Friday, September 25, 2009

Model Penilaian Obligasi

Obligasi dengan pembayaran kupon secara tahunan akan memberikan serangkaian penerimaan bunga kupon, 1. yang tetap setiap tahun hingga tanggal jatuh temposerta nilai nominal sebesar M pada saat jatuh tempo.
Pendekatan discounted cash flow mengatakan bahwa nilai obligasi adalah present value dari semua penerimaan akibat membeli obligasi. Present value dari serang kaian penerimaan bunga kupon adalah present value annuity, sedangkan present value dari nilai nominal M adalah present value biasa.









Dimana :
VB = Nilai obligasi
I = Pembayaran bunga obligasi / kupon
K = Suku bunga yang berlaku
M = Nilai nominal obligasi
N = Usia obligasi yang tersisa
Contoh :
Obligasi dengan usia 3 tahun, nilai nominal 1000,- , memberikan kupon 50,- setiap tahun, suku bunga yang berlaku di pasar 7%.
= I (PVIFA, k,n) + M (PVIF,k,n)
= 50 (PVIFA, 7%,3) + M (PVIF, 7%, 3)
= 50 (2,6243) + 1000 (0,8163)
= 947,52,-
3. PERUBAHAN HARGA OBLIGASI
· Obligasi yang baru diterbitkan biasanya sama atau mendekati harga atau nilai nominalnya. Hal ini disebabkan karena bunga obligasi yang diberikan hampir sama dengan suu bunga yang berlaku di pasar. Yang dimaksud suku bunga yang berlaku di pasar adalah tingkat keuntungan yang disyaratkan investor pada suatu obligasi atau kd. Tinggi rendahnya tingkat keuntungan yang disyaratkan pada obligasi ini terganrung pada resiko kegagalan (default risk) obligasi yang perkirakan oleh investor. Default risk adalah risiko bahwa investor menderita kerugian karena penerbit obligasi tidak dapat membayar bunga dan pokok pinjaman (nilai nominal).
Contoh:
Obligasi dengan bunga 15%, nilai nominal 1000,-, usia 15 tahun. Suku bunga yang berlaku 15%.
V = I (PVIFA, k, n) + M (PVIF, k, n)
I = 15% x M
= 15% x 1000 = 150
K = 15%
M = 1000
N = 15
V = 150 (PVIFA, 15%, 15) + 1000 (PVIF, 15%, 15)
= 150 (5,8474) + 1000 (0,1229)
= 877,11 + 122,9
= 1000,-
Bias disimpulkan bahwa: jika bunga obligasi sama dengan tingkat keuntungan yang disyaratkan investor pada obligasi (Kd), nilai obligasi sama dengan nilai nominalnya.
· Harga obligasi di pasar sekunder berfluktuasi menyesuaikan diri dengan tingkat bunga yang berlaku di pasar. Jika suku bunga naik, investor juga akan menaikkan tingkat keuntungan yang disyaratkan pada obligasi. Nilai obligasi di pasar sekunder akan naik jika suku bunga atau tingkat keuntungan yang disyaratkan pada obligasi (Kd) turun. Ini terjadi karena bunga obligasi tetap tetapi tingkat keuntungan yang disyaratkan turun sehingga tingkat obligasi menjadi lebih menarik, otomatis harganya akan naik. Sebaliknya juka suku bunga atau tingkat keuntungan yang disyaratkan pada obligasi naik, harga obligasi akan turun. Dapat disimpulkan: jika bunga obligasi lebih besar daru Kd, harga obligasi lebih besar dari nilai nominalnya. Jika bunga obligasi lebih kecil dari Kd, harga obligasi lebih kecil dari nilai nominalnya.
Contoh:
Obligasi pada contoh sebelumnya.
Setahun setelah obligasi tersebut diterbitakan, berapa nilai obligasi jika: 1) Kd tetap 15%,2) jika Kd = 10% dan 3) jika Kd ­ = 20%.
d = 15%
Usia obligasi = n = 14
V = 150 ( PVIFA, 15%, 14) + 1000 (PVIF, 15%, 14)
= 150 (5,72,45) + 1000 (0,1413)
= 999,98
= 1000
Kd = 10%
V = 150 (PVIFA, 10%, 14) + 1000 (PVIF, 10%, 14)
= 150 (7,3667) + 1000 (012633)
= 1105,01 + 263,3
= 1368,31
Kd = 20%
V = 150 (PVIFA, 20%, 14) + 1000 (PVIF, 20%, 14)
= 150 (4,6106) + 1000 (0,0779)
= 691,59 + 77,9
= 769,49,-
· Obligasi yang dijual dibawah ini nominalnya disebut obligasi diskon (discount bonds) dan oligasi yang dijual di atas nilai nominalnya disebut obligasi premi (premium bonds). Berapapun suku bunga yang berlaku (Kd0, harga obligasi discount dan premium akan kembali ke nilai nominalnyapada saat obligasi jatuh tempo. Mengapa? Pada saat jatuh tempo, pemegang obligasi hanya menerima nilai nominalnya, tidak lebih dari itu.
· Semakin panjang usia obligasi, semakin besar perubahan harga obligasi tersebut jika terjadi perubahan suku bunga (Kd). Jadi obligasi berusia panjang lebih sensitive terhadap suku bunga dari pada obligasi yang berusia lebih pendek. Obligasi yang panjang dikatakan memiliki interest rate risk yang lebih tinggi. Interest rate risk artinya resiko kerugian akibat turunnya harga obligasi karena kenaikan suku bunga. Oleh karene itu semakin panjang usia suatu obligasi, semakin besar premi resiko yang sisyaratkan pada tingkat keuntungan obligasi tersebut.

