Tuesday, April 2, 2013

Pengertian Pendapatan Nasional


Pendapatan Nasional

Definisi pendapatan nasional adalah nilai seluruh produksi yang diproduksi dalam sesuatu negara dalam kurun waktu tertentu. Oleh karena itu pendapatan nasional biasanya juga didefinisikan sebagai nilai seluruh barang-barang jadi dan jasa-jasa yang diproduksikan oleh sesuatu negara dalam kurun waktu tertentu. Pada penghitungan pendapatan nasional biasanya terdapat tiga istilah yang berbeda dalam memberikan gambaran tentang pen­dapatan nasional dari sesuatu Negara yaitu : Produk Na­sional Bruto, Produk Domestik Bruto dan Pendapatan Nasional.
Produk Nasional Bruto adalah pendapatan nasional yang dihitung dengan cara pengeluaran dan  Pro­duk Domestik Bruto adalah pendapatan nasional yang dihitung secara produksi. Sedangkan Pendapatan Nasional adalah pendapatan nasional yang dihitung secara pendapatan
Dari penjelasan terdahulu dinyatakan bahwa pendapatan nasional adalah nilai barang-barang jadi dan jasa-jasa yang diproduksikan dalam suatu perekonomian tetapi yang dihitung bukanlah bendanya melainkan nilai uang dari barang atau jasa yang diproduksi. Tujuannya adalah untuk mengatasi kesulitan yang ditimbulkan dari perbedaan dalam satuan penghitungan barang dan jasa yang dihasilkan.
Saat ini cara yang dipakai untuk menilai seluruh nilai produksi nasional tidaklah merupakan cara yang sempurna. Sebagai akibat dari adanya perubahan harga-harga yang terjadi setiap tahunnya, nilai pendapatan nasional yang dihitung menurut harga-harga yang berlaku pada tahun di mana barang-barang dan jasa-jasa yang diproduksikan dan dijual ke pasar tidak selalu mencerminkan perubahan jumlah produksi barang-barang dan jasa-jasa yang sebetulnya terjadi dalam perekonomian. Untuk mengatasi kesulitan ini, dalam membandingkan nilai pendapatan nasional dari tahun ke tahun, harus dipastikan agar nilai-nilai pendapatan nasional yang dibandingkan tersebut dihitung menurut harga-harga yang tetap.
Nilai-nilai pendapatan nasional yang dihitung menurut harga-harga yang tidak berubah dari satu tahun ke tahun lainnya dinamakan pendapatan na­sional menurut harga-harga tetap atau pendapatan nasional riil. Sebaliknya pen­dapatan nasional yang dinilai menurut harga-harga yang berlaku pada tahun dimana produksi nasional yang sedang dinilai diproduksikan dinamakan pendapatan nasional menurut harga yang berlaku.
Cara yang paling sederhana untuk menentukan pendapatan nasional riil adalah dengan mendeflasikan nilai pendapatan nasional menurut harga yang berlaku dengan menggunakan indeks harga, seperti misalnya dengan menggunakan indeks harga konsumen. Yang dimaksudkan dengan mendeflasikan pendapatan nasional menurut harga yang berlaku adalah menghitung nilai pendapatan nasional riil dari berbagai tahun dengan menghilangkan atau menghapuskan pengaruh kenaikan harga-harga yang terjadi dari tahun. ke tahun kepada kenaikan pendapatan nasional pada tahun-tahun yang bersangkutan.
Untuk memperoleh suatu gambaran tentang cara menghitung pendapatan na­sional riil dari suatu tahun tertentu, berikut ini dikemukakan suatu contoh yang sederhana mengenai cara penghitungannya.  Misalkan Negara Indonesia menggunakan tahun 2005 sebagai tahun dasar untuk menunjukkan pertumbuhan yang sebenarnya dari produksi barang-barang dan jasa-jasa yang terjadi dari tahun ke tahun. Tahun dasar adalah tahun di mana nilai pendapatan nasional pada tahun itu digunakan sebagai dasar di dalam menunjukkan pertumbuhan pendapatan nasional riil pada tahun-tahun sesudahnya. Untuk tahun tersebut indeks harga pada umumnya yang digunakan adalah indeks harga konsumen adalah 100.  Selanjutnya diasumsikan pada tahun 2005 pendapatan nasionalnya adalah 200 miliar rupiah dan pada tahun 2006 pendapatan nasional menurut harga yang berlaku telah mencapai nilai 242 miliar rupiah sedangkan indeks harga konsumen telah menjadi 110. Ini berarti dalam tahun 2006 harga-harga mengalami kenaikan sebesar 10 persen.
Dapat dilihat bahwa kalau dibandingkan dengan tahun 2005, pendapatan na­sional menurut harga-harga yang berlaku untuk tahun 2006 telah mengalami kenaikan sebesar 21 persen kalau dibandingkan dengan pada tahun sebalumnya. Tetapi juga indeks harga mengalami kenaikan, yaitu sebesar 10 persen. Dengan demikian, kenaikan yang sangat besar dari pendapatan nasional di antara kedua tahun tersebut sebagian besar disebabkan oleh kenaikan harga-harga yang berlaku.
Oleh karena itu untuk mengetahui kenaikan yang sebenarnya dari produksi barang-barang dan jasa-jasa pada tahun 2006 kalau dibandingkan dengan tahun 2005, haruslah dihitung nilai pendapatan nasional riil untuk tahun 2006. Nilai pendapatan nasional riil pada tahun 2006 adalah  x 242 = 220 miliard rupiah.
