Sunday, October 25, 2009

SKRIPSI AKADEMI KEPERAWATAN

BAB I PENDAHULUAN : A. Latar Belakang - Indonesia menempati urutan nomor 4 di dunia dalam hal jumlah penduduk, dengan remaja sebagai bagian dari penduduk yang ada. Propinsi Lampung pada tahun 2006 dihuni oleh 222.051.298 jiwa dengan jumlah penduduk laki-laki 110.873.335 jiwa dan penduduk perempuan 111.177.963 jiwa (Hasil Sensus BPS Lampung, 2006).

Masa remaja merupakan salah satu tahap dalam kehidupan manusia yang sering disebut sebagai masa pubertas yaitu masa peralihan dari anak-anak ke masa dewasa. Pada tahap ini remaja akan mengalami suatu perubahan fisik, emosional dan sosial sebagai ciri dalam masa pubertas. Dan dari berbagai ciri pubertas tersebut, menarche merupakan perbedaan yang mendasar antara pubertas pria dan pubertas wanita. Menarche adalah saat haid/menstruasi yang datang pertama kali yang sebenarnya merupakan puncak dari serangkaian perubahan yang terjadi pada seorang remaja putri yang sedang menginjak dewasa dan sebagai tanda bahwa ia sudah mampu hamil. 

Usia remaja putri saat mengalami menarche bervariasi lebar, yaitu antara usia 10-16 tahun, tetapi rata-rata pada usia 12,5 tahun. Statistik menunjukkan bahwa usia menarche dipengaruhi faktor keturunan, keadaan gizi dan kesehatan umum 

(Sarwono, 2005).
Peristiwa ini menguntungkan pertumbuhan dan perkembangan tanda seks skunder wanita itu. Tanda seks skunder pada wanita meliputi pertumbuhan rambut dengan patrun/pola tertentu pada ketiak, rambut monfeneris (rambut kemaluan), pertumbuhan dan perkembangan buah dada, pertumbuhan distribusi jaringan lemakterutama pada pinggang wanita. Dari sudut perasaan kewanitaan sudah memperhatikan jasmani serta kecantikan, mulai ingin dipuja dan mulai memuja seseorang karena jatuh cinta. Masa pancaroba ini yang memerlukan perhatian orang tua karena sejak masa menstruasi pertama berarti ada kemungkinan menjadi hamil bila berhubungan dengan lawan jenisnya. (Manuaba,1998) 

Sebab itu, sosialisasi program kesehatan reproduksi dikalangan remaja harus lebih pada menanamkan kesadaran akan arti pentingnya kesehatan reproduksi. Mengingat masih banyak keluarga atau orang tua yang tidak memberi cukup ruang bagi anak-anaknya untuk bertanya tentang kespro. Juga agar remaja memiliki pemahaman tentang kesehatan reproduksi dari sisi medis tentunya.

(Lampung post, jumat 5 oktober 2007)
Menurut Keputusan Mentri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 1475/MENKES/SK/X/2003 Tentang Standar Pelayanan Minimal Kesehatan Kabupaten/Kota mentargetkan 80% untuk cakupan pelayanan kesehatan remaja tahun 2010.

Jumlah penduduk Kabupaten Lampung Timur 929.234 jiwa dengan jumlah remaja usia 10-14 tahun sebanyak 46.507 jiwa penduduk laki-laki dan 52.154 jiwa penduduk perempuan. Dan jumlah remaja usia 15-19 tahun sebanyak 46.795 jiwa penduduk laki-laki dan 43.245 jiwa penduduk perempuan.

(Hasil Sensus BPS Lampung, 2006)
Di SMP Negeri 1 Labuhan Ratu Lampung Timur terdapat 331 remaja Putri. Dari hasil prasurvei terhadap 150 siswi SMP Negeri 1 Labuhan Ratu Lampung Timur sebanyak 133 orang siswi belum pernah mendapatkan informasi tentang menarche (haid pertama) dan 17 orang siswi menyatakan sudah pernah mendapatkan informasi tentang menarche oleh ibu mereka. 

Berdasarkan fenomena di atas, maka penulis tertarik melakukan penelitian untuk mengetahui bagaimana gambaran pengetahuan dan sikap remaja putri tentang menarche di SMP Negeri 1 Labuhan Ratu Lampung Timur.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian yang terdapat pada latar belakang maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah “Bagaimana gambaran pengetahuan dan sikap remaja putri tentang menarche di SMP Negeri 1 Labuhan Ratu Lampung Timur tahun
2008 ?”
C. Ruang Lingkup Penelitian
Dalam penelitian ini penulis membatasi ruang lingkup yang diteliti sebagai berikut :
1. Jenis Penelitian
Dalam penelitian ini penulis menggunakan jenis penelitian deskriptif.
2. Subyek Penelitian
Remaja putri siswi kelas VII,VIII, DAN IX SMP Negeri 1 Labuhan Ratu Lampung Timur.
3. Obyek Penelitian
Pengetahuan dan sikap remaja putri tentang menarche.
4. Lokasi penelitian
Di SMP Negeri 1 Labuhan Ratu Lampung Timur.
5. Waktu Penelitian
Februari-Juni 2008
6. Alasan Penelitian
Kurangnya pengetahuan remaja putri tentang menarche (haid pertama)
D. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
Untuk mengetahui gambaran pengetahuan dan sikap remaja putri tentang menarche di SMP Negeri 1 Labuhan Ratu Lampung Timur.
2. Tujuan Khusus
a. Untuk memperoleh gambaran pengetahuan remaja putri tentang menarche di SMP Negeri 1 Labuhan Ratu Lampung Timur.
b. Untuk memperoleh gambaran sikap remaja putri tentang menarche di SMP Negeri 1 Labuhan Ratu Lampung Timur.
E. Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat :
1. Bagi Institusi Pendidikan AKBID Wira Buana Metro.
Dapat menambah wawasan bagi mahasiswa dan sebagai bahan bacaan di perpustakaan atau referensi.
2. Bagi SMP Negeri I Labuhan Ratu Lampung Timur
Sebagai masukan informasi bagi sekolah mengenai pengetahuan dan sikap remaja putri tentang menarche. Sehingga bisa memberikan penyuluhan tentang kesehatan reproduksi bagi para murid terutama kepada siswi SMP N 1 Labuhan Ratu Lampung Timur
3. Bagi Peneliti Selanjutnya
Dapat memberikan masukan hal-hal apa saja yang telah diteliti sehingga digunakan sebagai referensi untuk penelitian selanjutnya.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. Pengetahuan