OBLIGASI YANG MEMBAYAR BUNGA SETIAP TENGAH TAHUN
· Untuk menghitung nilai obligasi yang membayar bunga/kupon setiap 6 bulan (semian-nually), rumus menghitung nilai obligasi tetap dapat dipakai dengan modifikasi.






V = (PVIFA,kd/2,2n) + M (PVIF,kd/2,2n
Atau
Contoh:
Obligasi dengan usia 15 tahun, nilai nominal 1000,-, bunga obligasi 15%, bunga dibayar tiap 6 bulan, suku bunga yang berlaku 10%.
M = 1000
Kd/2 = 10%/2=5%
2n = 2(15) = 30
V = 75 (PVIFA, 5%, 30) + 1000 (PVIF, 5%, 30)
= 75 (15,3725) + 1000 (0,2314)
= 1152,94 + 231,40
= 1384,34,-
· Untuk menghitung obligasi yang membayar bunga setiap tiga bulanan, cara di atas dapat dipergunakan, dimana Kd dibagi 4 dan n dikalikan dengan 4. untuk obligasi yang membayar bunga setiap empat bulanan, Kd dibagi 3 dan n dikalikan 3.
5. YIELD TO MARTURITY OBLIGASI
· Yield To Marturity ( YTM) adalah suku bunga atau tingkat keuntungan yang dinikmati investor pada obligasi jika obligasi tersebut disimpan hingga tanggal jatuh tempo. YTM tidak lain adalah Kd atau suku bunga yang diginakan untuk mendiskonto semua penerimaan di masa mendatang karena kita membeli obligasi.
· Intereset atau Current Yiald adalah tingkat keuntungan ayng dinikmati pemegang obligasi dari bunga obligasi.





dimana:
CY = Current Yield
I = bunga obligasi selama 1 tahun
Po = Harga obligasi pada awal tahun
· Capital Gains Yield adalah tingakat keuntungan akibat perubahan harga obligasi. Capital Gains Yield benilai negative artinya ada kerugian akibat perubahan harga obligasi.




CGY =

Dimana:
CGY = Capitals Gains Yield
P1 = Harga obligasi pada akhir tahun
Po = Harga obligasi pada awal tahun
· Yield to Maturity adalah sama dengan current yield ditambah capital gains yield.




