Tuesday, February 19, 2013

Cara Pemberian Kemoterapi

Cara Pemberian Kemoterapi
a.      Intravena
Pemberian intravena untuk terapi  sistemik, dimana obat telah melalui jantung dan hati baru sampai ke tumor primer.
b.      Intra Arteri
Pemberian itntra arteri adalah terapi regional melalui arteri yang mensuplai darah ke daerah tumor dengan cara infus intra arteri menggunakan kateter dan pompa arteri. Infus intra arteri digunakan untuk memberi obat selama beberapa jam atau hari. Setelah melalui tumor, obat keluar melalui vena ke sirkulasi umum. Pemberian intra arteri dapat menaikkan dosis obat langsung kedalam tumor, menaikkan efek obat yang kurang stabil karena secara cepat dan langsung masuk ke dalam tumor dan mengurangi toksisitas.
c.       Perfusi Regional
      Cara untuk memberikan obat dengan dosis tinggi langsung ke daerah tumor tanpa menimbulkan toksisitas pada sirkulasi umum, dengan cara sirkulasi ekstra korporal menggunakan mesin jantung paru.
d.      Intra Tumoral
      Obat langsung disuntikkan ke dalam tumor, cara ini tidak dianjurkan karena dapat melepaskan sel kanker dari tumor induknya.
e.       Intracavitair
      Obat disuntikkan atau diinhalasi ke dalam rongga tubuh, seperti intra pleura,perikardial,vesikal atau tekal.
f.       Topikal
      Obat dioleskan pada bagian kanker bagian luar misalnya 5-fluorouracil. (sukardja, 2005)

Dosis Pemberian Kemoterapi
            Terapi kombinasi yang bisa digunakan terdiri dari Adriamycin 40 mg/m iv,hari  pertama. Cyclophosphamide 600 mg/m iv, hari pertama.lama siklus 21 hari. Kemudian Cyclophosphamide 100mg/m per oral, hari pertama ke empat belas. Adrimycin 50 mg iv, hari pertama dan ke delapan. 5-Fluorasil 500mg/m iv, hari pertama dan ke delapan.lama siklus 28 hari.Selanjutnya Cyclophosphamide 100mg/m per oral, hari pertama sampai ke empat beles. Methotrexate 40 mg/m iv, hari pertama dan ke delapan. 5-Fluorocsil 600mg/m iv,hari pertama dan ke enam. Lama siklus 26 hari.(tambunan,2000)

Efek samping dari kemoterapi
Menurut Noorwati (2009), efek samping dari kemoterapi pada penderita adalah:
a.  Lemas 
      Efek samping yang umum timbul. Timbulnya dapat mendadak atau perlahan. Tidak langsung menghilang dengan istraha, kadang berlangsung terus hingga akhir pengobatan.

b.      Mual dan Muntah
            Ada beberapa obat Kemoterapi yang lebih membuat mual dan muntah. Selain itu ada beberapa orang yang sangat rentan terhadap mual dan muntah. Hal ini dapat dicegah dengan obat mual yang diberikan sebelum, selama, atau sesudah pengobatan Kometerapi. Mual muntah dapat berlangsung singkat ataupun lama.
c.       Gangguan Pencernaan
      Beberapa jenis obat Kometerapi berefek diare. Bahkan ada yang menjadi diare disertai dehidrasi berat yang harus dirawat. Sebelit kadang bisa terjadi. Bila diare kurang makanan berserat, sereal buah dan sayur, minum banyak dan mengganti cairan yang hilang. Bila BAB perbanyak makanan beserta, olah raga ringan bila memungkinkan.
d.      Sariawan
      Beberapa obat kemoterapi menimbulkan penyakit mulut seperti terasa tebal atau infeksi. Kondisi mulut yang sehat sangat penting dalam kemoterapi.
e.       Rambut Rontok
      Kerontokan rambut bersifat sementara, biasanya dua atau tiga minggu setelah kometerapi dimulai. Dapat juga menyebabkan rambut patah di dekat kulit kepala. Dapat terjadi setelah beberapa minggu terapi. Rambut dapat tumbuh lagi setelah kometerapi selesai.

f.       Otot dan Saraf
      Beberapa obat kometerapi menyebabkan kesemutan dan mati rasa pada jari tangan atau kaki serta kelemahan pada otot kaki. Sebagian bisa terjadi sakit pada otot.
g.      Efek pada Darah
      Beberapa jenis obat kometerapi dapat mempengaruhi kerja sumsum tulang yang merupakan pabrik pembuat sel darah, sehingga jumlah sel darah menurun. Yang paling sering adalah penurunan sel darah putih (lekosit). Penurunan sel darah terjadi pada setiap kometerapi dan tes darah akan dilaksanakan sebelum kometerapi berikutnya untuk memastika jumlah sel darah telah kembali normal. Penurunan jumlah sel darah dapat mengakibatkan :
1.      Mudah terkena infeksi
Hal ini disebabkan oleh karena jumlah leukosit turun. Karena leukosit adalah sel darah yang berfungsi untuk perlindungan tehadap infeksi. Ada beberapa obat yang bisa meningkatkan jumlah leukosit.
2.      Perdarahan
Keping darah (trombosit) berperan pada proses pembekuan darah. Penurunan jumlah trombosit mengakibatkan perdarahan sulit berhenti, lebam, bercak merah di kulit.