1. Pengertian Pengetahuan
Pengetahuan (know ledge) adalah hasil tahu dari manusia yang sekedar menjawab pernyataan “what”, misalnya apa air, apa manusia, apa alam dan sebagainya (Notoatmodjo, 2002).
Pengetahuan adalah hasil dari tahu dan ini terjadi setelah orang melakukan penginderaan terhadap suatu obyek tertentu. Penginderaan terjadi melalui pancaindra manusia, yaitu : penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa dan raba
(Notoatmodjo, 2003).
2. Tingkatan Pengetahuan
Pengetahuan mempunyai 6 tingkatan yaitu :
a. Tahu (know)
Yaitu kemampuan untuk mengingat suatu materi yang telah dipelajari sebelumnya, termasuk diantaranya adalah mengingat kembali (recall) terhadap suatu yang spesifik dari seluruh bahan yang dipelajari atau rangsangan yang telah diterima.
b. Memahami (comprehention)
Yaitu suatu kemampuan untuk menjelaskan secara benar tentang obyek yang diketahui dan dapat menginterpretasikan materi tersebut secara benar.
c. Menerapkan (application)
Yaitu kemampuan untuk menggunakan materi yang telah dipelajari pada situasi atau kondisi riil (sebenarnya).
d. Analisis (analysis)
Yaitu kemampuan untuk menyebarkan materi suatu obyek kedalam komponen-komponen, tetapi masih dalam suatu struktur organisasi tersebut dan masih ada kaitannya satu sama lain.
e. Sintesa (synthesis)
Yaitu kemampuan untuk meletakkan atau menghubungkan bagian-bagian di dalam suatu bentuk keseluruhan yang baru.
f. Evaluasi (evaluation)
Yaitu kemampuan untuk melakukan penilaian menggunakan kriteria-kriteria yang telah ada, misalnya dapat membandingkan, menanggapi pendapat dan menafsirkan sebab-sebab suatu kejadian (Notoatmodjo, 2003).

