Wednesday, April 24, 2013

MODEL PENGEMBANGAN KAWASAN HUTAN BERSAMA MASYARAKAT


Beberapa Model Pengembangan Kawasan Hutan Bersama Masyarakat

                3.1. Keterkaitan Jenis Usaha Dalam Kawasan Agroforestry
                Dari pengalaman berbagai model pengikutsertaan masyarakat tidak satupun dapat untuk menurunkan tingkat pencurian kayu dan kerusakan hutan. Oleh karena itu perlu untuk menentukan bentuk keterlibatan masyarakat tidak hanya pada poengelolaan tumpang sari dan bantuan modal usaha saja tapi juga pada besar akses pada hutan. Bentuk kelembaagaan tersebut hendaknya dirancang dengan model bagi hasil dan juga akses petani sekitar hutan pada hasil hutan terutama kayu. Memberikan kepemilikan hutan pada masyarakat akan menjadi pendorong mereka untuk menjaganya.
                Model kelembagaan harusnya dirancang agar masyarakat dapat berperan dan memperluas kesempatan berusaha dengan mengembangkan usaha diluar hasil pokok hutan. Pengembangan lebah madu, pengembangan sapi potong dan perah kambing dan juga pengembangan berbagai usaha lainya dan memungkinkan petani meningkatkan kesejahteraannya dan juga meningkatkan kapasitas ekonomi dan kapasitas sosial masyarakat sekitar hutan.
                Dalam kerangka itu perlu disusun sebuah model pengembangan agroforestry berbasis berbagai komoditi yang ada. Pemilihan model ini tentu sangat terkait dengan barang apa yang dapat dihasilkan dari agroforestry baik tanaman pokok maupun tanaman sela yang ada. Selain itu dukungan kegiatan lain diluar usaha tani sangat diperlukan dalam pengembangan kawasan hutan sebagai satuan pengembangan wilayah guna meningkatkan kapasitas sosial dan ekonomi sebagai tujuannya. Berikut beberapa model pengembangan hutan dengan berbagai komoditi yang dimungkinkan untuk dikembangkan.

3.2. Pusat Penangkaran Sapi Potong dan Kambing
Dalam mengembangkan suatu kawasan sangat tidak mungkin untuk menunggu keberdayaan masyarakat sekitar hutan untuk menbangun dirinya. Apalagi untuk memikirkan pengembangan usahanya dengan berbagai teknologi dan pengetahuan baru. Oleh sebab itu perlu suatu usaha penyadaran dan berbagai support terkait dengan teknologi maupun system baru. Untuk mengembangkan kapasitas ekonomi dan sosial sebagaimana pada tujuan awal pengembangan kawasan hutan maka dukungan pemerintah ataupun fihak lain mutlak diperlukan. Dukungan harus diarahkan pada perencanaan pengembangan yang dilakukan. Pada kwasan hutan dengan salah satu point pengembangan adalah ternak maka dukungan breeding center sapi potong dan kambing sangat diperlukan.
Dukungan ini dilakukan mengingat sangat kecil sekali kemampuan penduduk untuk membuat usaha semacam itu. Selain permasalahan pendanaan keterbatasan pengusaaan teknologi juga menjadi faktor pembatas. Oleh karena itu untuk mendukung kegiatan tesebut perlu usaha penyediaan bibit unggul dari breeding center tersebut. Pemerintah juga dapat memetik hasil dan meningkatkan PADnya dengan pengelolaan bagian ini.

3.3. Pusat Penangkaran Lebah Madu 
                Selain tanaman pangan dan peternakan kawasan hutan juga sangat memungkinkan untuk mengembangkan usaha lebah madu mengingat potensinya yang besar pada kebutuhan maupun ketersediaan makanan. Oleh karena itu sangatlah penting untuk membuat sebuah pusat penamgkaran lebah madu terutama untuk memenuhi kebutuhan lebah ratu bagi masyarakat. Hingga saat ini kelemahan peternak lebah adalah kemapuannya yang rendah pada system penangkaran lebah madu terutama ratunya.
                Untuk mencukupi kebutuhan tersebut keberadaan breeding center lebah madu bisa diusahakan oleh pemerintah maupun suasta. Dan apabila memungkinkan pelatihan dan kemitraan pengelolaan breeding center ini dapat dilakukan. Magang dan bekerja bagi peternak pemula dapat dilakukan selain pembinaan intensif pada pengembangan peternakan. Sumber informasi teknologi perlebahan merupakan tujuan utama pendirian breeding center ini.