YTM = CY + (CYG)

Contoh:
Suatu obligasi memberikan bunga 150,-, nilai nominal 1000,-usia 15 tahun. Diterbitkan pada 1 / 1 / 93. Pada 1 / 1 / 94, suku bunga yang berlaku naik menjadi 20%. Berapa Current Yield dan Capital Ganis pada 1 / 1 / 94 ? Asumsi : suku bunga tetap 20%.
Po = 150 (PVIFA, 20%, 14) + 1000 (PVIF, 20%,14) = 769,49
P1 = 150 (PVIFA, 20%, 13) + 1000 (PVIF, 20%, 13) = 773,41
Keuntungan dari bunga obligasi = CY = = 19,49%
Keuntungan dari perubahan harga = CGY = = 0,515%
Keuntungan total (YTM) = Kd = 20%

OBLIGASI YANG CALLABE
· Obligasi yang callable atau callable bonds adalah obligasi yang dapat ditarik (di beli kembali) oleh perusahaan penerbitan sebelum obligasi tersebut jatuh tempo. Alasan perusahaan penerbit menarik obligasi sebelum jatuh tempo adalah suku bunga yang berlaku turun dibandingkan suku bunga yang berlaku ketika obligasi diterbitkan. Turunnya suku bunga akan merugikan perusahaan karena perusahaan membayar bunga obligasi yang jauh lebih tinggi dari suku bunga atau tingkat keuntungan yang disyaratkaninvestor pada obligasi. Misalnya suatu perusahaan menerbitkan obligasi pada t = 0. pada saat itu suku bunga deposito bank pemerintah (bebas risiko) adalah 10%, sehingga investor mensyaratkan tingkat keuntungan yang di harapkan pada obligasi sebesar 10% + premi risiko 5% = 15%. Obligasi harus memberikan bunga paling tidak 15% agar investor bersedia membeli. Seandainya pada t = 1 suku bunga deposito turun menjadi 8% + premi 5% = 13% (diasumsikan premi risiko obligasi tetap 5%). Artinya investor sebenarnya bersedia membeli obligasi jika bunga obligasi sebesar 13%, tetapi obligasi perusahaan dan menguntungkan pemengang obligasi.
·     Obligasi yang Callable memilih elemen “Call price” yakni harga yang akan dibayar penerbit obligasi ketika menarik kembali obligasi, serta “grace period” yakni suatu periode dimana penerbit obligasi tidak boleh menarik obligasi (biasanya beberapa tahun menghitung nilai obligasi yang callable).
·      Rumus Menghitung nilai obligasi yang callable :




VB =

Dimana :
VB = Nilai Obligasi yang Callable
N = Grace period
Atau :




VB = I (PVIfA,K,N) + Call price (PVIF,K,N)

Contoh :
Obligasi yang Callable memberikan bunga 159,- per tahun. Nilai nominal 1000,-. Usia obligasi 20 tahun. Obligasi ini dapat di tarik sewaktu-waktu setelah 4 tahun diterbitkan dengan harga 1150,-. Suku bunga yang berlaku 10%.
Call price = 1150
Kd = 10%
N = 4
I = 150
V = 150 (PvIFA, 10%, 4) + 1150 (PVIF, 10%, 4)
= 150 (3,1699) + 1150 (0,6830)
= 475,48 + 785,45
= 1260,93,-

·    Tingkat keuntungan yang disyaratkan invertor pada obligasi yang Callable disebut Yield To Call (YTC) yang prinsipnya adalah sama dengan Kd atau Yield To Maturity. Pada umumnya untuk obligasi dengan risiko sama, investor mensyaratkan suatu ingkat keuntungan yag lebih tinggi pada obligasi callable dari pada obligasi biasa. Ini disebabkan karena hak menarik kembali obligasi sebelum jatuh tempo merupakan keunungan bagi penerbit dan kerugian bagi pemegang obligasi (misalnya, investor tidak dapat menikmati keuntungan dari kenaikkan harga obligasi di pasar eskunder pada saat suku bunga turun karena obligasi ditarik kembali pada call price). Menyadari hal ini investor mensyaratkan premi yang lebih tinggi pada obligasi callable.
Share :

1 komentar:

Silahkan masukkan saran, komentar saudara, dengan ikhlas saya akan meresponnya.

 
SEO Stats powered by MyPagerank.Net
My Ping in TotalPing.com