B. Sikap

1. Pengertian Sikap
Sikap merupakan reaksi atau respon seseorang yang masih tertutup terhadap suatu stimulasi atau obyek. Manifestasi sikap itu tidak dapat langsung dilihat, tetapi hanya dapat ditafsirkan terlebih dahulu dari perilaku yang tertutup. Sikap itu merupakan kesiapan atau kesediaan untuk bertindak dan bukan merupakan pelaksana motif tertentu (Notoatmodjo, 2007).
2. Komponen Sikap
Ada tiga komponen yang secara bersama-sama membentuk sikap yang utuh (total attitude) yaitu :
a. Kognitif (cognitive).
Berisi kepercayaan seseorang mengenai apa yang berlaku atau apa yang benar bagi obyek sikap. Sekali kepercayaan itu telah terbentuk maka ia akan menjadi dasar seseorang mengenai apa yang dapat diharapkan dari obyek tertentu.
b. Afektif (affective)
Menyangkut masalah emosional subyektif seseorang terhadap suatu obyek sikap. Secara umum komponen ini disamakan dengan perasaan yang dimiliki obyek tertentu.
c. Konatif (conative)
Komponen konatif atau komponen perilaku dalam struktur sikap menunjukkan bagaimana perilaku atau kecenderungan berperilaku dengan yang ada dalam diri seseorang berkaitan dengan obyek sikap yang dihadapi (Notoatmodjo ,1997).
3. Tingkatan Sikap
Berbagai tingkatan dalam pembentukan sikap yaitu :
a. Menerima (receiving)
Pada tingkat ini, seseorang sadar akan kehadiran sesuatu (orang nilai perbedaan) dan orang tersebut akan menjelaskan sikap seperti mendengarkan, menghindari atau menerima keadaan tersebut.
b. Merespon (responding)
Yaitu memberikan jawaban apabila ditanya, mengerjakan atau menjelaskan tugas yang diberikan sebagai sikapnya terhadap hal tertentu.
c. Menghargai (valuing)
Yaitu sikap untuk mengajak orang lain mengerjakan atau mendiskusikan suatu masalah.
d. Bertanggung jawab (responsible)
Yaitu rasa tanggung jawab atas segala sesuatu yang telah dipilihnya dengan segala resiko (Notoatmodjo, 2007).
C. Menarche
1. Pengertian Menarche
Menarche adalah saat haid/menstruasi yang datang pertama kali pada seorang remaja putri yang sedang menginjak dewasa (Llewellyn-Jones, 2005).
Usia remaja putri pada waktu mengalami menarche bervariasi lebar, yaitu antara usia 10 – 16 tahun, tetapi rata-rata terjadi pada usia 12,5 tahun. Menarche yang terjadi sebelum usia 8 tahun disebut menstruasi precox (Sarwono, 2005).
Seiring dengan perubahan pola hidup saat ini ada kecenderungan anak perempuan mendapatkan menstruasi yang pertama kali usianya makin lebih muda. Ada 2 faktor yang menyebabkan terjadinya menstruasi datang lebih dini, yaitu faktor internal dan faktor eksternal. Faktor internal biasanya terjadi karena adanya ketidakseimbangan hormonal yang dibawa sejak lahir. Kondisi ini kemudian dipicu pula oleh faktor eksternal, seperti makanan (terutama junkfood), lingkungan yang modern serta tingkat kemakmuran masyarakat di suatu daerah.
Kejadian yang penting dalam pubertas adalah pertumbuhan badan yang cepat, timbulnya ciri-ciri kelamin skunder, menarche, dan perubahan psikis. Menarche merupakan perbedaan yang mendasar antara pubertas pria dan pubertas wanita.
Pengaruh peningkatan hormon yang pertama-tama nampak adalah perubahan badan anak yang lebih cepat terutama ekstremitasnya, dan badan lambat laun mendapat bentuk sesuai dengan jenis kelamin. Walaupun ada pengaruh hormon somatotropin, diduga pada wanita kecepatan pertumbuhan terutama disebabkan oleh estrogen. Estrogen ini pula yang pada suatu waktu menyebabkan penutupan garis epifis tulang-tulang, sehingga pertumbuhan badan berhenti. Pengaruh esterogen yang lain ialah pertumbuhan genetalia interna, genetalia eksterna, dan ciri-ciri kelamin sekunder. Dalam masa pubertas genetalia interna dan genetalia eksterna lambat laun tumbuh untuk mencapai bentuk dan sifat seperti pada masa dewasa.
Perkembangan dalam bidang rohani ialah penyesuaian diri dalam alam terlindung serta aman menuju ke arah alam berdiri sendiri dan bertanggung jawab, dari alam pikiran egosentrik ke alam pikiran yang lebih matang.
2. Haid
Haid adalah perdarahan secara periodik dan siklik dari uterus disertai pelepasan endometrium. Lama haid biasanya antara 3 – 5 hari, ada yang 1 – 2 hari diikuti darah sedikit-sedikit kemudian dan ada yang 7 – 8 hari. Pada setiap wanita biasanya lama haid itu tetap. (Sarwono, 2005).
Haid bukanlah suatu penyakit. Haid merupakan puncak dari serangkaian perubahan yang terjadi pada seorang remaja putri yang sedang menginjak dewasa dan sebagai tanda bahwa ia sudah mampu hamil (Llewellyn-Jones, 2005).
3. Siklus Haid
Siklus haid adalah jarak antara tanggal mulainya haid yang lalu dan mulainya haid berikutnya. Panjang siklus haid yang normal atau dianggap sebagai siklus haid yang klasik ialah 28 hari ditambah atau dikurangi 2 – 3 hari (Sarwono, 2005).
Pada dasarnya siklus haid pada setiap wanita bervariasi, karena kadar hormon estrogen yang diproduksi oleh setiap tubuh wanita berbeda. Menarche diikuti haid yang sering tidak teratur karena folikel Graaf belum melepaskan ovum yang disebut ovulasi. Tetapi lama-lama sekitar 4 sampai 6 tahun sejak menarche, pola haid sudah terbentuk dengan siklus haid menjadi teratur (Llewellyn-Jones, 2005).
4. Fase-fase dalam siklus haid adalah sebagai berikut :
a. Fase menstruasi
Berlangsung sekitar 3 sampai 5 hari. Dalam fase ini lapisan stratum kompakta dan spongiosa endometrium dilepaskan dari dinding uterus disertai perdarahan. Hanya tertinggal lapisan stratum basalis 0,5 mm. Darah haid mengandung darah vena dan arteri dengan sel-sel darah merah dalam hemolisis atau aglutinasi, sel-sel epitel dan stroma yang mengalami disintegrasi dan otolisis, dan sekret dari uterus, serviks dan kelenjar-kelenjar vulva.
b. Fase regenerasi
Fase ini dimulai pada hari ke empat menstruasi, luka bekas pelepasan endometrium sebagian besar berangsur-angsur sembuh dan ditutup kembali oleh epital selaput lendir endometrium. Sel basalis mulai berkembang, mengalami mitosis dan kelenjar endometrium mulai tumbuh kembali.
c. Fase proliferasi
Berlangsung sejak hari ke 5 sampai 14. Pada fase ini endometrium tumbuh menjadi setebal ± 3,5 mm.
Dalam fase regenerasi sampai proliferasi, endometrium dipengaruhi oleh hormon estrogen dan sejak ovulasi korpus luteum mengeluarkan hormon estrogen dan progesteron yang mempengaruhi terjadinya fase sekresi.
d. Fase sekresi
Fase ini mulai sesudah ovulasi dan berlangsung dari hari ke –14 sampai ke-28. Dalam fase ini tebal endometrium tetap, hanya kelenjarnya lebih berkelok-kelok dan mengeluarkan sekret. Sel endometrium mengandung banyak glikogen, protein, air dan mineral untuk persiapan menerima implantasi dalam memberikan nutrisi pada zigot. Umur korpus luteum hanya berlangsung 8 hari dan setelahnya mengalami kematian sehingga tidak lagi mengeluarkan hormon estrogen dan progesteron yang kemudian menimbulkan iskemia stratum kompakta dan stratum spongiosa diikuti vaso dilatasi pembuluh darah yang menyebabkan pelepasan lapisan endometrium dalam bentuk perdarahan menstruasi dan siklus haid berulang kembali (Manuaba, 1998).
Siklus haid juga dipengaruhi oleh stress, kelelahan fisik, pikiran dan penggunaan obat untuk sakit jangka panjang (misal : hipertensi, diabetes, asma). Hal-hal tersebut secara tidak langsung akan mempengaruhi pembuatan zat-zat hormon seksual seperti estrogen dan progesteron, sehingga menyebabkan gangguan pada siklus haid. Namun biasanya tidak akan berlangsung lama karena tubuh bisa segera beradaptasi dengan faktor pemicu tersebut. Jadi jika baru terjadi pertama kali, tidak ada yang perlu dikhawatirkan. Namun sebaiknya pantau terus di bulan-bulan berikutnya. Bila terjadi sampai 3 bulan berturut-turut sebaiknya segera konsultasikan ke dokter kandungan agar dapat ditemukan penyebab dan solusinya (Llewellyn-Jones, 2005).
5. Hal – Hal Yang Perlu Diperhatikan pada Saat Haid
Kejadian menarche dan menstruasi dipengaruhi beberapa faktor yang mempunyai sistem tersendiri yaitu :
1. Sistem susunan sarat pusat dengan pancaindranya.
2. Sistem hormonal aksis hipotalamo-hipofisis-ovarial.
3. Perubahan yang terjadi pada ovarium.
4. Perubahan yang terjadi pada uterus sebagai organ akhir.
5. Rangsangan estrogen dan progesteron pada pancaindra, langsung pada hipotalamus dan melalui perubahan emosi (Manuaba, 1998).
Selama 2 hari sebelum haid dimulai, banyak wanita merasa tidak enak badan, mereka mengalami pusing-pusing, perut kembung, letih atau mudah tersinggung dan mungkin merasakan tekanan didaerah pinggul. Pada umumnya gejala hilang ketika haid dimulai. Banyak gadis merasa sakit saat haid. Keluhan ini disebut dysmenorrea dan biasanya baru timbul 2 atau 3 tahun sesudah menarche. Umumnya hanya terjadi pada siklus haid yang disertai pelepasan sel telur. Kadang-kadang juga pada siklus haid yang tidak disertai pengeluaran sel telur (disebut siklus anuvulatory), terutama bila darah haid membeku di dalam rahim. Jadi rasa sakit terjadi ketika bekuan-bekuan itu di dorong keluar rahim. Rasa sakit yang menyerupai kejang ini terasa di perut bagian bawah. Biasanya dimulai 24 jam sebelum haid datang, dan berlangsung sampai 12 jam pertama dari masa haid. Sesudah itu semua rasa tidak enak itu tadi hilang. (Llewellyn-Jones, 2005).
Perlindungan selama haid sangat penting karena pada saat haid pembuluh darah dalam rahim sangat mudah terkena penyakit infeksi. Apabila kebersihan alat kelamin tidak dijaga, kuman akan mudah masuk melalui kemaluan, mulut rahim dan masuk kealiran darah melalui pembuluh darah di dinding rahim yang dapat menimbulkan penyakit pada saluran reproduksi. Selama haid tidak seorang wanita pun ingin bajunya tercemar oleh darah haid. Dulu sobekan kain digunakan sebagai penyerap darah haid yang ditempatkan pada vulva. Sekarang tersedia pembalut untuk ditempelkan pada celana wanita untuk melindungi terhadap noda haid. Penggunaan pembalut selama haid harus diganti secara teratur 2 – 3 kali sehari atau setelah mandi dan buang air kecil. Metode lain untuk perlindungan selama haid adalah dengan tampon yang dimasukkan ke dalam vagina dan harus diganti setiap 4 jam selama haid. Wanita yang memilih tampon beresiko tinggi mengalami gangguan vagina dan kondisi toxic shock yang dengan tiba-tiba menderita suhu tinggi, radang tenggorokan, sakit kepala, sakit otot, bintik-bintik merah meliputi kulit, mata memerah, tiga hari kemudian kulit mengelupas seperti ketombe, tekanan darah turun dan kadang diare. Toxic shock disebabkan oleh pelepasan toksin dari bakteri staphylococcus aureus yang hidup di dalam vagina (Llywellyn-Jones, 2005).
6. Bila Haid Pertama Datang Terlambat
Seorang gadis, dan terutama orang tuanya, akan merasa risau apabila haid pertama tidak kunjung tiba. Bila sampai umur 16 tahun belum juga haid, dan terutama bila tubuh gadis itu pendek, sebaiknya memeriksakan ke dokter. Dokter akan mencatat sejarah haidnya, keadaan fisik dan pinggul secara cermat (meskipun kadang-kadang cukup dengan memasukan sebuah jari ke dalam rektum). Jika diakhir pemeriksaan dokter tidak dapat mengetahui mengapa haid belum juga dimulai, dia harus dibawa ke ahli kandungan untuk pemeriksaan khusus. (Llywellyn-Jones, 2005).
D. Remaja
1. Pengertian Remaja
Masa Remaja, menurut Mappiare (1982), berlangsung antara umur 12 tahun sampai dengan 21 tahun bagi wanita dan 13 tahun sampai dengan 22 tahun bagi pria. Rentang usia remaja ini dapat dibagi menjadi dua bagian, yaitu usia 12/13 tahun sampai dengan 17/18 tahun adalah remaja awal, dan usia 17/18 tahun sampai dengan 21/22 tahun adalah remaja akhir. Menurut hukum dismenore Amerika Serikat saat ini, individu dianggap telah dewasa apabila telah mencapai usia 18 tahun dan bukan 21 tahun seperti ketentuan sebelumnya (Hurlock,1991). Pada usia ini, umumnya anak sedang duduk di bangku sekolah menengah.
Remaja, yang dalam bahasa aslinya disebut adolescence, berasal dari bahasa latin adolescere yang artinya ” tumbuh atau tumbuh untuk mencapai kematangan ”.
Perkembangan lebih lanjut, istilah adolescence sesungguhnya memiliki arti yang luas, mencakup kematangan mental, emosional, sosial dan fisik ( Hurlock, 1991). Pandangan ini dismenoredukung oleh Piaget yang mengatakan bahwa secara psikologis, remaja adalah suatu usia di mana individu menjadi terintegrasi ke dalam masyarakat dewasa, suatu usia dismenore mana anak tidak merasa bahwa dirinya berada dismenore bawah tingkat orang yang lebih tua melainkan merasa sama, atau paling tidak sejajar.
Remaja juga sedang mengalami perkembangan pesat dalam aspek intelektual. Transformasi intelektual dari cara berfikir remaja ini memungkinkan mereka tidak hanya mampu mengintegrasikan dirinya ke dalam masyarakat dewasa, tapi juga merupakan karakteristik yang paling menonjol dari semua priode perkembangan. (Shaw dan Costanzo,1985)
Remaja sebetulnya tidak mempunyai tempat yang jelas. Mereka sudah tidak termasuk golongan anak-anak, tetapi belum juga dapat diterima secara penuh untuk masuk ke golongan orang dewasa. Remaja ada diantara anak dan orang dewasa. Oleh karena itu, remaja sering dikenal dengan fase ”mencari jati diri” atau fase ”topan dan badai”. Remaja masih belum mampu menguasai dan memfungsikan secara maksimal fungsi fisik maupun psikisnya (Monks dkk.,1989).
2. Tugas-Tugas Perkembangan Masa Remaja
Tugas perkembangan masa remaja difokuskan pada upaya meninggalkan sikap dan prilaku kanak-kanak serta berusaha untuk mencapai kemampuan bersikap dan berprilaku secara dewasa. Adapun tugas-tugas perkembangan masa remaja menurut Hurlock (1991) adalah berusaha :
  1. mampu menerima keadaan fisiknya
  2. mampu menerima dan memahami peran seks usia dewasa
  3. mampu membina hubungan baik dengan anggota kelompok yang berlainan jenis
  4. mencapai kemandirian emosional
  5. mencapai kemandirian ekonomi
  6. mengembangkan konsep dan keterampilan intelektual yang sangat diperlukan untuk melakukan peran sebagai anggota masyarakat
  7. memahami dan menginternalisasikan nilai-nilai orang dewasa dan orang tua
  8. mengembangkan prilaku tanggung jawab sosial yang diperlukan untuk memasuki dunia dewasa.
  9. memprsiapkan diri untuk memasuki perkawinan
  10. memahami dan mempersiapkan berbagai tanggung jawab kehidupan keluarga.

