Prosedur Pencatatan Piutang
Piutang timbul sebagai akibat penjualan
barang/jasa yang mempunyai kedudukan dekat dengan kas. Besar kecilnya piutang
yang nampak dalam neraca dapat dijadikan dasar untuk meniaai efisiensi
pengolahannya. Jumlah piutang yang terlalu besar sebagai akibat kebijaksanaan
yang terlalu longgar terutama dalam menetapkan periode kredit akan memperlambat
kas.
Piutang harus dicatat dengan prosedur
yang besar sehingga menyediakan informasi yang wajar dan tepat bagi manajemen
dalam Imengambil keputusan menyangkut piutang. Dalam perusahaan setiap
pelaksanaan diotorisasi oleh pejabat yang menyetujui terjadinya transaksi
tersebut. Untuk menjamin adanya otorisasi. harus di dukung adanya formulir
untuk mengetahui siapa atau bagaimana yang berwenang untuk mengisi dali
mengotorisasi penggunaan formulir tersebut. Formulir juga merupakan dokumen
yang dipakai sebagai dasar untuk mencatat transaksi ke dalam catatan akuntansi.
Oleh karena itu, penggunaan formulir harus diawasi agar keandalan data
akuntansi dapat dipercaya dalam prosedur akuntansi.
Mulyadi ( 2001 : 257 ) menyatakan "
Prosedur pencatatan piutang terdiri dari : (1). informasi yang diperlukan oleh
manajemen, (2). Dokumen, (3). Catatan
akuntansi, (4). Organisasi, dan (5). Metode pencatatan piutang."
1. Informasi yang diperlukan oleh manajemen.
Informasi mengenai piutang yang
dilaporkan kepada manajemen adalah saldo piutang pada saat tertentu kepada
setiap debitur, riwayat pelunasan piutang yang dilakukan oleh setiap debitur,
umur piutang kepada setiap debitur pada saat tertentu. 2. Dokumen
Dokumen pokok yang digunakan sebagai
dasar pencatatan lcedalam kartu piutang adalah : faktur penjualan, bukti kas
masuk, memo kredit, dan bukti memorial.
3. Catatan akuntansi
Catatan akuntansi yang digunakan untuk
mencatat transaksi yang menyangkut piutang adalah jurnal penjualan, jurnal
retur penjualan, jurnal umum, jurnal penerimaan kas, dan kartu piutang.
4. Organisasi
Pencatatan piutang dilakukan oleh fungsi
akuntansi. “Tugas fungsi akuntansi dalam hubungannya dengan pencatatan
akuntansi, adalah menyelenggarakan Catatan piutang kepada debitur, menghasilkan
pernyataan piutang secara periodik dan mengirimkannya ke setiap debitur,
menyelenggarakan catatan riwayat krcdit setiap debitur untuk memudahkan menyediakan
data guna memutuskan pemberian kredit kepada pelanggan dan guna mengikuti data
dari setiap debitur.
5. Metode
Pencatatan Piutang
Metode pencatatan piutang dapat
dilakukan dengan salah satu dari metode berikut ini:
a.
Metode
konvensional, dalam metode ini posting kedalam kartu piutang dilakukan atas
dasar ddta yang dicatat dalan jurnal.
b.
Metode
posting langsung kedatam piutang atau pernyataan piutang, dalam metode ini
media di posting kedalam pernyataan piutang dengan kartu piutang sebagai
tembusannya atau tembusan lebar kedua berfungsi sebagai kartu piutang.
c.
Metode
pencatatan tanpa buku pembantu ( ledgerless bookkeeping ) dalam metode
pencatatan piutang ini tidak digunakan buku pembantu piutang. Faktur penjualan
beserta dokumen pendukungnya yang diterima dari bagian penagihan, oleh bagian
piutang diarsipkan menurut nama arsip pelanggan dalam arsip faktur yang belum
dibayar ( unpaid invoice ). Arsip faktur penjualan ini berfungsi sebagai
catatan piutang. Pada saat diterima ada dua cara ditempuh :
a) Jika
pelanggan membanyar penuh jumlah yang tercantum dalam faktur penjualan. Faktur
yang bersangkutan diambil dari arsip faktur yang belum dibayar (unpaid invoice file) dan dicap
"lunas". Kemudian dipindahkan kedalam arsip faktur yang telah dibayar
(unpaid invoice)
b)
Jika pelanggan
hanya membayar sebagian jumlah dalam faktur, jumlah kas yang diterima dan
sisanya yang belum dibayar oleh pelanggan dicatat pada faktur tersebut,
kemudian di buat faktur tiruan tersebut kemudian di simpan dalam arsip faktur
yang telah dibayar dan faktur asli disimpan kembali dalam arsip yang belum
dibayar.
d.
