a.
Sistem Pengeluaran Kas
Sistem
pengeluaran kas dirancang untuk mengendalikan pengeluaran dengan cek dan
pengeluaran secara tunai. Pada umumnya pengeluaran kas berupa pembelian jasa
dan perjalanan dinas yaitu dengan mengajukan permintaan cek kepada fungsi
akuntansi (bagian utang) dan harus mendapatkan persetujuan dari fungsi yang
bersangkutan.
Pengeluaran
kas dalam perusahaan dilakukan dengan menggunakan cek. Pengeluaran kas yang
tidak dapat dilakukan dengan cek (biasanya karena jumlahnya relative kecil),
dilaksanakan melalui dana kas kecil yang diselenggarakan dengan salah satu dari
dua sistem yaitu : fluctuating fund system
dan imprets fund system.
Dokumen
yang digunakan dalam sistem akuntansi pengeluran kas dengan cek menurut Mulyadi
(2001 : 510) antara lain :
a. Permintaan
Cek (chec request) : Dokumen ini berfungsi sebagai permintaan dari fungsi yang
memerlukan pengeluaran kas kepada fungsi pencatat uang untuk membuat bukti kas
keluar. Dan transaksi pengeluaran kas yang tidak berupa pembayaran uatang yang
timbul dari transaksi pembelian, fungsi yang memerlukan kas menulis permintaan
cek kepada fungsi pencatatan utang untuk kepentingan pembuatan bukti kas
keluar, bukti kas keluar ini dibuat sebagai perintah fungsi keuangan untuk
membuat cek sebesar jumlah yang tercantum di dalam dokumen tersebut. Dalam
transaksi pembelian barang, pengeluaran kas untuk pembayaran utang kepada
pemasok tidak memerlukan dokumen permintaan cek, karena sistem pembelian secara
otomatis mengumpulkan dokumen-dokumen pendukung (seperti surat order pembelian,
laporan penerimaan barang, dan faktur dari pemasok) keterangan fungsi pencatat
uang, sehingga fungsi ini memiliki dasar untuk membuat bukti kas keluar. Dalam
transaksi pembelian, seperti jasa asuransi, iklan dan telepon, fungsi yang
bertanggung jawab untuk mengadakan jasa tersebut mengajukan permintaan cek
kepada fungsi pencatat utang untuk permintaan cek yang diajukan oleh fungsi
yang bertanggung jawab untuk pengadaan jasa, fungsi pencatat utang membuat
bukti kas keluar.
b.
Bukti
Kas Keluar : Dokumen ini berfungsi sebagai perintah pengeluaran kas kepada
bagian kasir sebesar yang tercantum dalam dokumen tersebut. Disamping itu,
dokumen ini berfungsi sebagai alat pemberitahuan (remittance advice) yang
dikirim kepada kreditur dan berfungsi pula sebagai dokumen sumber bagi
pencatatan berkurangnya utang.
c.
Cek
: dari sudut sistem informasi akuntansi, cek merupakan dokumen yang digunakan
untuk memerintahkan bank melakukan pembayaran sejumlah uang kepada orang atau
organisasi yang namanya tercantum pada cek. Ada dua pilihan dalam penggunaan cek untuk pembayaran :
1. Check issuer membuat cek atas
nama, atau 2. Check issuer membuat
cek atas unjuk cek atas nama dibuat dengan cara mengisi nama orang atau
perusahaan yang akan menerima pembayaran pada ruang “atas penyerahan cek ini
dibayarlah kepada Mr. Been dan mencoret kata-kata “atau pembawa”. Dengan cek
atas nama ini, bank hanya membayarkan sejumlah uang yang tercantum dalam cek
kepada orang atau perusahaan yang namanya tercantum pada cek tersebut. Jika
sistem perbankan mengembalikan concelled
check kepada check issuer pada
halaman belakang cek akan dicantumkan endorsement
orang atau perusahaan yang namanya ditulis pada halaman muka cek, sehingga concelled check dapat berfungsi sebagai
tanda penerimaan pembayaran yang biak bagi check
issuer.