E. Kerangka Konsep Penelitian

Kerangka konsep penelitian pada dasarnya adalah kerangka hubungan antara konsep-konsep yang ingin diamati atau diukur melalui penelitian-penelitian yang akan dilakukan (Notoatmodjo, 2005). Untuk lebih jelasnya kerangka konsep penelitian dapat dilihat pada bagan di bawah ini :
Gambar 1. Kerangka Konsep Penelitian
F. Definisi Operasional
Definisi oprasional adalah mendefinisikan variabel secara oprasional berdasarkan karakteristik yang diamati, memungkinkan peneliti untuk melakukan observasi atau pengukuran secara cermat terhadap suatu objek atau suatu fenomena.
(A. Aziz Alimul Hidayat, 2007).
Tabel 1. Definisi Operasional
No.
Variabel
Definisi Oprasional
Cara ukur
Alat ukur
Hasil ukur
Skala
Kriteria
Nilai
1.
Remaja putri
Pengetahuan
Usia beranjak dewasa pada anak perempuan
(usia 12-17 thn)
Kemampuan responden dalam menjawab kuesioner yang diberikan.
Angket
kuesioner
- Menarche
- Belum menarche
a. Baik
b. Tidak baik/kurang
Nilai >
Nilai <
Interval
2.
Sikap
Perilaku dalam menerima menarche.
Angket
Kuesioner
Sikap positif atau mendukung
(favorable)
Sikap negatif atau tidak mendukung
(unfavorable)
Ordinal
BAB III
METODE PENELITIAN

