Pertumbuhan ekonomi dalam pandangan Klasik dan
Schumpeter.
Teori pertumbuhan ekonomi yang
dikemukakan oleh ahli-ahli ekonomi Klasik dan Schumpeter menerangkan tentang
peranan sumber daya manusia dalam pertumbuhan ekonomi. Teori Klasik menunjukkan
bagaimana perkembangan penduduk akan mempengaruhi proses pertumbuhan ekonomi.
Sedangkan dalam teori Schumpeter memperlihatkan peranan para pengusaha dalam
menciptakan pertumbuhan ekonomi.
a.
Teori pertumbuhan ahli-ahli ekonomi Klasik.
Menurut pandangan ahli-ahli ekonomi
Klasik ada empat faktor yang mempengaruhi pertumbuhan ekonomi, yaitu: jumlah
penduduk, jumlah stok barang-barang modal, luas tanah dan kekayaan alam, dan
teknologi. Walaupun disadari bahwa pertumbuhan ekonomi tergantung kepada banyak
faktor, ahli-ahli ekonomi Klasik hanya focus pada pengaruh pertambahan penduduk
terhadap pertumbuhan ekonomi. Dalam teori pertumbuhan diasumsikan luas tanah
dan kekayaan alam adalah tetap jumlahnya serta tingkat teknologi tidak
mengalami perubahan. Berdasarkan kepada asumsi ini selanjutnya dianalisa
bagaimana pengaruh pertambahan penduduk kepada tingkat produksi dan pendapatan.
Menurut pandangan ahli-ahli ekonomi
Klasik hukum Law of Diminishing yaitu hukum hasil lebih yang semakin
berkurang akan mempengaruhi pertumbuhan ekonomi. Ini berarti pertumbuhan
ekonomi tidak akan terus menerus berlangsung. Pada permulaannya, apabila
penduduk sedikit dan kekayaan alam relatif berlebihan, tingkat pengembalian
modal dari investasi yang di buat adalah tinggi. Maka para pengusaha akan
memperoleh keuntungan yang besar. Ini akan menimbulkan investasi baru sehingga
terjadi pertumbuhan ekonomi. Keadaan seperti itu tidak akan terus menerus
berlangsung. Apabila penduduk sudah terlalu banyak, pertambahan akan menurunkan
tingkat kegiatan ekonomi karena produktivitas marginal penduduk telah menjadi
negatif. Maka kemakmuran masyarakat menurun kembali. Perekonomian akan mencapai
tingkat perkembangan yang sangat rendah. Apabila keadaan ini terjadi, ekonomi
dikatakan dalam keadaan tidak berkembang (stationary state) dan pada kondisi
tersebut maka pendapatan pekerja hanya mencapai tingkat cukup hidup (subsistence).
Dalam Gambar 8.1 ditunjukkan pandangan ahli-ahli
ekonomi Klasik mengenai pengaruh dari pertambahan penduduk kepada proses
pertumbuhan, Kurva PN menggambarkan tingkat produksi atau pendapatan nasional
yang akan tercapai pada berbagai jumlah penduduk. Kurva PM menunjukkan produksi
marginal dari para pekerja dan kurva PR menggambarkan pendapatan per
kapita yang dicapai pada berbagai
jumlah penduduk.
Berdasarkan pada sifat-sifat dari PN,
PM dan PR, pertumbuhan ekonomi dapat dibedakan dalam empat tahap. Dalam tahap I
penduduk masih kekurangan, maka pertambahan penduduk akan menambah produksi
marginal. Sebagai akibatnya pendapatan per kapita menjadi bertambah tinggi.
Pada tahap II tidak terdapat lagi kekurangan penduduk dan pada tahap ini hukum
Law
of Diminishing mulai berlaku. Maka kurva PM mulai menurun.
Walaupun demikian dalam tahap ini
produksi marginal masih lebih tinggi dari pendapatan per kapita. Maka
pendapatan per kapita, yang ditunjukkan oleh kurva PR, masih tetap mengalami
kenaikan. Pada tahap III produksi marginal telah menjadi lebih rendah dari
pendapatan per kapita. Oleh karenanya dalam tahap III pendapatan per kapita
telah mulai menurun. Ini berarti batas di antara tahap III dan tahap IV
merupakan tingkat pertumbuhan di mana pendapatan per kapita mencapai tingkat
yang tertinggi. Dalam tahap IV penduduk sudah terlalu berlebihan sehingga
produksi marginal telah menjadi negatif. Maka pendapatan nasional akan menjadi
bertambah rendah apabila penduduk bertambah. Keadaan ini mengakibatkan
pendapatan per kapita mengalami kemerosotan yang lebih cepat lagi, dan tingkat
kemakmuran mengalami kemerosotan yang cepat pula.
b. Teori Schumpeter.