3.      Anemia
Anemia adalah penurunan jumlah sel darah merah yang ditandai oleh penurunan Hb (haemoglobin). Karena Hb letaknya di dalam sel darah merah. Akibatnya anemia adalah seorang menjadi merasa lemah, mudah lelah dan tampak pucat.
h.      Kulit dapat menjadi kering dan berubah warana
      Lebih sensitif terhadap matahari. Kuku tumkbuh lebih lambat dan terdapat garis putih melintang.
i.        Produksi Hormon
      Menurunkan nafsu seks dan kesuburan. Setiap obat memiliki efek samping yang berbeda. Reaksi tiap orang pada tiap siklus juga berbeda. Tetapi Anda tidak perlu takut. Bersamaan dengan kometerapi, biasanya dokter memberikan juga obat-obat untuk menekan efek sampingnya seminimal mungkin. Lagi pula semua efek samping itu bersifat sementara. Begitu kometerapi dihentikan, kondisi pasien akan pulih seperti semula. 

Pengertian Kemoterapi
Kemoterapi adalah suatu terapi yang diberikan dengan obat-obatan tertentu yang sangat kuat efeknya (antikanker). Terapi ini bisa diberikan melalui mulut atau berupa suntikan pada pembuluh darah. Pengobatan ini biasnya harus diberikan secara berulang-ulang dengan siklus yang berlangsung antara tiga sampai enam bulan. (Aqila Smart, 2010).

Tujuan Kemoterapi
            Tujuan dari kemoterapi yaitu memberantas secara tuntas atau menyeluruh dari penyakit kanker. Pengontrolan yaitu memperpanjang kelangsungan hidup dan menghambat petumbuhan sel kanker paliatif dengan cara menghilangkan gejala yang berhubungan dengan proses penyakit kanker. (sukardja, 2005)

 Jenis Obat Kemoterapi
Menurut Gale (2005), ada beberapa jenis dari obat kemoterapi.
a.       Agen pangkelat
      Agen yang bekerja dengan interaksi secara kimiawi DNA selular untuk mencegah reflikasi sel. Efek samping utama dari jenis ini meliputi supresi sum-sum tulang, mual, mintah, disfungsi gonad. Contohnya adalah busulfan, carboplatin, chlorambusil, cisplatin, dacarbazine, thiotepa, melphalan.
b.      Anti metabolik
      Membunuh sel-sel kanker dengan memblok sintesa DNA dan RNA dengan meniru struktur metabolik esensial secara kimawi yaitu nutrien essensial untuk metabolisme sel normal. Efek samping yang umum adalah stomatitis, supresi sum-sum tulang dan diare. Contohnya adalah cytaragine, floxurudine, hydroxyurea, methotrexate.
c.       Anti biotik anti tumor
      Obat yang bekerja dengan beberapa mekanisme yang berbeda untuk memproduksi efek sitotoksik. Kerja primer untuk memproduksi helai perusak tunggal atau ganda pada DNA. Efek samping meliputi supresi sum-sum tulang, mual, muntah, fibrosis paru, ulserasi kulit, toksisitas jantung. Contohnya adalah bleomycin, dactinomycin, daunomycin, idarubicin, doxorubicin.
d.      Tanaman Alkaloid
      Agen yang bekerja dengan kristalisasi mikrotubular mitotik kumoparan protein selama metafase dimana mitosis berhenti yang menyebabkan sel mati. Efek samping mielosupresi, neurotoksisitas yang meliputi neuropati perifer dan paralitik ileus. Contohnya adalah ekoposide, vinblastine, vincristine, taksol, tenaposide.
e.       Agen lain
      Agen yang mekanisme kerjanya berbeda dengan kelas-kelas umum dan efek sampingnya sangat bervariasi. Contohnya elpar, novantrone, matulane, nevelvine, lysodren.
f.       Agen Hormonal
      Bekerja pada tumor yang tergantung pada lingkungan yang harmonal spesifik untuk tumbuh, dengan menghancurkan lingkungan hormon atau menambah hormon yang mempunyai efek berlawanan dari efek hormon, pertumbuhan tumor dirusak dan dihentikan. Efek sampingnya hipertensi, retensi cairan hiperglikemia, ulserasi, osteoporosis, emosi labil, rentan terhadap infeksi meningkat, demam, nafsu makan meingkat. Contoh jenis ini adalah tamoxyfen (nolvadex).

 Prinsip-Prinsip Kemoterapi
            Kemoterapi bekerja melawan sek dala proses pembelahan dimana lebih efektif saat inti tumor kecil dibandingkan dengan inti tumor yang besar karena inti tumor yang besar mempinyai fraksi pertumbuhan yang renadah dan kurang responsif. Sedangkan inti tumor kecil biasanya mempunyai fraksi pertumbuhan yang lebih tinggi dan lebih sensitif terhadap kemoterapi.
            Semakin tepat ukuran dosis yang digunakan makin besar sel kanker yang akan terbunuh dan kombinasi beberapa agen kemoterapi lebih efektif daripada dosis tunggal (Gale. 2005).


Share :

0 komentar:

Post a Comment

Silahkan masukkan saran, komentar saudara, dengan ikhlas saya akan meresponnya.

 
SEO Stats powered by MyPagerank.Net
My Ping in TotalPing.com