A. Rancangan Penelitian

Rancangan penelitian adalah pola rencana kegiatan penelitian yang disusun sedemikian rupa untuk menjawab penelitian. Rencana penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif dimana penelitian hanya untuk mengetahui gambaran tentang tingkat pengetahuan dan sikap remaja putri terhadap menarche secara obyektif tanpa menganalisis lebih lanjut.
Penelitian deskriptif adalah suatu metode penelitian yang dilakukan dengan tujuan utama membuat gambaran tentang suatu keadaan secara obyektif.
(Notoatmodjo, 2005).

B. Populasi dan Sampel

1. Populasi
Populasi adalah keseluruhan subjek penelitian. (Arikunto, 2006)
Populasi adalah keseluruhan obyek penelitian atau obyek yang diteliti dan memiliki sifat-sifat yang sama (Notoatmodjo, 2002).
Adapun yang menjadi populasi dalam penelitian ini adalah seluruh remaja putri kelas VII, VIII dan IX SMP Negeri 1 Labuhan Ratu Lampung Timur yang memiliki rentan usia 12-17 tahun, dimana rentan usia ini menurut Mappiare masuk ke dalam remaja awal, yang berjumlah 331 remaja putri dengan rincian sebagai berikut :
  1. Remaja putri kelas VII ada 100 orang
  2. Remaja putri kelas VIII ada 112 orang
  3. Remaja putri kelas IX ada 119 0rang
2. Sampel
Sampel adalah sebagian yang diambil dari keseluruhan objek yang diambil dari keseluruhan objek yang diteliti dan dismenore anggap mewakili seluruh populasi ( Notoadmodjo, 2005). Sampel yang diambil dalam penelitian ini adalah seluruh remaja putri/siswi di SMP N 1 Labuhan Ratu Lampung Timur yang berjumlah 181 orang dengan menggunakan rumus :
n = 181 orang
Teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah quota sampling, pengambilan sampel secara quota dilakukan dengan cara menetapkan sejumlah anggota sampel secara quota atau jatah. Teknik sampling ini dilakukan dengan cara pertama-tama menetapkan berapa besar jumlah sampel yang diperlukan atau menetapkan quontum (jatah). Kemudian jumlah atau quontum itulah yang dijadikan dasar untuk mengambil unit sampel yang diperlukan (Notoatmodjo, 2005). Adapun besar atau jumlah pembagian sampel untuk masing-masing usia adalah :
  1. Remaja putri kelas VII
  1. Remaja putri kelas VIII
  1. Remaja putri kelas IX
Jadi sampel yang digunakan dapat dirinci sebagai berikut :
a. Remaja putri kelas VII = 55 orang
b. Remaja putri kelas VIII = 61 orang
c. Remaja putri kelas IX = 65 orang
Jumlah = 181 orang
C. Variabel Penelitian
Variabel penelitian adalah penjabaran lebih lanjut tentang sesuatu yang akan diteliti. Variabel mengandung pengertian ukuran atau ciri yang dimiliki oleh anggota-anggota atau kelompok yang berbeda dengan yang dimiliki oleh kelompok lain (Notoatmodjo, 2002).
Dalam penelitian ini terdiri dari variabel pengetahuan dan sikap.
D. Alat ukur yang digunakan adalah :
1. Pengukuran pengetahuan
Untuk mengukur pengetahuan, teknik pengukuran yang digunakan adalah angket dan alat ukur berupa kuesioner yang diberikan kepada para responden yang berisi pertanyaan benar dan salah mencakup 10 pertanyaan. Jika jawaban benar mendapat skor 1 (nilai tertinggi) dan bila jawaban yang diberikan salah mendapat skor 0 (nilai terendah). Skala pengukuran yang digunakan adalah skala ordinal.
2. Pengukuran Sikap
Untuk mengukur sikap, teknik pengukuran yang digunakan adalah dengan angket dan alat ukur berupa kuesioner yang diberikan pada responden yang berupa pernyataan sangat setuju, setuju, tidak setuju dan sangat tidak setuju yang pada setiap item pernyataan memiliki altenatif pendapat yang dikategorikan dalam sikap positif atau mendukung (favorable) dan sikap negatif atau tidak mendukung (unfavorable). Pengukuran sikap menggunakan skala nominal.
Setelah terkumpulnya data melalui kuesioner, maka dilakukan tahap pengolahan data yang melalui beberapa tahapan sebagai berikut :
a. Editing
Pada tahap ini, penulis melakukan penilaian terhadap data yang diperoleh kemudian diteliti apakah terdapat kekeliruan atau tidak dalam pengisiannya.
b. Coding
Setelah dilakukan editing, selanjutnya penulis memberikan kode tertentu pada tiap-tiap data sehingga memudahkan dalam melakukan analisis data.
c. Scorting
Pada tahap ini, untuk variabel pengetahuan, hasil ukurnya jika jawaban benar diberi nilai 1 dan jika salah nilainya 0. Untuk variabel sikap pada kategori favorable hasil ukurnya bila SS = 4, S = 3, TS = 2 dan STS = 1. Sedangkan pada unfavorable bila SS = 1, S = 2, TS = 3 dan STS = 4.
d. Tabulating
Setelah dilakukan pengkodean dan skorsing pada semua data selanjutnya data diolah secara manual.
E. Teknik Analisis Data
Teknik analisis data yang dipergunakan dalam penelitian ini adalah analisis univariat, dimana secara menyeluruh data yang sejenis atau mendeteksi digabungkan, yang kemudian dibuat tabel distribusi frekuensi untuk dipresentasikan.
Untuk pengetahuan, pengolahan dan analisis data dilakukan secara manual dengan menggunakan rumus sebagai berikut :
P =
Keterangan :
P : Persentase.
f : Frekuensi
N : Jumlah responden
(Eko Budiarto, 2002)
Setelah dilakukan langkah-langkah tersebut, dilakukan analisa data dengan menggunakan ketentuan sebagai berikut :
1. baik = jika nilai di atas atau sama dengan nilai rata-rata responden
2. tidak baik/kurang = jika nilai di bawah nilai rata-rata responden.
Sedangkan untuk sikap, pengolahan dan analisis data dengan menggunakan rumus skor sebagai berikut :
Keterangan :
T : Standarisasi dari X1
X1 : Data X dari ke – 1
: Rata – rata
SD : Standar deviasi dari X
n : Banyaknya data yang di ambil.
Dikatakan favorable jika score
Dikatakan unfavorable jika score
DAFTAR PUSTAKA
Ali, M, 2006, Psikologi Remaja, Bumi Aksara, Jakarta.
Arikunto, S., 2006, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktis, Rineka Cipta, Jakarta.
Azwar, S., 1995, Sikap Manusia, Teori dan Pengukurannya, Penerbit Pustaka Pelajar, Yogyakarta.
Derek Llewellyn - Jones, 2005, Setiap Wanita, Jakarta.
Manuaba I. Gde Bagus,1998. Ilmu Kebidanan, Penyakit Kandungan dan Keluarga Berencana, Jakarta.
Notoatmodjo, S., 2003, Metodologi Penelitian Kesehatan, Rineka Cipta, Jakarta.
_____________, 2003, Pengantar Pendidikan dan Ilmu Prilaku Kesehatan, Rineka Cipta, Jakarta.
Prawirohardjo, S., 1999, Ilmu Kandungan, Yayasan Bina Pustaka, Jakarta.
Kuesioner Penelitian Gambaran Pengetahuan Dan Sikap
Remaja Putri Tentang Menarche Di SMP Negeri 1
Sekampung Udik Lampung Timur
Tahun 2004