4.4. Pusat Pengembangan pohon keras komersil, Kopi, Kakao, buah, Tanaman Pangan 

                Selain breeding center ternak baik sapi, kambing maupun lebah keberadaan breeding center tanaman seperti jati, akasia, tanaman hutan lainya serta tanaman perkebunan yang biasa ada disekitar hutan seperti kopi, kakao, salak dan tnaman pangan lainya juga sangat diperlukan. Keberadaan breeding center ini diarahkanuntuk menjadi pusat informasi teknologi yang terkait dengan tanaman tersebut.
                Selain itu breeding center diharpkan juga dapat dijadikan sebagai tempat belajar petani tanaman pangan dan perkebunan yang diusahakan baik bersama hutan maupun disekitarnya. Penyediaan bibit yang mudah dan sangat cocok dengan kondisi lokal dapat dilakukan melalui breeding center ini. Hal ini memungkinkan karena aplikasi perbenihan lokal atau uji coba baru benih dapat dilakukan pada breeding center ini dan tidak perlu lagi percobaan penyesuaian pada kondisi lingkungan budidaya. Ini tentu sangat memberikan keuntungan yang besar kepada petani akibat kemudahan pemeroleh dan harga yang tentu dapat murah. Selain itu transfer teknologi dapat dengan cepat dan mudah dilakukan karena keberadaan breeding center tesebut di tengah-tengah masyarakat.
                Penyediaan sarana ini dapat dilakukan oleh suasta maupun pemerintah. Pengalaman yang terdahulu menunjukan bahwa pengelolaan bibit dan input pertanian lain apabila diserahkan pada suasta penuh seringkali membuat ketergantungan besar pada petani. Selain itu seringkali akses teknologi sangat kecil dilakukan oleh petani karena kepentingan bisnis perusahaan. Oleh karena itu diarahkan breeding center ini dikelola oleh pemerintah dan bila suasta kepemilikannya terbatas. Apabila kesuadaayaan masyarakat telah tumbun maka pengelolaannya dapat diserahkan langsng kepada masyarakat.

3.5.  Industri Pakan Ternak
                Beberapa hasil dari usaha pertanian terutama tanaman pangan seperti jagung dan ketela merupakan bahan baku pakan hewan yang berkualitas. Penjualan langsung pada produk segar hingga saat ini tidak dapat memberikan nilai tambah yang signifikan bagi petani. Kerapkali harga jatuh dan naik tanpa bisa diprediksi petani. Oleh karena itu keberadaan industri oakan ternak dapat menjadi solusi yang baik bagi kondisi ini.
Permasalahan yang dihadapi adalah teknologi yang akan digunakan. Teknologi tersebut harus teknologi tepat guna dan tidak mono purposes. Apabila bisa dapat didesain paket teknoligi yang multi guna sesuai dengan sifat produk pertanian yang musiman. Selain itu dukungan industri lain juga diperlukan agar keberadaan industri pakan hewan ini benar-benar mampu memberikan nilai tambah pada petani tanaman pangan juga akan menolong peternak sapi dan kambing untuk mendapatkan harga yang stabil pada faktor produksinya. Tentu saja kualitas dan standar mutu harus diperhatikan agar tidak terjadi keterpurukan mutu pakan sehingga kalah bersaing dengan produk lain.
Sebagaimana pada model breeding center industri inipun sangat tidak memungkinkan untuk langsung dikelola oleh masyarakat sekitar hutan sehingga perlu campur tangan pemerintah dan suasta untuk mendorong keberadaan industri ini. Setelah keberdayaan masyarakat kuat dan dapat mengelolah secara bersama maka perlu disusun sebuah kelembagaan baru untu kewadahi jenis peran masyarakat tersebut.
 
3.6.  Industri Pupuk Organik
                Sisa tanaman juga sisa dari peternakan merupakan bahan baku yang cukup baik bagi industri pupuk organic. Untuk mendukung pelestrian lingkungan dan menjaga kesuburan serta keawetan lahan industri ini sangat penting selain untuk menampun hasil ikutan usaha pokok baik pertanian maupun peternakan. Industri ini kedepan dengan semakin mencuatnya isu lingkungan akan menjadi industri yang cukup prospektif perkembangnannya.
                Teknologi yang dirancang untuk industri ini hendaknya merupakan industri tepat guna dan mampu diusahakan oleh masyarakat serta murah. Selain itu perlu pula dibentuk kelembagaan yang adil dalam pngelolaan industri ini. Pengalaman terdahulu, dengan ketergantungan pada pupuk petani yang begitu besar hendaknya monopoli penguasahaan pupuk ini terhindari. Efek langsung dari industri ini tentu pada penyerapan tenaga kerja dan tambahan penghasilan karena permintaan pada buangan limbahnya.
                Dari berbagai jenis usaha guna meningkatkan perkembangan kapasitas sosial dan ekonomi masyarakat hutan selain dengan usaha pada usaha ternak juga dapat dikembangkan tanaman sela pada hutan dengan tegakan dan kanopi tertentu sebagaimana program PMDH dan PHBM. Hanya saja keikutsertaan masyarakat perlu kembali dirumuskan agar perusakan hutan akibat ketidak fahaman petani peserta PMDH maupun PHBM pada tugasnya tidak terjadi sehingga hutan lestari.  
Share :

0 komentar:

Post a Comment

Silahkan masukkan saran, komentar saudara, dengan ikhlas saya akan meresponnya.

 
SEO Stats powered by MyPagerank.Net
My Ping in TotalPing.com