Dari hasil perhitungan ini dapat disimpulkan bahwa kalau pendapatan nasional pada tahun 2006 dihitung menurut harga-harga yang berlaku dalam tahun 2005, maka nilainya hanyalah sebesar 220 miliar rupiah. Ini berarti di antara kedua tahun tersebut jumlah seluruh produksi barang-barang akhir dan jasa-jasa dalam perekonomian itu telah naik sebesar 20 miliar rupiah. Dengan demikian pendapatan nasional riil pada tahun 2006 hanyalah :  persen saja lebih tinggi dari dalam tahun 2005, dan bukan 21 persen.
Menghitung pendapatan nasional riil merupakan langkah yang selalu dijalankan di berbagai negara.  Salah satu tujuan dari penghitungan pendapatan nasional adalah untuk mengetahui perkembangan ekonomi sesuatu negara yang berlaku dari tahun ke tahun. Dari contoh di atas telah dapat dilihat bahwa untuk mengetahui tingkat pertumbuhan sesuatu perekonomian setiap tahunnya haruslah dihitung pendapatan nasional riil. Tingkat perkembangan ekonomi, yaitu pertambahan pendapatan nasional riil yang terjuadi dalam kurun waktu tertentu, dapat dihitung dengan rumus :
di mana GNPrl adalah pendapatan nasional riil pada tahun yang tingkat perkembangan ekonominya akan ditentukan, GNPro adalah pendapatan nasional riil pada tahun sebelumnya, dan g adalah tingkat perkembangan ekonomi yang dicapai dinyatakan dalam persentasi.
Pada negara-negara yang perekonomiannya sudah sangat maju, penghitungan pen­dapatan nasional dihitung dengan cara pengeluaran. Hal ini dilakukan karena cara tersebut dapat memberikan keterangan-keterangan yang berguna tentang tingkat kegiatan ekonomi yang dicapai. Sehingga dapat diketahui sampai di mana baik buruknya masalah ekonomi yang dihadapi dan tingkat kemakmuran yang sedang berlangsung. Dengan demikian angka pendapatan nasional dan angka-angka lainnya yang diperoleh dalam penghitungan pendapatan nasional secara pengeluaran dapat digunakan sebagai landasan untuk mengambil kebijakan-kebijakan untuk mengatasi masalah-masalah ekonomi yang dihadapi, atau untuk mempertahankan tingkat kemakmuran yang sedang dicapai.
Dengan cara pengeluaran, pendapatan nasional dihitung dengan menjumlahkan nilai pengeluaran dari berbagai golongan masyarakat terhadap barang-barang jadi dan jasa-jasa yang diproduksikan dalam perekonomian tersebut. Barang-barang atau jasa-jasa yang diimpor tidak dimasukkan dalam penghitungan ini. Begitu juga, barang-barang produksi dalam negeri yang akan diproses kembali oleh perusahaan-perusahaan lain untuk dijadikan barang-barang lain, dalam cara ini tidak ikut dihitung untuk menentukan besarnya pendapatan nasional. Barang-barang yang masih akan diproses lagi, nilainya tidak turut dihitung di dalam penghitungan pendapatan nasional dengan cara pengeluaran adalah untuk menghindari berlakunya penghitungan dua kali.
Ditinjau dari sudut apakah sesuatu barang itu mengalami proses produksi selanjutnya atau tidak, barang-barang yang diproduksikan dalam perekonomian perlu dibedakan dalam dua jenis: barang-barang jadi dan barang-barang setengah jadi. Barang jadi adalah barang yang tidak mengalami proses produksi lebih lanjut, dan dapat langsung digunakan untuk memenuhi kebutuhan masyarakat. Sedangkan barang setengah jadi adalah barang yang harus mengalami proses produksi lebih lanjut sebelum digunakan oleh masyarakat.
Dalam menghitung nilai pendapatan nasional menurut cara pengeluaran, adalah penting untuk membedakan dengan sebaik-baiknya di antara barang-barang jadi dan barang-barang setengah jadi. Tindakan itu perlu dilakukan, seperti telah dikatakan, un­tuk menghindari penghitungan dua kali terhadap nilai barang-barang dan jasa-jasa yang diproduksikan   ke   dalam   pendapatan   nasional.  Di   dalam   setiap   prekonomian kebanyakan barang, sebelum menjadi barang jadi, harus melalui beberapa tingkat pro­ses produksi. Di dalam perekonomian seeing sekali berlaku keadaan di mana sesuatu barang itu diproses oleh beberapa perusahaan sebelum menjadi barang jadi. Ini berarti sesuatu barang jadi tertentu sudah beberapa kali diperjualbelikan di pasar sebelum barang tersebut selesai mengalami proses produksi.  Sekiranya semua nilai jual beli yang terjadi dijumlahkan ke dalam pendapatan nasional, maka nilai yang diperoleh adalah lebih besar daripada nilai produksi nasional yang sebenarnya telah diproduksi. Perhitungan nilai pen­dapatan nasional yang terlalu besar ini terjadi karena nilai barang yang sama telah beberapa kali dijumlahkan dalam pendapatan nasional. Untuk menghindari terjadinya hal seperti ini, yang harus dijumlahkan di dalam menghitung pendapatan nasional adalah:
(i)     nilai barang-barang jadi
(ii)    nilai-nilai tambahan yang diproduksi dalam setiap tingkat proses produksi.
Share :

0 komentar:

Post a Comment

Silahkan masukkan saran, komentar saudara, dengan ikhlas saya akan meresponnya.

 
SEO Stats powered by MyPagerank.Net
My Ping in TotalPing.com