Cek atas unjuk dapat dibuat dengan cara mengisi kata
“tunai” pada ruang “atas penyerahan cek dibayarlah kepada Mr. Been” dan
membiarkan tanpa mencoret kata-kata “atau pembawa”. Siapa saja yang dapat
menyerahkan cek ini ke bank berhak untk menerima penyerahan uang dari bank
sebesar yang tercantum dalam cek. Karena siapa saja yang dapat mengajukan
(menyerahkan) cek berhak menerima penyerahan uang dari bank, bagi check issuer tidak diperoleh jaminan
uang yang dibayarkan diterima oleh orang atau perusahaan yang seharusnya
berhak.
Pada umumnya pengeluaran kas digunakan untuk pengeluaran
besar dan untuk pengeluaran kecil biasanya diambil dari kas kecil yang
menggunakan sistem impres. Fokus utama sistem ini adalah pengeluaran dengan
cek. Dan impres juga akan dibahas tetapi tidak secara khusus dalam perancangan
sistem. Dana impres adalah dana yang dipelihara secara khusus, dengan jumlah
yang telah ditentukan terlebih dahulu, seperti : jumlah kas di tangan ditambah
pengeluaran-pengeluaran harus sama dengan jumlah dana impres dan pembayaran
deviden yang harus dibuat dalam rekening cek terpisah. Untuk memperjelas sistem
penerimaan kas di atas dapat kita lihat bagan alir sistem pengeluaran kas
seperti yang terlihat di bawah ini :
Sama halnya
dengan sistem penerimaan kas. Sistem pengeluaran kas juga memerlukan suatu
catatan yang dapat menghindari kelalaian di dalam penulisannya. Catatan yang
digunakan dalam sistem akuntansi pengeluaran kas dengan cek adalah :
1.
Jurnal
Pengeluaran kas (Cash Disbursement
Journal)
Dalam pencatatan uang dengan account payable system, untuk mencatat transaksi pembelian
digunakan jurnal pembelian dan untuk mencatat pengeluaran kas digunakan jurnal
pengeluaran kas. Dokumen sumber yang dipakai sebagai dasar pencatatan dalam
jurnal pengeluaran kas adalah faktur dari pemasok yang telah dicap “lunas” oleh
fungsi kas.
2.
Register cek
Dalam pencatatan utang dengan voucher payable sistem,
transaksi untuk mencatat pembelian digunakan dua jurnal : register bukti kas
keluar dan register cek. Register bukti kas keluar digunakan untuk mencatat
utang yang timbul, sedang register cek digunakan untuk untuk mencatat
pengeluaran kas dengan cek. Register cek digunakan untuk mencatat cek-cek
perusahaan yang dikeluarkan untuk pembayaran para kreditur perusahaan atau
pihak lain. Jika sistem perbankan mengembalikan concelled check kepada check issuer, register cek ini digunakan
pula untuk mencatat concelled check yang telah dilakukan endorsemnat oleh
penerimaan pembayaran.
7. Sistem
Pengendalian Intern Kas
a. Sistem
Pengendalian Intern Penerimaan Kas
Semua transaksi yang akan menambah jumlah uang kas
dicatat dalam buku penerimaan kas, uang kas dapat diterima oleh berbagai sumber
misalnya penanaman modal dari pemilik, penerimaan dari penjualan tunai,
penagihan piutang dan penagihan wesel
tagih beserta bunganya. Dalam perusahaan dagang sumber penerimaan kas yang
paling sering terjadi adalah penjualan tunai dan penagihan piutang usaha.
Untuk melindungi kas dari pencurian dan
penyalahgunaan, perusahaan haruslah mengawasi kas mulai dari saat penerimaannya
hingga penyetorannya ke bank catatan dari semua penerimaan kas haruslah dibuat
segera mungkin.
Prosedur penerimaan uang dalam perusahaan perlu
dirancng sedemikian rupa sehingga kemungkinan tidak tercatat dan tidak
diterimanya uang yang seharusnya diterimanya dapat dikurang menjadi sekecil
mungkin.
