Kegiatan Yang Dilakukan Guru Agama Islam Dalam Pembinaan Akhlak Siswa
Upaya yang dilakukan guru agama Islam dalam pembinaanAkhlaksiswa yaitu antara lain:
a. Melaui proses pendidikan
Pada dasarnya pendidikan akhlak di sekolah mempunyai artimemberikan pengetahuan kepada peserta didik dan mengarahkan sertamembimbing pertumbuhan dan perkembangan fitrah anak didikmelalui ajaran Islam kearah titik maksimal, kerena pendidikan yangditujukan jiwa atau pembentukan akhlak. Dengan demikian upayayang harus dilakukan oleh guru agama Islam dalam membina Akhlaksiswa dalam proses pendidikan dilakukan melalui :
- Penanaman nilai-nilai keimanan, dalam upaya penanaman nilainilaikeimanan dalam jiwa siswa tidak terlepas dari nilai-nilai yang terdapat dalam rukun iman yang meliputi: iman kepada AllahSWT, malaikat-Nya, kitab-kitab-Nya, Rasul-rasul-Nya, hari kiamatserta qadha dan qadhar-Nya. Keenam hal tersebut merupakan dasarspektural yang ditetapkan oleh agama untuk membentuk danmembina kepribadian muslim yang berakhlak.
- Penanaman nilai-nilai ibadah, hubungan antara iman dan ibadahibarat hubungan buah dan dahannya. Amalan ibadah yang baikpastilah berasal dari pohon keimanan yang baik pula. Penanamannilai-nilai ibadah kepada Allah itu meliputi empat hal yaitu: shalat,zakat, puasa ramadhan dan haji bagi yang mampu.
b. Melaui proses Bimbingan dan Penyuluhan
Proses bimbingan dan penyuluhan merupakan proses yangdilaukan untuk membangun kesejahteraan individu dan kelompokdalam arti yang luas berdasarkan Al-Quran yang didalamnyamengandung ajaran bimbingan ke arah perbaikan. Dengan demikianupaya yang harus dulakukan dalam pembinaan Akhlaksiswa melalui bimbingan dan penyuluhan ini adalah:
1). Menanamkan perasaan cinta kepada Allah dalam hati anak-anak.
2).Menanamkan i’tiqat yang benar dan kepercayaan yang betul dalamdada anak.
3).Mendidik anak-anak untuk taat menjalankan perintah Allah danmeninggalkan larangannya.
4). Membina akahlak yang mulia dan menunaikan kewajiban agama.
5). Mengajarkan anak-anak untuk mengetahui hukuman-hukumanagama serta mengamalkannya.
6). Memberikan teladan atau contoh yang baik, pengajaran sertanesehat.
Upaya yang dilakukan guru agama Islam dalam membina Akhlaksiswa selain menggunakan cara-cara diatas, pembinaan Akhlaksiswa juga bisa melaui membuat program-program kegiatankeagamaan yang bisa meningkatkan pembinaan akhlak siswa. Kegiatanyang dilaksanakan diantaranya ialah:
a. Baca Al-Qur’an pada pagi hari sebelum dimulainya pelajaran.
Kegiatan ini dilaksanakan dengan tujuan agar siswa mampu membacaayat Al-Qur’an dengan baik dan mampu mengerti dan memahami isidari bacaan Al-Quran serta mengamalkannya dalam kehiupan seharihari.
b. Shalat jama’ah dhuhur.
Dengan kegiatan diwajibkannya shalatberjama’ah dhuhur diharapkan dapat membentuk kedisiplinan siswadalam melakukan setiap kegiatan, apalagi shalat merupakan ibadahyang wajib maka harus dilakukan tepat pada waktunya sehinggamereka tidak merasa terbebani melaksanakan itu semua.
c. Melakukan kegiatan-kegiatan hari besar agama.
Kegiatan inidimaksudkan supaya siswa dapat menelaah makna dari peringatanhari-hari besar islam.
d. Adanya tata tertib sekolah.