G. Identitas Responden

Nama :
Umur :
Alamat :
Pekerjaan :

II. Pengetahuan Remaja Putri

Petunjuk pengisian
Berilah tanda silang (X) pada huruf B apabila pertanyaan dianggap benar dan pada huruf S apabila pertanyaan dianggap salah.

Jawaban
B
S
1
Menarche (haid pertama kali) merupakan perbedaan yang mendasar antara pubertas pria dan pubertas wanita
2
Saat haid/menstruasi yang datang pertama kali paada seorang remaja putri yang sedang menginjak dewasa di sebut menarche
3
Usia remaja putri pada waktu mengalami menstruasi pertama kali berbeda-beda.
4
Perdarahan secara priodik dan siklik pada wanita disebut haid
5
Lama haid/menstruasi biasanya antara 3-5 hari dan ada yang 7-8 hari
6
Haid adalah suatu penyakit
7
Haid merupakan suatu puncak dari serangkaian perubahan yang terjadi pada remaja putri yang sedang menginjak dewasa dan sebagai tanda bahwa ia sudah mampu hamil
8
Siklus haid adalah jarak antara tanggal mulainya haid yang lalu dan mulainya haid yang berikutnya
9
Siklus haid yang normal ialah 28 hari ditambah atau dikurangi 2-3 hari.
10
Siklus haid pada setiap wanita bervariasi karena kadar hormon setiap tubuh wanita berbeda-beda.
11.
Perlindungan selama haid sangat penting agar tidak terkena penyakit infeksi
12
Penggunaan pembalut selama haid harus diganti secara teratur 2-3 kali sehari
13
Apabila kebersihan alat kelamin tidak dijaga kuman akan mudah masuk melalui kemaluan
14
Umur 16 tahun belum mendapat haid adalah hal yang wajar

15

Siklus haid tidak dipengaruhi oleh stress, kelelahan fisik dan pikiran.









Petunjuk Pengisian !
Pilihlah salah satu jawaban yang dianggap paling tepat dengan memberikan tanda-tanda silang (X) pada jawaban yang telah disediakan :
SS : Sangat Setuju
S : Setuju
TS : Tidak Setuju
STS : Sangat tidak setuju
No