Prosedur
penerimaan kas perlu memperhatikan hal-hal sebagai berikut :
a.
Terdapat
pemisahan tugas antara yang menyimpan, yang menerima dan yang mencatat
penerimaan uang. Apabila untuk sebuah perusahaan kecil pemisahan demikian tidak
dapat dilakukan maka penggabungan ketiga tugas tadi hanya dapat dilakukan oleh
pemilik perusahaan
b.
Setiap
penerimaan uang langsung disetor ke bank sebagaimana adanya
Untuk
memudahkan pengendalian intern kas, perlu adanya prosedur penerimaan kas yang
dirancang secara khusus sesuai dengan kepentingan perusahaan. menurut Baridwan
Zaki (2002 : 157) bagian-bagian yang terlibat dalam prosedur penerimaan kas
tersebut adalah “bagian surat masuk, bagian kasir, bagian piutang (bagian
akuntansi), bagian internal putang.
1.
Bagian Surat Masuk
Bagian surat masuk bertugas
menerima surat-surat yang diterima perusahaan. surat-surat yang berisi
pelunasan barang piutang harus dipisahkan dari surat-surat lainnya. Setiap hari
bagian surat
masuk membuat daftar penerimaan uang harian, mengumpulkan cek dan remittance
advice. Kecocokan antara jumlah cek dengan jumlah remittance advice menjadi
tanggung jawab bagian surat
masuk. Sesudah daftar penerimaan uang harian selesai dikerjakan oleh bagian surat masuk maka daftar
tersebut didistribusikan sebagai berikut : satu lembar bersama dengan cek
diserahkan pada kasir dan satu lembar lagi dengan remittance advice diserahkan
kepada seksi putang. Apabila dalam surat yang
diterima oleh bagian surat
masuk tidak terdapat remittance advice, maka amplop dari langganan dapat
digunakan sebagai remittance advice sesudah ditulis jumlah rupiahnya pada halaman
muka amplop.
2.
Bagian Kasir
Bagian
penerimaan kas atau bertugas menerima uang yang berasal dari bagian surat masuk, pembayaran
langsung atau dari jumlah penjualan oleh salesman. Setiap hari kasir membuat
bukti setor ke bank dan menyetorkan semua uang yang diterimanya. Agar
penerimaan uang ini dapat diawasi dengan baik maka satu lembar bukti setor dari
bank langsung dikirim ke bagian akuntansi. Bukti setor diterima di bagian
akuntansi dicocokkan dengan daftar penerimaan uang dibuat oleh bagian surat masuk dan kasir.
Salah satu
cara pengawasan penerimaan uang yang langsung oleh kasir dapat dilakukan dengan
bukti kas masuk yang diberi nomor urut tercetak.
3.
Bagian akuntansi
atau piutang
Bagian
piutang bertugas untuk menerima dan mengumpulkan dokumen-dokumen pendukung dari
berbagai sumber untuk membukukannya. Dalam bagian akuntansi ini terdapat bagian
yang menangani masalah putang, sehinga dapat menunjukkan jumlah-jumlah putang
pada setiap langganan dengan melihat jumlah putang dalam buku besar dan buku tambahan
piutang ini dibuat sedemikian rupa sehingga diketahui secara kredit dari
masing-masing langganan, jumlah maksimum rekdit saat pelunasan dan keternagan
lain yang diperlukan.
4.
Bagian internal
putang
Di dalam
hubunganya dengan prosedur penerimaan uang ataupun pelunasan piutang dari
langganan bagian internal auditing bertugas menerima apakah semua penerimaan
benar-benar sesuai dengan jumlah yang sebenarnya. Hal ini dapat dilakukan
dengan mencocokkan buku tambahan piutang dengan remittance advice, jurnal
penjualan dan penerimaan.
b. Sistem
Pengendalian Intern Pengeluaran Kas
Pengeluaran
kas dalam perusahaan bisa dilakukan dengan cek. Pengeluaran kas yang tidak
dapat digunakan dengan cek, biasanya karena jumlah relative kecil, dilaksanakan
melalui dana kas kecil. Dokumen yang digunakan dalam akuntansi pengeluaran kas
dengan cek adalah bukti kas keluar cek, permintaan cek (cek request).
