Tuesday, March 19, 2013

Materi Pokok Ciri-ciri Mahluk Hidup


Materi Pokok Ciri-ciri Mahluk Hidup
            Menurut Sumarwan (2006) bahwa setiap mahluk hidup memiliki ciri yang berbeda-beda, walau berbeda-beda, semua mahluk hidup mempunyai memiliki persamaan ciri yang membedakannya dengan benda tak hidup.
            Mahluk hidup dapat dibedakan dari benda tak hidup karena mahluk hidup mempunyai ciri yang tak dimiliki oleh benda, yakni bergerak, , makan, bernafas, iritabilitas, tumbuh, mengeluarkan zat sisa, dan berkembang biak.

a.      Bernapas
Bernapas merupakan ciri mahluk hidup. Bernapas adalah menghirup dan mengeluarkan oksigen. Pada proses pernapasan semua mahluk hidup mengambil O2 (oksigen) kemudian mengeluarkan CO2 (karbon dioksida) dan H2O (Uap air). Oksigen yang masuk kedalam tubuh digunakan untuk proses pembakaran (oksidasi). Proses pembakaran zat makanan yang terajadi dalam tubuh dapat diikhtisarkan sebagai berikut.
Zat makanan + Oksigen + Energi + Karbondioksida + Uap air
Energi yang dihasilkan dari proses pembakaran zat makanan dimanfaatkan untuk segala aktivitas tubuh. Misalnya, energi digunakan untuk bergerak, memanaskan tubuh, dan pertumbuhan (Daroji, 2007).
Manusia bernapas dengan paru-para. Demikian pula hewan yang hidup di darat, misalnya kucing, gajah, burung dan sapi. Pada paru-parunya terdapat kantong udara tempat menyimpan udara cadangan. Udara dalam kantong udara digunakan ketika burung terbang sambil mengepakkan sayapnya. Hewan yang hidup di air umumnya bernapas dengan insang, kecuali hewan mamalia air, misalnya pans dan lumba-lumba, bernapas dengan paru-paru.
Tumbuhan mengambil oksigen melalui lubang-lubang kecil pada daun yang disebut stomata atau mulut daun. Selain itu, tunbuhail juga dapat bernapas melalui lentisel yang terdapat pada batang (Sumarwan, 2006).

b. Iritabilitas Dan Bergerak
Kemampuan menanggapi rangsangan pada makhluk hidup disebut iritabilitas. Rangsangan itu dapat berupa rangsangan cahaya, suhu, air, sentuh suara, bau, atau makanan. Rangsangan tersebut merupakan rangasangan dari luar tubuh. Sedangkan rangsangan dari dalam tubuh misalnya ingin buang air karena kantong kemih penuh dengan urin atau rasa lapar karena sudah saatnya Makan (Syamsuri, 2004).
_Pic1

Indera adalah alas tubuh yang peka terhadap suatu rangsangan. Hewan dan manusia dilengkapi dengan indera. Indera peka terhadap rangsangan sehingga manusia dan hewan dapat melihat, mendengar, mencium, mengecap, merasa dan meraba. Mata peka terhadap rangsangan cahaya sehingga kita dapat melihat. Telinga peka terhadap getaran suara sehingga kita dapat mendengar. Hidung peka terhadap rangsangan bau sehingga kita dapat mencium. Lidah peka terhadap rangsangan rasa sehingga kita dapat mengecap rasa makanan. Kulit peka terhadap rangsangan panas atau dingin, tekanan, sentuhan dan luka.
Tumbuhan tidak mempunyai indera untuk menerima rangsangan. Meskipun tidak memiliki indera, tumbuhan peka terhadap rangsangan berupa cahaya, air, gaya tarik bumi, dan sentuhan. Misalnya, daun tumbuhan putri malu (Mimosa indica) akan menguncup jika tersentuh. Menutupnya daun putri malu menunjukkan bahwa tumbuhan tersebut peka terhadap rangsangan sentuhan (Sumarwan, 2006).
Gerak berarti perninclahan sebagiaii atau seluruh bagian tubuh makhluk hidup. Misalnya jika kalian mencubit tangan teman kalian, dia akan bereaksi dengan menarik tangannya. Jadi, gerak merupakan perwujudan dari kepekaan makhluk hidup akibat dari menanggapi rangsang. Umumnya hewan dapat bergerak aktif, sedangkan tumbuhan urnuninya dapat bergerak pasif. Gerak aktif adalah gerak yang dilakukan organisms, dengan berpindah dari sate tempat ke tempat lain. Misalnya untuk mencari ma man, mencari pasangan, atau bersembunyi dari musuh. Gerak pasif adalah gerak yang dilakukan tanpa harus berpindah tempat. Misalnya gerak mekarnya bunga atau pecahnya pada tumbuhan tertentu atau gerakan bunga matahari yang selalu menghadap ke arah I datangnya sinar matahari (Syamsuri, 2004).