Dengan adanya tata tertib tersebut makamerupakan sesuatu untuk mengatur akhlak atau perilaku yangdiharapkan terjadi pada diri siswa, sehingga siswa memiliki pribadiyang baik. Tanpa adanya tata tertib otomatis pembinaan Akhlaksiswa tidak akan mungkin bisa terwujud, sebaliknya denganmelaksanakan tata tertib yang ada, maka dengan sendirinya akanmembentuk pribadi siswa yang berakhlak.
Dengan adanya kegiatan diatas maka diharapkan mampu membinaAkhlaksiswa, karena akhlak yang baik itu pembentukan danpembinaannya tidak hanya bisa melalui pelajaran saja, akan tetapi jugaditunjang dengan adanya kegiatan-kegiatan keagamaan, dan dengankegiatan-kegiatan itu terealisasikannya dengan contoh atau teladan yangbaik dan nyata sehingga bisa membantu pembentukan dan pembinaanAkhlaksiswa.
Faktor Pendukung dan Penghambat Strategi Guru Agama IslamDalam Pembinaan Akhlak Siswa
Membina dan mendidik akhlak terhadap siswa disekolah tidakselamanya berjalan mulus tanpa halangan dan rintangan bahkan seringtejadi berbagai masalah dan yang mempengaruhi proses pembinaan akhlaksiswa disekolah. Dalam pembinaan Akhlaksiswa ada faktorpendukung dan penghambat yang sangat berpengaruh dalam pembinaanakhlak siswa. Untuk lebih jelasnya faktor-faktor tersebut adalah sebagaiberikut :
a. Faktor Pendukung Strategi Guru Agama Islam Dalam Pembinaan Akhlak Siswa
1). Faktor Lingkungan Keluarga
Keluarga merupakan satuan sosial yang paling sederhanadalam kehidupan manusia. Anggota-anggota terdiri atas ayah, ibudan anak-anak. Bagi anak-anak keluarga merupakan lingkungansosial pertama yang dikenalnya. Dengan demikian kehidupankeluarga menjadi fase sosialisasi awal bagi pembentukan jiwakeagamaan anak.
Jalaluddin mengutip pendapat dari Sigmund Freud dengankonsep Father Image (citra kebapakan) menyatakan bahwaperkembangan jiwa keagamaan anak dipengaruhi oleh citra anakterhadap bapaknya. Jika seorang bapak menunjukkan sikap dantingkah laku yang baik, maka anak akan cenderungmengidentifikasikan sikap dan tingkah laku sang bapak padadirinya. Demikian pula sebaliknya jika bapak menampilkan sikapburuk juga akan berpengaruh terhadap pembentukan kepribadiananak.
Pengaruh kedua orang tua terhadap perkembangan jiwakeagamaan anak dalam pandangan Islam sudah lama disadari. Olehkerena itu sebagai intervensi terhadap perkembangan jiwakeagamaan tersebut, kedua orang tua diberi beban tanggungjawab.
Ada semacam rangkaian ketentuan yang dianjurkan kepadaorang tua, yaitu mengazankan telinga bayi yang baru lahir,mengakikah, memberi nama yang baik, mengajarkan membaca Al-Qur’an, membiasakan shalat serta bimbingan lainnya yang sejalandengan perintah agama. Keluarga dinilai sebagai faktor yang palingdominan dalam meletakkan dasar bagi perkembangan jiwakeagamaan.
Dari penjelasan diatas, penulis dapat menyimpulkan bahwalingkungan keluarga adalah merupakan suatu hal yang sangatberpengaruh sekali terhadap proses pendidikan akhlak yang selamaini diterima siswa, dalam arti apabila lingkungan keluarga baikmaka baik pula kepribadian anak, yang mana hal tersebutmerupakan alat penunjang dalam pembinaan akhlak siswa. Begitujuga sebaliknya ketika lingkungan keluarga buruk, maka burukpula kepribadian anak dan hal tersebut merupakan penghambatdalam pembinaan akhlak.
