Materi
Pokok Ciri-ciri Mahluk Hidup
Menurut
Sumarwan (2006) bahwa setiap mahluk hidup memiliki ciri yang berbeda-beda,
walau berbeda-beda, semua mahluk hidup mempunyai memiliki persamaan ciri yang
membedakannya dengan benda tak hidup.
Mahluk hidup
dapat dibedakan dari benda tak hidup karena mahluk hidup mempunyai ciri yang
tak dimiliki oleh benda, yakni bergerak, , makan, bernafas, iritabilitas,
tumbuh, mengeluarkan zat sisa, dan berkembang biak.
a.
Bernapas
Bernapas merupakan
ciri mahluk hidup. Bernapas adalah menghirup dan mengeluarkan oksigen. Pada
proses pernapasan semua mahluk hidup mengambil O2 (oksigen) kemudian
mengeluarkan CO2 (karbon dioksida) dan H2O (Uap air).
Oksigen yang masuk kedalam tubuh digunakan untuk proses pembakaran (oksidasi). Proses
pembakaran zat makanan yang terajadi dalam tubuh dapat diikhtisarkan sebagai
berikut.
Zat makanan + Oksigen + Energi +
Karbondioksida + Uap air
Energi yang dihasilkan dari
proses pembakaran zat makanan dimanfaatkan untuk segala aktivitas tubuh.
Misalnya, energi digunakan untuk bergerak, memanaskan tubuh, dan pertumbuhan
(Daroji, 2007).
Manusia bernapas dengan
paru-para. Demikian pula hewan yang hidup di darat, misalnya kucing, gajah,
burung dan sapi. Pada paru-parunya terdapat kantong udara tempat menyimpan
udara cadangan. Udara dalam kantong udara digunakan ketika burung terbang
sambil mengepakkan sayapnya. Hewan yang hidup di air umumnya bernapas dengan
insang, kecuali hewan mamalia air, misalnya pans dan lumba-lumba, bernapas
dengan paru-paru.
Tumbuhan mengambil oksigen
melalui lubang-lubang kecil pada daun yang disebut stomata atau mulut
daun. Selain itu, tunbuhail juga dapat bernapas melalui lentisel yang
terdapat pada batang (Sumarwan, 2006).
b. Iritabilitas Dan Bergerak
Kemampuan menanggapi rangsangan
pada makhluk hidup disebut iritabilitas. Rangsangan itu dapat berupa
rangsangan cahaya, suhu, air, sentuh suara, bau, atau makanan. Rangsangan
tersebut merupakan rangasangan dari luar tubuh. Sedangkan rangsangan dari dalam
tubuh misalnya ingin buang air karena kantong kemih penuh dengan urin atau rasa
lapar karena sudah saatnya Makan (Syamsuri, 2004).
Indera adalah alas tubuh
yang peka terhadap suatu rangsangan. Hewan dan manusia dilengkapi dengan indera. Indera peka terhadap
rangsangan sehingga manusia dan hewan dapat melihat, mendengar, mencium, mengecap,
merasa dan meraba. Mata peka terhadap rangsangan cahaya sehingga kita
dapat melihat. Telinga peka terhadap getaran suara sehingga kita dapat
mendengar. Hidung peka terhadap rangsangan bau sehingga kita dapat mencium.
Lidah peka terhadap rangsangan rasa sehingga kita dapat mengecap rasa makanan.
Kulit peka terhadap rangsangan panas atau dingin, tekanan, sentuhan dan luka.
Tumbuhan tidak mempunyai indera
untuk menerima rangsangan. Meskipun tidak memiliki indera, tumbuhan peka
terhadap rangsangan berupa cahaya, air, gaya tarik bumi, dan sentuhan.
Misalnya, daun tumbuhan putri malu (Mimosa indica) akan menguncup jika
tersentuh. Menutupnya daun putri malu menunjukkan bahwa tumbuhan tersebut peka
terhadap rangsangan sentuhan (Sumarwan, 2006).
Gerak
berarti perninclahan sebagiaii atau seluruh bagian tubuh makhluk hidup.