c.    Makan
Semua makhluk hidup memerlukan makanan. Tumbuhan dan hewan memerlukan makanan yang berbeda. Tumbuhan memerlukan zat-zat anorganik, sedangkan hewan memerlukan zat-zat organik untuk makanannya. Zat organil umumnya terdapat secara bebas di alam, misalnya air, mineral, dan gas karbondioksida. Tumbuhan mendapatkan air dan mineral dari dalam tanah, dan gas CO2 dari udara. Selanjutnya, air dan CO2 akan diubah menjadi zat gula (dalam bentuk glukosa) oleh klorofil dengan pertolongan energi cahaya.
Gula tersebut merupakan zat organik. Jadi tumbuhan mampu mengubah zat anorganik menjadi zat organik. Zat organik umumnya disintesis oleh tumbuhan dan hewan. Contoh zat organil, adalah gula, tepung, asam amino, protein, lemak, dan vitamin. Golongan hewan mendapatkan zat organik tersebut dari tumbuhan atau hewan lain. Malchluk hidup memerlukan makanan untuk mendapatkan energi. Energi diperoleh digunakan untuk bergerak, tumbuhan, menanggapi rangsangan, dan berkembang biak (Syamsuri, 2004).

d.   Metabolisme
Metabolisme merupakan keseluruhan reaksi kimia yang berlangsung di dalam makhluk hidup. Proses metabolisme memerlukan bahan dasar yang disebut substrat. Substrat tersebut berupa nutrisi atau zat makanan. Selain memerlukan substrat, proses metabolisme juga memerlukan oksigen, Oksigen yang diperlukan diperoleh dengan cara bernapas. Pada reaksi metabolisme, makanan yang kita cerna akan dipecah-pecah menjadi berbagai macam senyawa kimia dan energy. Senyawa kimia hasil pemecahan zat makanan akan digunakan untuk menyusun sel-sel baru yang rusak atau antibodi untuk pertahanan tubuh, sedangkan energi hasil metabolisme akan digunakan untuk pergerakan otot, misalnya otot kaki atau otot jantung (Prawirohartono, 2007).
Di dalam tubuh makhluk hidup berlangsung reaksi--reaksi yang disebut metabolisme. Reaksi metabolisme dapat dibedakan menjadi reaksi penyusunan dan reaksi perombakan. Reaksi penyusunan dikenal sebagai anabolisme. Contohnya, reaksi sel-sel tubuh dalam menyusun protein, lemak, dan reaksi tumbuhan dalam menyusun zat organik melalui fotosintesis. Reaksi penguraian atau perombakan dikenal sebagai katabolisme. Misalnya, sel-sel tubuh menguraikan gula menjadi karbondioksida, air, dan energi. Proses penguraian gula menjadi karbondioksida, air dan energi itu dikenal sebagai respirasi (Syamsuri, 2004).

e. Melakukan Adaptasi
Adaptasi adalah penyesuaian diri yang dilakukan oleh makhluk hidup terhadap perubahan lingkungan. Sebagai contoh, pohon jati akan menggugurkan daunnya jika air tanah berkurang. Daun digugurkan untuk mengurangi pengu6pan air melalui permukaan daun. Jadi, pohon jati melakukan penyesuaian diri (adaptasi) terhadap keadaan kekurangan air. Tubuh kita juga dapat melakukan adaptasi. Jika udara terasa panas, tubuh kita mengeluarkan keringat untuk menurunkan suhu tubuh (Syamsuri, 2004).
Gambar 2. Burung Kalibrit beradabtasi untuk mendapatkan makanan
Sumber : Syamsuri (2004)

Hewan juga memiliki kemampuan beradaptasi yang terlihat dari bagian dari tubuh atau perilakunya. Kaki itik memiliki selaput renang di sela-sela jari kaki untuk mempermudah itik saat berenang atau berjalan di atas Lumpur. Kerbau berkubang pada saat terik siang hari sebagai usaha untuk menjaga agar tubuhnya tidak terlalu panas (Daroji, 2007).
Share :

0 komentar:

Post a Comment

Silahkan masukkan saran, komentar saudara, dengan ikhlas saya akan meresponnya.

 
SEO Stats powered by MyPagerank.Net
My Ping in TotalPing.com