan
Komplikasi dan kematian ibu maternal dan bayi baru lahir sebagian besar terjadi pada masa di sekitar persalinan, hal ini disebabkan pertolongan tidak dilakukan oleh tenaga kesehatan yang mempunyai kompetensi kebidanan (profesional).
Hasil pengumpulan data kinerja SPM di Propinsi Kalimantan Tengah tahun 2005 menunjukkan bahwa prosentase cakupan persalinan yang ditolong oleh tenaga kesehatan sebesar 78,72% dengan cakupan tertiggi di Kabupaten Barito Timur sebesar 92,72% (Tabel IIS 17).
Di Propinsi Kalimantan Tengah dari tahun 2002-2004 cakupan pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan berkisar dari 70,84% sampai 78,72% seperti pada gambar di bawah ini.
c. Ibu Hamil Risiko Tinggi yang Dirujuk
Dalam memberikan pelayanan khususnya oleh bidan di desa dan Puskesmas, tidak semua kondisi kehamilan ibu baik-baik saja. Ada beberapa ibu hamil yang tergolong dalam risiko tinggi (risti) dan memerlukan pelayanan kesehatan rujukan.
Jumlah ibu hamil risiko tinggi di Propinsi Kalimantan Tengah tahun 2005 sebesar 6.325, dengan ibu hamil yang dirujuk sebanyak 617 (9,75%). Bila diamati menurut kabupaten/kota maka ada 2 kabupaten yang merujuk ibu hamil risiko tinggi dibawah 10% yaitu Kabupaten Kotawaringin Timur dan Kapuas (Tabel SPM 10). Sementara itu target Indonesia Sehat 2010 untuk ibu hamil risiko tinggi yang dirujuk sebesar 100%. Untuk mencapai target tersebut Propinsi Kalimantan Tengah perlu bekerja lebih keras melihat masih ada beberapa kabupaten yang cakupannya masih rendah, dan apabila cakupan masih rendah akan berpengaruh pada meningkatnya kematian ibu maternal.
d. Kunjungan Neonatus
Bayi hingga usia kurang dari satu bulan merupakan golongan umur yang paling rentan atau memiliki risiko gangguan kesehatan paling tinggi. Upaya kesehatan yang dilakukan untuk mengurangi risiko tersebut antara lain dengan melakukan persalinan yang ditolong oleh tenaga kesehatan dan pelayanan kepada neonatus (0-28 hari). Dalam pelayanan kesehatan neonatus, petugas selain melakukan pemeriksaan kesehatan bayi juga memberikan konseling perawatan bayi kepada ibu.
Cakupan Kunjungan Neonatus secara keseluruhan di Propinsi Kalimantan Tengah tahun 2005 sebesar 83,12% dari seluruh neonatus 42.477, berarti masih ada 16,88 % neonatus yang tidak melakukan kunjungan kedua ke sarana pelayanan kesehatan. Ditinjau menurut kabupaten / kota maka ada 2 kabupaten yang cakupan kunjungan neonatusnya melebihi atau sama dengan target Kunjungan Neonatus Indonesia Sehat 2010 yaitu Kabupaten Barito Timur 101,66% dan Kabupaten Murung Raya sebesar 100% (Tabel SPM 2).
e. Kunjungan Bayi
Dari hasil kompilasi data profil kesehatan kabupaten/ kota tahun 2005 cakupan kunjungan bayi di Propinsi Kalimantan Tengah sebesar 78,05% (37.205) dari 47.669 jumlah bayi. Namun data ini belum mencakup semua kunjungan bayi yang melakukan kunjungan ke sarana pelayanan swasta. Untuk mengetahui kunjungan bayi secara detail terdapat pada tabel SPM 2.
2. Pelayanan Kesehatan Anak Pra Sekolah, Usia Sekolah dan Remaja
Pelayanan kesehatan pada kelompok anak pra sekolah, usia sekolah dan remaja dilakukan dengan pelaksanaan pemantauan dini terhadap tumbuh kembang dan pemantauan kesehatan anak pra sekolah, pemeriksaan anak sekolah/ sederajat, serta pelayanan kesehatan remaja, baik yang dilakukan oleh tenaga kesehatan maupun peran serta tenga terlatih lainnya seperti kader kesehatan, guru UKS dan dokter kecil.
Dari hasil pengumpulan data/ indikator kinerja SPM bidang kesehatan dari 14 kabupaten/ kota menunjukkan cakupan deteksi tumbuh kembang anak balita dan pra sekolah sebesar 22,09%, siswa SD/ MI yang diperiksa sebesar 53,96% dan pelayanan kesehatan remaja sebesar 61,69% (Tabel SPM 3).
3. Pelayanan Keluarga Berencana
Jumlah Pasangan Usia Subur (PUS) menurut hasil kompilasi data Profil Kesehatan Kabupaten/ Kota Tahun 2005 sebesar 310.810, sedangkan yang menjadi peserta KB aktif sebesar 238.463 (76,72%), dengan cakupan terendah di Kabupaten Sukamara (62,96%) dan cakupan tertinggi di Kabupaten Barito Selatan (83,12%), namun bila dibandingkan dengan target Indonesia Sehat 2010 sebesar 70% maka Propinsi Kalimantan Tengah sudah bisa melewati target tersebut (Tabel SPM 4)
4. Pelayanan Imunisasi
Pencapaian Universal Child Immunization pada dasarnya merupakan suatu gambaran terhadap cakupan sasaran bayi yang telah mendapatkan imunisasi secara lengkap. Bila cakupan UCI dikaitkan dengan batasan wilayah tertentu, berarti dalam wilayah tersebut dapat digambarkan besarnya tingkat kekebalan masyarakat terhadap penularan PD3I.
Indikator program imunisasi yang digunakan untuk mengukur pencapaian Indonesia Sehat 2010 adalah persentase desa yang mencapai UCI. Dari 1.348 desa yang ada di Propinsi Kalimantan Tengah dilaporkan 870 desa (64,54%) telah UCI, dengan cakupan terendah di Kabupaten Gunung Mas (26,73%) dan cakupan tertinggi di Kabupaten Sukamara (87,50%). Rendahnya cakupan UCI antara lain karena tingginya angka Drop Out (DO) terutama di daerah-daerah yang sulit dijangkau (sangat terpencil).
Pelayanan imunisasi bayi mencakup vaksinasi BCG, DPT (3 kali), Polio (4 kali), Hepatitis B ( 3 kali ) dan imunisasi Campak ( 1 kali ), yang dilaksanakan melalui pelayanan rutin di Posyandu dan fasilitas pelayanan kesehatan lainnya. Cakupan imunisasi BCG (83,57%), DPT 1 (77,42%), DPT 3 (73,51%) dan Hepatitis B (68,27%). Dari data tersebut kelihatan masih terdapat drop out (DO) sebesar 5,05%.
Selain imunisasi kepada bayi, imunisasi juga diberikan pada calon pengantin perempuan yaitu imunisasi TT sebanyak 2 kali demikian juga untuk ibu hamil sebanyak 2 kali selama kehamilan. Cakupan imunisasi TT 1 sebesar 68,1% dan TT2 sebesar 63,3% dari jumlah ibu hamil sebanyak 53.820 (Tabel IIS 21).
0 komentar:
Post a Comment
Silahkan masukkan saran, komentar saudara, dengan ikhlas saya akan meresponnya.