Misalnya jika kalian mencubit tangan teman kalian, dia akan bereaksi dengan
menarik tangannya. Jadi, gerak merupakan perwujudan dari kepekaan makhluk hidup
akibat dari menanggapi rangsang. Umumnya hewan dapat bergerak aktif, sedangkan
tumbuhan urnuninya dapat bergerak pasif. Gerak aktif adalah gerak yang
dilakukan organisms, dengan berpindah dari sate tempat ke tempat lain. Misalnya
untuk mencari ma man, mencari pasangan, atau bersembunyi dari musuh. Gerak
pasif adalah gerak yang dilakukan tanpa harus berpindah tempat. Misalnya gerak
mekarnya bunga atau pecahnya pada tumbuhan tertentu atau gerakan bunga matahari
yang selalu menghadap ke arah I datangnya sinar matahari (Syamsuri, 2004).
c. Makan
Semua makhluk hidup memerlukan
makanan. Tumbuhan dan hewan memerlukan makanan yang berbeda. Tumbuhan
memerlukan zat-zat anorganik, sedangkan hewan memerlukan zat-zat organik untuk
makanannya. Zat organil umumnya terdapat secara bebas di alam, misalnya air,
mineral, dan gas karbondioksida. Tumbuhan mendapatkan air dan mineral dari
dalam tanah, dan gas CO2 dari udara. Selanjutnya, air dan
CO2 akan diubah menjadi zat gula (dalam bentuk glukosa) oleh
klorofil dengan pertolongan energi cahaya.
Gula tersebut merupakan zat
organik. Jadi tumbuhan mampu mengubah zat anorganik menjadi zat organik. Zat
organik umumnya disintesis oleh tumbuhan dan hewan. Contoh zat organil, adalah
gula, tepung, asam amino, protein, lemak, dan vitamin. Golongan hewan
mendapatkan zat organik tersebut dari tumbuhan atau hewan lain. Malchluk hidup
memerlukan makanan untuk mendapatkan energi. Energi diperoleh digunakan untuk
bergerak, tumbuhan, menanggapi rangsangan, dan berkembang biak (Syamsuri,
2004).
d. Metabolisme
Metabolisme merupakan keseluruhan
reaksi kimia yang berlangsung di dalam makhluk hidup. Proses metabolisme
memerlukan bahan dasar yang disebut substrat. Substrat tersebut berupa nutrisi
atau zat makanan. Selain memerlukan substrat, proses metabolisme juga
memerlukan oksigen, Oksigen yang diperlukan diperoleh dengan cara bernapas.
Pada reaksi metabolisme, makanan yang kita cerna akan dipecah-pecah menjadi
berbagai macam senyawa kimia dan energy. Senyawa kimia hasil pemecahan zat
makanan akan digunakan untuk menyusun sel-sel
baru yang rusak atau antibodi untuk pertahanan tubuh, sedangkan energi hasil
metabolisme akan digunakan untuk pergerakan otot, misalnya otot kaki atau otot
jantung (Prawirohartono, 2007).
Di
dalam tubuh makhluk hidup berlangsung reaksi--reaksi yang disebut metabolisme.
Reaksi metabolisme dapat dibedakan menjadi reaksi penyusunan dan reaksi
perombakan. Reaksi penyusunan dikenal sebagai anabolisme. Contohnya, reaksi sel-sel tubuh dalam menyusun
protein, lemak, dan reaksi tumbuhan dalam menyusun zat organik melalui
fotosintesis. Reaksi penguraian atau perombakan dikenal sebagai katabolisme.
Misalnya, sel-sel tubuh menguraikan gula menjadi karbondioksida, air, dan
energi. Proses penguraian gula menjadi karbondioksida, air dan energi itu
dikenal sebagai respirasi (Syamsuri, 2004).
e. Melakukan Adaptasi
Adaptasi adalah
penyesuaian diri yang dilakukan oleh makhluk hidup terhadap perubahan
lingkungan. Sebagai contoh, pohon jati akan menggugurkan daunnya jika air tanah
berkurang. Daun digugurkan untuk mengurangi pengu6pan air melalui permukaan
daun. Jadi, pohon jati melakukan penyesuaian diri (adaptasi) terhadap keadaan
kekurangan air. Tubuh kita juga dapat melakukan adaptasi. Jika udara terasa
panas, tubuh kita mengeluarkan keringat untuk menurunkan suhu tubuh (Syamsuri,
2004).
Gambar
2. Burung Kalibrit beradabtasi untuk mendapatkan makanan
Sumber : Syamsuri (2004)
Hewan juga memiliki kemampuan
beradaptasi yang terlihat dari bagian dari tubuh
atau perilakunya. Kaki itik memiliki selaput renang di sela-sela jari kaki
untuk mempermudah itik saat berenang atau berjalan di atas Lumpur. Kerbau
berkubang pada saat terik siang hari sebagai usaha untuk menjaga agar tubuhnya
tidak terlalu panas (Daroji, 2007).
0 komentar:
Post a Comment
Silahkan masukkan saran, komentar saudara, dengan ikhlas saya akan meresponnya.