Metode
pencatatan dengan menggunakan komputer, hal ini dilakukan dengan Batch System yaitu dokumen sumber yang
mengubah piutang dan sekaligus di posting setiap hari untuk memutakhirkan
catatan piutang.
Penyisihan Piutaug Tak Tertagih
Perusahaan berupayah membatasi nilai
piutang tak tertagih dengan menerapkan beragam perangkat pengendalian.
Pengendalian yang penting di sini berhubungan dengan pengendalian kredit. Tanpa
memperhatikan kriteria yang digunakan dalam pemberian kredit dan prosedur
penagihan yang diterapkan, bisaanya sebagian dari penjualan kredit dipastikan
tidak akan tertagih. Beban operasi yang muncul karena tidak tertagihnya piutang
macet (Bad Debts Expense), atau beban
piutang tak tertagih (Doudlful Accounts
Expensi ).
Donald, ( 2002: 420 ) mengemukakan
" Terdapat dua metode akuntansi untuk memcatat piutang yang diperkirakan
tidak akan tertagih yaitu metode penyisihan dan metode penghapusan
langsung".
Berikut ini diuraikan secara rinci :
1. Metode penyisihan
Metode penyisihan adalah membuat akun
beban piutang tak tertagih dimuka Sebelum piutang tersebut dihapuskan.
Kebanyakan perusahaan besar menggunakan metode penyisihan untuk mengestimasi
besarnya piutang tak tertagih. Suatu estimasi dilakukan untuk perkiraan piutang
tak tertagih dari penjualan atau total piutang yang beredar. Estimasi piutang
tak tertagih pada akhir periode fiscal didasarkan pada pengalaman yang lampau
scrta perkiraan terhadap kcgiatan perusahaan dimasa mendatang. Estimasi ini bisaanya
didasarkan atas :
a. Penyisihan atas Dasar Saldo Piutang
Penyisihan piutang tak tertagih yang
didasarkan atas saldo piutang dapat dilakukan dengan jalan menetapkan suatu
presentase terhadap saldo piutang. Bisaanya
saldo yang dipakai adalah rata-rata antara saldo piutang pada awal dan akhir
periode.
b. Metode Umur Piutang
Metode ini disebut metode analisis umur
piutang. Piutang masing-masing langganan dibagi dalam dua kelompok yaitu
menunggak dan berlum menunggak. Yang di maksud dengan menunggak adalah sudah
melebihi jangka waktu kredit. Piutang yang menunggak dipisah-pisahkan dalam
kelompok berdasarkan lamanya waktu menunggaknya kemudian ditetapkan prcsentase
kerugian piutang. Jumlah kerugian piutang yang digunakan dihitung dan cara
mempertimbangkan saldo rekening.
c. Penyisihan atas dasar Saldo Penjualan
Penyisihan piutang tak tertagih dapat
juga didasarkan atas penjualan. Perhitungan penyisihan piutang tak tertagih dengan
cara ini dilakukan dengan menetapkan suatu persentase tertentu terhadap
penjualan. Sedapat mungkin angka penjualan yang dipakai adalah penjualan
kredit. Tetapi, apabila untuk memperoleh angka tersebut diperlukan terlalu
banyak waktu dan biaya maka presentase dapat juga didasarkan atas total
penjualan. Kalau perbandingan antara penjualan tunai dan penjualan kredit tidak
banyak mengalami perubahan, hasil yang diperoleh akan cukup memuaskan.
2.
Metode Penghapusan Langsung (Direct Write
off Method)
Apabila perusahaan menggunakan metode penghapusan langsung,
maka jumlah kerugian piutang tidak perlu ditaksir dalam pcmbukuan tidak
digunakan rekening Cadangan Kerugian Piutang. Apabila suatu piutang diyakini
tidak akan dapat ditagih lagi, maka kerugian akibat piutang tersebut langsung
di debetkan ke dalam rekening Kerugian Piutang dan rekening Piutang Dagang
dikredit.
7. Penyajian
Piutang Dalam Neraca
Tujuan pelaporan piutang di dalam neraca
adalah piutang dinilai sebesar jumlah yang akan direalisasikan, yaitu jumlah
yang diharapkan akan dapat diterima. Pada setiap akhir tahun buku perusahaan
menyajikan laporan keuangan yang minimal terdiri dari neraca dan daftar laba rugi,
sebagai alat pertanggung jawaban pimpinan kepada pemegang saham.
maaf ka, boleh share daftar pustakanya ga ka ?? terimakasih
ReplyDelete