Pengertian Pegawai
Menurut
Soedaryono dalam bukunya (Tata Laksana
Kantor, 2000 : 6) pengertian pegawai adalah “seseorang yang melakukan
penghidupannya dengan bekerja dalam kesatuan organisasi, baik kesatuan kerja
pemerintah maupun kesatuan kerja swasta”.
Dan menurut Robbins (Perilaku Organisasi, Edisi 10 : 2006)
pengertian pegawai adalah “orang pribadi yang bekerja pada pemberi kerja, baik
sebagai pegawai tetap atau tidak, berdasarkan kesepakatan kerja baik tertulis
maupun tidak tertulis, untuk melaksanakan suatu pekerjaan dalam jabatan atau
kegiatan tertentu yang ditetapkan oleh pemberi kerja”.
Berdasarkan
pengertian diatas dapat diambil suatu kesimpulan bahwa pegawai adalah seseorang
yang bekerja pada suatu kesatuan organisasi, baik sebagai pegawai tetap maupun
tidak untuk memenuhi kebutuhan hidupnya”.
Kinerja Pegawai
Kinerja
adalah penentuan secara periodik efektifitas operasional organisasi, bagian
organisasi dan karyawannya berdasarkan sasaran, standar dan kriteria yang telah
ditetapkan sebelumnya (Mulyadi dan J. Setyawan, Sistem Perencanaan dan
Pengendalian Manajemen: Sistem Pelipatganda Kinerja Perusahaan : 2001).
Pengukuran kinerja merupakan salah satu faktor yang amat penting bagi
organisasi. Pengukuran tersebut antara lain dapat dipergunakan untuk menilai
keberhasilan organisasi dan dapat digunakan sebagai dasar menyusun sistem
imbalan atau sebagai dasar penyusunan strategi perusahaan atau organisasi
(Cahyono, Pengukuran Kinerja Balanced
Scorecard untuk Organisasi Sektor Publik : 2000).
Untuk menilai kinerja yang dicapai maka diperlukan penilaian kinerja.
Kata penilaian sering diartikan dengan kata assessment.
Sedangkan
kinerja pegawai merupakan sesuatu yang dihasilkan oleh seorang pegawai dalam suatu
perusahaan dalam dan periode tertentu dengan mengacu pada standar
yang ditetapkan. Dengan demikian penilaian kinerja pegawai mengandung makna
suatu proses atau sistem penilaian mengenai pelaksanaan kemampuan kerja seorang
pegawai berdasarkan standar tertentu (Kaplan dan Norton, 1996; Lingle dan
Schiemann, 1996; Brandon & Drtina, The Balanced Scorecard: Translating
Strategy into Action, 1997).
Sistem penilaian kinerja merupakan suatu mekanisme
yang memperbaiki kemungkinan untuk perusahaan agar strategi yang dijalankan
dapat berhasil (Anthony dan Govindarajan, 2003). Menurut Hansen dan Mowen
(1995), ada yang membedakan pengukuran kinerja secara tradisional dan
kontemporer. Pengukuran kinerja tradisional dilakukan dengan membandingkan
kinerja aktual dengan kinerja yang dianggarkan atau biaya standar sesuai dengan
karakteristik pertanggungjawabannya. Pengukuran kinerja kontemporer menggunakan
aktivitas sebagai pondasinya. Ukuran kinerja dirancang untuk menilai seberapa
baik aktivitas dilakukan dan dapat mengidentifikasi apakah telah dilakukan
perbaikan yang berkesinambungan.
Tujuan pokok penilaian kinerja adalah untuk memotivasi
personel dalam mencapai sasaran organisasi dan dalam mematuhi standar perilaku
yang telah ditetapkan sebelumnya, agar membuahkan tindakan dan hasil yang
diinginkan oleh organisasi. Penilaian kinerja digunakan untuk menekan perilaku
yang tidak semestinya (disfunctional behaviour) dan untuk mendorong
perilaku yang semestinya
diinginkan melalui umpan balik hasil kinerja pada waktunya serta imbalan balik
yang bersifat intrinsik maupun ekstrinsik (Mulyadi, 2001).