2). Lingkungan Institusional (sekolah)
Sekolah sebagai institusi pendidikan formal ikut memberipengaruh dalam membantu perkembangan kepribadian anak.Menurut Singgah D. Gunarsa pengaruh itu dapat dibagi menjaditiga kelompok yaitu: 1) Kurikulum dan anak; 2) Hubungan Gurudan Murid; 3) Hubungan antar anak.
Dilihat dari kaitannya dengan perkembangan jiwakeagamaan, tampaknya ketiga kelompok tersebut ikut berpengaruh.Sebab pada prinsipnya perkembangan jiwa keagamaan tidak dapatdilepaskan dari upaya untuk membentuk kepribadian yang luhur.Dalam ketiga kelompok itu secara umum tersirat unsur-unsur yangmenopang pembentukan seperti ketekunan, disiplin, kejujuran,simpati, sosiobilitas, toleransi, keteladanan, sabar dan keadilan.Perlakukan dan pembiasaan bagi pembentukan sifat-sifat seperti itupada umumnya menjadi bagian dari program pendidikan disekolah.
Melalui kurikulum, yang berisi materi pengajaran, sikapdan keteladanan guru sebagai pendidik serta pergaulan antar temandisekolah dinilai berperan dalam menanamkan kebiasaan yangbaik. Pembiasaan yang baik merupakan bagian dari pembentukanmoral yang erat kaitannya dengan perkembangan jiwa keagamaanseseorang.
3). Lingkungan Masyarakat (Pergaulan)
Meskipun tampaknya longgar, namun kehidupanbermasyarakat dibatasi oleh berbagai norma dan nilai-nilai yangdidukung warganya. Karena itu setiap warga berusaha untukmenyesuaikan sikap dan tingkah laku dengan norma dan nilai-nilaiyang ada. Dengan demikian kehidupan bermasyarakat memilikisesuatu tatanan yang terkondisi untuk dipatuhi bersama.
Sepintas lingkungan masyarakat bukan merupakanlingkungan yang mengandung unsur tanggung jawab, melainkanhanya merupakan unsur pengaruh belaka, tapi norma dan tata nilaiyang ada terkadang lebih mengikat sifatnya. Bahkan terkadangpengaruhnya lebih besar dan perkembangan jiwa keagamaan baikdalam bentuk positif maupun negativ. Misalnya lingkunganmasyarakat yang memiliki tradisi kegamaan yang kuat akanberpengaruh positif bagi perkembangan jiwa keagamaan anak,akan tetapi lingkungan masyarakat yang tradisi keagamaannyakurang maka akan membawa pengaruh yang negativ terhadapperkembangan jiwa keagamaan anak.
b. Faktor Penghambat Strategi Guru Agama Islam DalamPembinaan AkhlakSiswa
1). Terbatasnya pengawasan pihak sekolah
Pihak sekolah khususnya guru agama islam tidak bisaselalu memantau atau mengawasi perilaku siswa diluar sekolah.Selain itu guru agama islam diluar tidak mengetahui baik buruklingkungan tempat tinggal siswa terutama sekali orang tua/keluarga yang sangat memegang peranan penting dalam pembinaanAkhlaksiswa.
2). Kesadaran para siswa
Siswa kurang sadar akan pentingnya kegiatan keagamaanyang dilakukan oleh sekolah, apalagi kegiatan tersebut berkaitansekali dengan pembinaan akhlak siswa.
3). Kurangnya sarana dan prasarana
Guna menunjang Strategi guru agama islam dalampembinaan Akhlaksiswa maka juga harus ada kegiatankegiatanyang bisa mendukungnya. Kegiatan-kegiatan tersebut bisaberjalan lancar apabila sarana dan prasarananya dapat terpenuhi,namun apabila sarana dan prasarananya kurang maka hal tersebutmenjadi kendala bagi pelaksanaan kegiatan.
4). Pengaruh tayangan televisi
Tayangan televisi yang kurang mendidik merupakanpengaruh yang tidak baik bagi anak-anak, karena secara tidaklangsung memberikan contoh yang kurang baik sehinggadikhawatirkan anak-anak meniru.
0 komentar:
Post a Comment
Silahkan masukkan saran, komentar saudara, dengan ikhlas saya akan meresponnya.