Teori Schumpeter menekankan tentang
pentingnya peranan pengusaha di dalam menciptakan pertumbuhan ekonomi. Dalam
teori ini ditunjukkan bahwa para pengusaha merupakan golongan yang akan terus
menerus membuat pembaharuan atau inovasi dalam kegiatan ekonomi. Inovasi
tersebut meliputi: memperkenalkan barang-barang baru, mempertinggikan efisiensi
dalam memproduksikan sesuatu barang, memperluas pasar sesuatu barang ke pasar
yang baru, mengembangkan sumber bahan mentah yang baru dan mengadakan
perubahan-perubahan dalam organisasi perusahaan dengan tujuan mempertinggi
efisiensinya.
Di dalam mengemukakan teori
pertumbuhannya Schumpeter memulai analisanya dengan memisahkan bahwa
perekonomian sedang dalam keadaan tidak berkembang. Tetapi keadaan ini tidak
akan berlangsung lama. Pada waktu keadaan tersebut terjadi segolongan pengusaha
menyadari tentang berbagai kemungkinan untuk mengadakan inovasi yang menguntungkan.
Didorong oleh keinginan memperoleh keuntungan dari mengadakan pembaharuan
tersebut, mereka akan meminjam modal dan melakukan penanaman modal. Investasi
yang baru ini akan meninggikan tingkat kegiatan ekonomi negara. Maka pendapatan
masyarakat akan bertambah dan tingkat konsumsi menjadi bertambah tinggi.
Kenaikan tersebut akan mendorong perusahaan-perusahaan lain untuk menghasilkan
lebih banyak barang dan melakukan penanaman modal baru.
Maka menurut Schumpeter, investasi
boleh dibedakan dalam dua golongan, penanaman modal autonomi dan penanaman
modal terpengaruh. Penanaman modal autonomi adalah penanaman modal yang
ditimbulkan oleh kegiatan ekonomi yang timbul sebagai akibat kegiatan inovasi.
Menurut Schumpeter makin tinggi
tingkat kemajuan sesuatu perekonomian makin terbatas kemungkinan untuk
mengadakan inovasi. Maka pertumbuhan ekonomi akan menjadi bertambah lambat
jalannya. Pada akhirnya akan tercapai tingkat stationary state. Akan
tetapi, berbeda dengan pandangan Klasik, dalam pandangan Schumpeter tingkat
keadaan tidak berkembang itu dicapai pada tingkat pembangunan yang tinggi.
c. Teori Harrod Domar.
Teori ini
menjelaskan kondisi yang harus dipenuhi bagi
tercapainya penggunaan barang-barang modal secara penuh sepanjang tahun.
Selanjutnya teori ini juga menjelaskan keadaan yang akan terjadi apabila
keadaan yang terjadi melebihi atau kurang dari syarat yang diperlukan untuk
mencapai penggunaan sepenuhnya dari barang-barang modal yang tersedia dalam
masyarakat.
Teori Harrod Domar menunjukkan bahwa
investasi mempunyai peranan ganda dalam perekonomian, Di satu pihak investasi
merupakan sebagian dari pengeluaran agregat, dalam hal ini termasuk pengeluaran
yang akan mempengaruhi tingkat kegiatan ekonomi negara. Di lain pihak,
investasi akan menambah jumlah barang-barang modal di dalam masyarakat. Dengan
demikian investasi akan meningkatkan kemampuan sesuatu negara untuk
menghasilkan barang-barang.
d.
Teori pertumbuhan Neo-Klasik.
Berdasarkan uraian tersebut diatas
dapat disimpulkan bahwa menurut pandangan teori Harrod domar tingkat
pertumbuhan ekonomi ditentukan oleh pertambahan dalam pengeluaran agregat.
Teori Neo-Klasik mempunyai pandangan yang sangat berbeda. Teori Neo-Klasik
berpendapat pertumbuhan ekonomi tergantung kepada perkembangan dari
faktor-faktor produksi. Dengan perkataan lain, menurut teori Neo-Klasik,
pertumbuhan ekonomi tergantung kepada pertambahan barang-barang modal,
pertambahan tenaga kerja, dan kemajuan teknologi.
0 komentar:
Post a Comment
Silahkan masukkan saran, komentar saudara, dengan ikhlas saya akan meresponnya.