Jawaban
SS
S
TS
STS
1
Saya akan merasa senang saat mendapatkan menstruasi pertama kali
2
Saat mendapatkan menstruasi pertama kali saya merasa menjadi gadis yang dewasa
3
Dan saya harus berhati-hati dalam pergaulan karena saya sudah mampu hamil
4
Saat haid saya harus menggunakan pembalut
5
Saya akan mengganti pembalut 2-3 kali sehari
6
Saya tidak akan menghindar dari berbagai kegiatan saat haid selama perdarahan haid tidak terlalu banyak/mengganggu
7
Bila ada teman yang mengalami haid tidak akan saya jauhi karena haid bukanlah suatu penyakit.
8
Saat stress, kelelehan fisik dan pikiran siklus haid saya menjadi tidak teratur
9
Saya akan mengganti pembalut setelah mandi
10
Saya akan memeriksakan diri ke dokter bila sampai umur 16 tahun belum juga mendapatkan haid
LEMBAR KONSULTASI
Nama Mahasiswa : EKA NURSILAWATI
NIM : 01.242.047
Program : Pendidikan Diploma III Kebidanan
Judul KTI : Pengetahuan dan Sikap Remaja Putri Tentang Menarche
di SMP Negeri 1 Sekampung Udik Lampung Timur
Pembimbing KTI : Supriatiningsih, AK. M.Kes
No
Hari/Tanggal
Materi Konsultasi
Perbaikan dan Saran
Paraf
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Hasil
1. Gambaran Umum Tempat Penelitian
1. Lokasi
SMP Negeri 1 Labuhan Ratu Lampung Timur beralamatkan di Jl. Mayor Sutiman No. 01 Rajabasa Lama dengan nomor kode pos 34196, di atas tanah berukuran 100 m x 175 m.
2. Berdiri
  1. Awal Tahun 1984
- Jumlah Lokal belajar : 6 ruang
- Jumlah kantor Kepala Sekolah : 1 ruang
- Jumlah kantor Wakil Kepala Sekolah : 1 ruang
- Jumlah kantor Guru : 1 ruang
- Jumlah kantor Tata Usaha : 2 ruang
- Jumlah WC Kepala Sekolah : 1 ruang
- Jumlah WC Tata Usaha : 2 ruang
- Jumlah WC Siswa : 1 ruang
- Jumlah Laboratorium : 1 ruang
- Jumlah Perpustakaan : 1 ruang
  1. Tambahan bangunan
- Tahun 1985 Lokal Belajar : 4 ruang
- Tahun 1994 Lokal Belajar : 4 ruang
- Tahun 2000 Mushola : 1 ruang
- Tahun 2003 Lokal belajar : 2 ruang
3. Nama
  1. Tahun 1984 – 1997 : SMP Negeri 2 Way Jepara
  2. Tahun 1997 – 2001 : SLTP N 2 Way Jepara
  3. Tahun 2001 – 2004 : SLTP N 2 Way Jepara
  4. Tahun 2004 – sekarang : SMP Negeri 1 Labuhan Ratu
4. Kepemimpinan
a. Tahun 1984 – 1985 Kepala Sekolah : Munir Zaini
b. Tahun 1985 – 1997 Kepala Sekolah : Teguh Wiyono, BA.
c. Tahun 1998 – 2002 Kepala Sekolah : Sumaryadi
d. Tahun 2004 – sekarang Kepala Sekolah : Suparman, S.Pd
5. Visi dan Misi SMP Negeri I Labuhan Ratu Lampung Timur
Visi : Menyelenggarakan pendidikan tingkat SLTP yang lebih baik, berkualitas, tetap eksis dan terbaik di Lampung Timur sehingga menghasilkan lulusan yang bertakwa, berbudi pekerti luhur, cerdas dan terampil serta memiliki bekal yang cukup untuk dapat melanjutkan pendidikan yang lebih tinggi.
Misi : Meningkatkan kinerja semua komponen sekolah sehingga tercipta kondisi sekolah yang kondusif yang diikuti disiplin yang tinggi, kontrol yang obyektif dan kerjasama yang baik dengan masyarakat dan lingkungan sekolah.
Selain memberikan materi pelajaran sesuai dengan kurikulum, SMP Negeri 1 Labuhan Ratu Lampung Timur juga mengadakan kegiatan ekstrakurikuler yang dapat diikuti oleh selurh siswanya yaitu kegiatan kepramukaan dan olah raga.
6. Ketenagaan
Untuk data jumlah tenaga di SMP Negeri 1 Labuhan Ratu Lampung Timur terdiri dari :
a. Kepala Sekolah : 1 orang
b. Wakil Kepala Sekolah : 1 orang
c. Guru : 28 orang
d. BP : 1 orang
e. Tenaga Tata Usaha : 7 orang
f. Pesuruh : 1 orang
Jumlah : 39 orang
7. Jumlah Siswa
a. Kelas I (5 kelas) : 200 siswa
b. Kelas II (6 kelas) : 259 siswa
c. Kelas III (5 kelas) : 201 siswa
Jumlah (12 kelas) : 489 siswa
STRUKTUR ORGANISASI



Tingkat Pengetahuan
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan oleh peneliti dengan memberikan kuesioner yang memuat 10 pertanyaan dalam bentuk benar dan salah mengenai pengertian Menarche dan hal-hal yang perlu diperhatikan pada saat menarche kepada 181 responden yang ada di SMP Negeri 1 Labuhan Ratu Lampung Timur diperoleh hasil yang dapat dilihat pada tabel berikut ini. Dengan rata-rata nilai pengetahuan 55,46%

Tabel 2. Distribusi Frekuensi Pengetahuan Remaja Putri tentang Menarche di SMP N 1 Labuhan Ratu Lampung Timur Tahun 2008

No
Pengetahuan
(%)
1.
Baik
78
43,09
4.
Tidak baik
103
56,91
181
100
Berdasarkan tabel di atas dapat dilihat bahwa tingkat pengetahuan responden 56,91% adalah tidak baik.

B. Sikap

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan oleh peneliti dengan memberikan kuesioner yang memuat 11 pernyataan dalam bentuk sangat setuju, setuju, tidak setuju dan sangat tidak setuju mengenai pengertian menarche dan hal-hal yang perlu diperhatikan pada saat Menarche kepada 181 responden yang ada di SMP Negeri 1 Labuhan Ratu Lampung Timur, yang dibagi dalam dua bagian pertanyaan yaitu pertanyaan sikap untuk yang belum mengalami menarche dan yang sudah mengalami menarche. Diperoleh hasil yang dapat dilihat pada tabel berikut ini.

Tabel 3. Distribusi Frekuensi Sikap Remaja Putri yang Belum Menarche di SMP N 1 Labuhan Ratu Lampung Timur

No

Sikap

Jumlah responden
Persentase (%)
1.
Favorable
28
46,67
2.
Unfavorable
32
53,33
Jumlah
60
100
Berdasarkan tabel di atas dapat dilihat bahwa sikap responden 53,33% adalah tidak mendukung dalam menerima Menarche.

Tabel 4. Distribusi Frekuensi Sikap Remaja Putri yang Sudah Menarche di SMP N 1 Labuhan Ratu Lampung Timur

No

Sikap

Jumlah responden
Persentase (%)
1.
Favorable
59
48,76
2.
Unfavorable
62
51,24
Jumlah
121
100
Berdasarkan tabel di atas dapat dilihat bahwa sikap responden 51,24% adalah tidak mendukung dalam menerima Menarche.