Ditinjau
dari segi keamanan pembayaran dengan cek jauh lebih mudah diawasi. Tetapi bila
ditinjau dari segi biaya, pembayaran dengan uang tunai lebih mudah dari pada
pembayaran dengan uang cek. Pembayaran dengan uang cek dapat dilakukan apabila
cek tersebut telah ditandantangani oleh orang yang berwenang dan dilampiri
bukti-bukti guna menghindari penyalahgunaan dari perusahaan.
Seperti
halnya penerimaan uang, prosedur pengeluaran kas perlu dirancang sedemikian
rupa sehingga hanya pengeluaran-pengeluaran yang telah disetujui dan
betul-betul untuk kegiatan perusahaan saja yang dicatat dalam pembukuan
perusahaan. Pada dasarnya untuk dapat menghasilkan sistem pengeluaran intern
yang baik, hendaknya memperlihatkan prosedur pengeluaran kas antara lain
sebagai berikut :
a.
Semua
pengeluaran dilakukan dengan cek. Pengeluaran-pengeluaran dalam jumlah kecil
dilakukan melalui dana kas kecil.
b.
Semua
pengeluaran harus memperoleh persetujuan dari yang berwenang terlebih dahulu.
c.
Terdapat
pemisahan tugas antara yang berhak menyetujui pengeluaran kas, yang menyimpan
uang kas dan melakukan pengeluaran serta yang mencatat pengeluaran kas.
Bagian-bagian
yang terkait dalam pembayaran utang menurut Baridwan Zaki (2002 : 187) adalah
“bagian utang, bagian pengeluaran dan bagian internal auditing”.
1.
Bagian Utang
Bagian utang bertugas untuk membandingkan faktur
pembagian dengan laporan penerimaan barang. Apabila kedua dokumen tersebut
menunjukkan data yang sama, bagian utang akan menentukan apakah ada potongan
atau tidak. Dalam hal faktur pembelian ini menunjukkan informasi tentang
potongan maka bagian utang bertugas untuk menghitung jumlah potongan pembelian,
faktur pembelian yang dilampiri dengan laporan penerimaan barang diserahkan
sebagai persediaan untuk dicatat dalam buku pembantu persediaan. Faktur
pembelian dan penerimaan barang yang diterima kembali dari bagian persediaan,
di bagian utang dicatat dalam buku pembantu utang (sebelah kredit).
Faktur pembelian ini kemudian diserahkan ke bagian buku
besar untuk dijurnal dalam buku jurnal pembelian. Apabila digunakan sistem
voucher dan dicatat dalam voucher (voucher register), kemudian voucher beserta
dokumen pendukung lainnya disimpan menunggu tanggal jatuh tempo.
2.
Bagian
Pengeluaran Uang
Fungsi bagian pengeluaran uang adalah :
a.
Memeriksa
bukti-bukti faktur pembelian atau voucher untuk memastikan bahwa
dokumen-dokumen tersebut sudah cocok dan perhitungannya benar serta disetujui
oleh orang-orang yang ditunjuk.
b.
Mendantangani
cek
c.
Mencap lunas
pada bukti-bukti pendukung dan pengeluaran kas dan melubanginya
d.
Mencatat
cek ke dalam daftar cek, register cek dan dapat juga dikerjakan di bagian
akuntansi.
3.
Bagian Internal
Auditing
Dalam hubungannya dengan prosedur utang dan pengeluaran kas, bagian
internal auditing bertugas untuk memeriksa buku pembantu utang, mencocokkan
dengan jurnal pembelian dan pengeluaran kas. Apabila digunakan sistem voucher,
bagian internal auditing bertugas untuk mencocokkan kumpulan voucher yang belum
dibayar dengan voucher register dan mencocokkan voucher-voucher yang sudah
dibayar dengan cek.
0 komentar:
Post a Comment
Silahkan masukkan saran, komentar saudara, dengan ikhlas saya akan meresponnya.