Penilaian Kinerja
Penilaian kinerja karyawan adalah suatu proses pengukuran keaktifan
karyawan dalam menyelesaikan pekerjaannya atau tugasnya dengan tujuan
menghasilkan suatu susunan peringkat atau memberikan suatu gambaran mengenai
prestasi kerja seorang karyawan.
Tidak terdapat kesamaan antara perusahaann yang satu dengan yang lain
dalam menentukan unsure yang harus dinilai, tetapi pada umumnya unsurunsur yang
perlu dinilai dalam proses penilaian kinerja adalah kesetian, prestasi kerja,
tanggung jawab, ketaatan, kejujuran, kerja sama, prakarsa, kepemimpinan.
(Sonang P.Siagian : 2000 “Manajemen
Sumber Daya Manusia” Edisi ke-1, Bumi Aksara, Jakarta)
Persyaratan Sistem Penilaian Kinerja Pegawai
Dengan munculnya pandangan baru dimana bisnis harus
digerakkan oleh customer-focused, suatu sistem penilaian kinerja pegawai
yang efektif paling tidak harus memiliki syarat-syarat sebagai berikut menurut
(Yuwono dkk, 2002):
1.
Didasarkan pada masing-masing
aktivitas dan karakteristik pegawai itu sendiri sesuai perspektif pelanggan.
2.
Evaluasi atas berbagai
aktivitas menggunakan ukuran-ukuran kinerja yang customer-validated.
3. Sesuai dengan
seluruh aspek kinerja aktivitas yang mempengaruhi pelanggan, sehingga
menghasilkan penilaian yang komprehensif.
4. Memberikan umpan
balik untuk membantu seluruh anggota organisasi mengenali masalah-masalah yang
ada kemungkinan perbaikan.
Menurut Mulyadi (2001), manfaat penilaian kinerja
yaitu:
a) Mengelola operasi
organisasi secara efektif dan efisien melalui pemotivasian pegawai secara
maksimum.
b) Membantu
pengambilan keputusan yang bersangkutan dengan pegawai seperti promosi,
pemberhentian dan mutasi.
c) Mengidentifikasi
kebutuhan pelatihan dan pengembangan pegawai dan untuk menyediakan kriteria
seleksi dan evaluasi program pelatihan pegawai.
d) Menyediakan umpan
balik bagi karyawan mengenai bagaimana atasan mereka menilai kinerja mereka.
e) Menyediakan suatu
dasar bagi distribusi penghargaan.
Adapun ukuran penilaian kinerja pegawai pada suatu
perusahaan yang dapat digunakan untuk menilai kinerja secara kuantitatif
(Mulyadi, 2001) adalah sebagai berikut:
1. Ukuran Kinerja
Tunggal
Adalah ukuran kinerja yang hanya menggunakan satu
ukuran penilaian terhadap kinerja seseorang. Dalam hal ini, pegawai dan
manajemen cenderung memusatkan usahanya pada kriteria tersebut dan mengabaikan
kriteria lainnya.
2. Ukuran Kinerja
Beragam
Adalah ukuran kinerja yang
menggunakan berbagai macam ukuran untuk menilai kinerja. Ukuran kinerja beragam
merupakan cara untuk mengatasi kelemahan kriteria kinerja tunggal. Berbagai
aspek kinerja pegawai dicari ukuran kriterianya sehingga pegawai diukur
kinerjanya dengan berbagai kriteria.
3. Ukuran Kinerja
Gabungan
Dengan adanya
kesadaran beberapa kriteria lebih penting bagi perusahaan secara keseluruhan
dibandingkan dengan tujuan lain, maka perusahaan melakukan pembobotan terhadap
ukuran kinerja pegawainya.
0 komentar:
Post a Comment
Silahkan masukkan saran, komentar saudara, dengan ikhlas saya akan meresponnya.