Pembahasan

1. Pengetahuan
Berdasarkan hasil penelitian diperoleh bahwa pengetahuan remaja putri tentang Menarche di SMP Negeri 1 Labuhan Ratu Lampung Timur yang mempunyai kriteria baik yaitu 78 responden atau 43,09 % dan yang tidak baik yaitu 103 responden atau 56,91%. Secara keseluruhan menunjukkan bahwa pengetahuan remaja putri tentang Menarche di SMP Negeri 1 Labuhan Ratu Lampung Timur termasuk dalam kategori tidak baik.
Pengetahuan (know ledge) adalah hasil tahu dari manusia yang sekedar menjawab pertanyaan “what”, misalnya apa air, apa manusia, apa alam dan sebagainya (Notoatmodjo, 2003).
Pengetahuan adalah hasil dari tahu dan ini terjadi setelah orang melakukan penginderaan terhadap suatu obyek tertentu. Penginderaan terjadi melalui pancaindra manusia, yaitu : penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa dan raba. Sesuai dengan teori yang ada bahwa pengetahuan merupakan faktor yang sangat penting untuk terbentuknya suatu sikap atau tindakan seseorang, karena dari pengalaman dan penelitian terbukti bahwa prilaku yang didasarkan pada pengetahuan akan lebih berpengaruh dan lebih menimbulkan kesadaran dalam diri dibandingkan dengan tidak didasarkan oleh pengetahuan (Notoatmodjo, 2003).
Beberapa faktor penyebab besarnya kategori tidak baik pengetahuan dari para remaja putri tentang menarche di SMP Negeri 1 Labuhan Ratu Lampung Timur dikarenakan kurangnya komunikasi, informasi, dan pendidikan seks remaja putri dari orang tua. Ditambah lagi karena akses yang kurang untuk mendapatkan informasi tentang dari berbagai macam media. Memang dari data pra-survey saat 150 orang siswi ditanya tentang menarche mereka menjawab belum pernah mendapatkan informasi tentang menarche, dan 133 orang siswi diantaranya menyatakan belum pernah diberi informasi tentang menarche oleh orang tua mereka. Untuk itu sangatlah perlu remaja putri di SMP Negeri 1 Labuhan Ratu Lampung Timur diberikan informasi tentang Menarche secara jelas dan terbuka serta dapat dipahami.
2. Sikap
Berdasarkan hasil penelitian, diperoleh bahwa sikap remaja putri tentang menarche di SMP Negeri 1 Labuhan Ratu Lampung Timur yang termasuk dalam katagori :
1. Sikap remaja putri yang belum mendapatkan menarche kriteria favorable (mendukung) senang mendapatkan menarche yaitu 28 orang atau 46,67% dan yang unfavorable (tidak mendukung) tidak senang mendapatkan menarche yaitu 32 orang atau 53,33%.
2. Sikap remaja putri yang sudah mendapatkan menarche kriteria favorable (mendukung) senang mendapatkan menarche yaitu 59 orang atau 48,76% dan yang unfavorable (tidak mendukung) tidak senang mendapatkan menarche yaitu 62 orang atau 51,24%.
Secara keseluruhan sikap remaja putri tentang menarche di SMP Negeri 1 Labuhan Ratu Lampung Timur masih menunjukkan kriteria unfavorable.
Sikap merupakan reaksi atau respon seseorang yang masih tertutup terhadap suatu stimulasi atau obyek. Manifestasi sikap itu tidak dapat langsung dilihat, tetapi hanya dapat ditafsirkan terlebih dahulu dari perilaku yang tertutup. Sikap itu merupakan kesiapan atau kesediaan untuk bertindak dan bukan merupakan pelaksana motif tertentu. Sikap belum merupakan suatu tindakan aktivitas, akan tetapi adalah predisposisi tindakan suatu prilaku. Sikap mempunyai 3 komponen pokok yaitu :
1. Kepercayaan (keyakinan), ide dan konsep terhadap suatu objek.
2. Kehidupan emosional atau evaluasi terhadap suatu objek
3. Kecenderungan untuk bertindak.
(Notoatmodjo 2003)
Beberapa faktor penyebab besarnya sikap dengan kriteria unfavorable dari para remaja putri tentang menarche di SMP Negeri 1 Labuhan Ratu Lampung Timur karena dipengaruhi adanya pengetahuan dari para remaja putri tentang menarche di SMP Negeri 1 Labuhan Ratu Lampung Timur yang masih kurang. Untuk itu perlu dilakukan upaya dalam membentuk sikap yang mendukung tentang menarche yaitu dengan meningkatkan pengetahuan mereka tentang menarche.
Remaja putri pertama kali bersentuhan langsung dengan persoalan seksualitas pada saat ia mendapatkan menstruasi pertamanya, untuk itu pentingnya pendidikan seksual pada remaja putri adalah agar lebih mengenal tubuhnya. Bagaimana remaja putri memaknai fungsi tubuh mereka yang berkaitan dengan seksualitas.
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
  1. Kesimpulan
  1. Pengetahuan remaja putri tentang menarche di SMP N 1 Labuhan Ratu Lampung Timur secara keseluruhan termasuk dalam kategori tidak baik yaitu 56, 91% karena kurang mendapat informasi yang jelas tentang menarche.
  2. Sikap remaja putri tentang menarche di SMP N 1 Labuhan Ratu Lampung Timur secara keseluruhan masih menunjukan kategori unfavorable yang artinya tidak mendukung terhadap menarche yaitu 52,29% karena dipengaruhi oleh pengetahuan yang kurang tentang menarche.
  1. Saran
Melihat dari hasil penelitian gambaran pengetahuan dan sikap remaja putri tentang menarche di SMP N 1 Labuhan Ratu Lampung Timur, maka peneliti mengajukan saran :
  1. Bagi institusi Pendidikan Akademi Kebidanan Wira Buana Metro
Diharapkan dapat menjadi masukan dalam penerapan penyuluhan mahasiswa pada kelompok remaja dalam kegiatan PKMD
  1. Bagi SMP N 1 Labuhan Ratu Lampung Timur
Hendaklah para guru khususnya guru biologi dapat memberikan pelajaran ekstra tentang masa pubertas khususnya masalah menarche dan diharapkan agar bekerja sama dengan orang tua siswa untuk lebih memperhatikan dan mengarahkan para remaja dalam masa perkembangannya agar tidak salah mengartikan banyaknya informasi yang diterima. Karena banyaknya informasi yang diterima remaja tidak semua benar sehingga butuh pengendalian dari orang tua dengan cara lebih banyak meluangkan waktu untuk dapat berkomunikasi secara terbuka dengan remaja sehingga dapat lebih mengetahui, mengerti dan memahami perkembangan dan kebutuhan-kebutuhan remaja serta dapat membantu dalam mencarikan solusi bagi remaja khususnya remaja putri yang mempunyai masalah tentang menarche.
  1. Bagi Remaja Putri di SMP N 1 Labuhan Ratu Lampung Timur
Diharapkan remaja putri dapat mencari informasi yang jelas tentang Menarche dan dapat menggunakan media komunikasi yang ada dengan sebaik mungkin. Agar tidak salah dalam mengartikan suatu informasi.
  1. Bagi Peneliti Selanjutnya
Bagi para peneliti yang meneliti hal-hal yang berkaitan dengan menarche, diharapkan dapat mengkaji hal-hal yang belum dapat dimunculkan atau belum dibahas dalam penelitian ini.
Share :

0 komentar:

Post a Comment

Silahkan masukkan saran, komentar saudara, dengan ikhlas saya akan meresponnya.

 
SEO Stats powered by MyPagerank.Net
My Ping in TotalPing.com