Tuesday, April 2, 2013

Pertumbuhan ekonomi dalam pandangan Klasik dan Schumpeter.


Pertumbuhan ekonomi dalam pandangan Klasik dan Schumpeter.

Teori pertumbuhan ekonomi yang dikemukakan oleh ahli-ahli ekonomi Klasik dan Schumpeter menerangkan tentang peranan sumber daya manusia dalam pertumbuhan ekonomi. Teori Klasik menunjukkan bagaimana perkembangan penduduk akan mempengaruhi proses pertumbuhan ekonomi. Sedangkan dalam teori Schumpeter memperlihatkan peranan para pengusaha dalam menciptakan pertumbuhan ekonomi.
a.     Teori pertumbuhan ahli-ahli ekonomi Klasik.
Menurut pandangan ahli-ahli ekonomi Klasik ada empat faktor yang mempengaruhi pertumbuhan ekonomi, yaitu: jumlah penduduk, jumlah stok barang-barang modal, luas tanah dan kekayaan alam, dan teknologi. Walaupun disadari bahwa pertumbuhan ekonomi tergantung kepada banyak faktor, ahli-ahli ekonomi Klasik hanya focus pada pengaruh pertambahan penduduk terhadap pertumbuhan ekonomi. Dalam teori pertumbuhan diasumsikan luas tanah dan kekayaan alam adalah tetap jumlahnya serta tingkat teknologi tidak mengalami perubahan. Berdasarkan kepada asumsi ini selanjutnya dianalisa bagaimana pengaruh pertambahan penduduk kepada tingkat produksi dan pendapatan.
Menurut pandangan ahli-ahli ekonomi Klasik hukum Law of Diminishing yaitu hukum hasil lebih yang semakin berkurang akan mempengaruhi pertumbuhan ekonomi. Ini berarti pertumbuhan ekonomi tidak akan terus menerus berlangsung. Pada permulaannya, apabila penduduk sedikit dan kekayaan alam relatif berlebihan, tingkat pengembalian modal dari investasi yang di buat adalah tinggi. Maka para pengusaha akan memperoleh keuntungan yang besar. Ini akan menimbulkan investasi baru sehingga terjadi pertumbuhan ekonomi. Keadaan seperti itu tidak akan terus menerus berlangsung. Apabila penduduk sudah terlalu banyak, pertambahan akan menurunkan tingkat kegiatan ekonomi karena produktivitas marginal penduduk telah menjadi negatif. Maka kemakmuran masyarakat menurun kembali. Perekonomian akan mencapai tingkat perkembangan yang sangat rendah. Apabila keadaan ini terjadi, ekonomi dikatakan dalam keadaan tidak berkembang (stationary state) dan pada kondisi tersebut maka pendapatan pekerja hanya mencapai tingkat cukup hidup (subsistence).

Dalam Gambar 8.1 ditunjukkan pandangan ahli-ahli ekonomi Klasik mengenai pengaruh dari pertambahan penduduk kepada proses pertumbuhan, Kurva PN menggambarkan tingkat produksi atau pendapatan nasional yang akan tercapai pada berbagai jumlah penduduk. Kurva PM menunjukkan produksi marginal dari para pekerja dan kurva PR menggambarkan pendapatan per kapita  yang di­capai pada berbagai jumlah penduduk.
Berdasarkan pada sifat-sifat dari PN, PM dan PR, pertumbuhan ekonomi dapat dibedakan dalam empat tahap. Dalam tahap I penduduk masih kekurangan, maka pertambahan penduduk akan menambah produksi marginal. Sebagai akibatnya pendapatan per kapita menjadi bertambah tinggi. Pada tahap II tidak terdapat lagi ke­kurangan penduduk dan pada tahap ini hukum Law of Diminishing mulai berlaku. Maka kurva PM mulai menurun. Walaupun  demikian dalam tahap ini produksi marginal masih lebih tinggi dari pendapatan per kapita. Maka pendapatan per kapita, yang ditunjukkan oleh kurva PR, masih tetap mengalami kenaikan. Pada tahap III produksi marginal telah menjadi lebih rendah dari pendapatan per kapita. Oleh karenanya dalam tahap III pendapatan per kapita telah mulai menurun. Ini berarti batas di antara tahap III dan tahap IV merupakan tingkat pertumbuhan di mana pendapatan per kapita mencapai tingkat yang tertinggi. Dalam tahap IV penduduk sudah terlalu berlebihan sehingga produksi marginal telah menjadi negatif. Maka pendapatan nasional akan menjadi bertambah rendah apabila penduduk bertambah. Keadaan ini mengakibatkan pendapatan per kapita mengalami kemerosotan yang lebih cepat lagi, dan tingkat kemakmuran mengalami kemerosotan yang cepat pula.
b.    Teori Schumpeter.
Teori Schumpeter menekankan tentang pentingnya peranan pengusaha di dalam menciptakan pertumbuhan ekonomi. Dalam teori ini ditunjukkan bahwa para pe­ngusaha merupakan golongan yang akan terus menerus membuat pembaharuan atau inovasi dalam kegiatan ekonomi. Inovasi tersebut meliputi: memperkenalkan barang-barang baru, mempertinggikan efisiensi dalam memproduksikan sesuatu barang, memperluas pasar sesuatu barang ke pasar yang baru, mengembangkan sumber bahan mentah yang baru dan mengadakan perubahan-perubahan dalam organisasi perusahaan dengan tujuan mempertinggi efisiensinya.
Di dalam mengemukakan teori pertumbuhannya Schumpeter memulai analisanya dengan memisahkan bahwa perekonomian sedang dalam keadaan tidak berkembang. Tetapi keadaan ini tidak akan berlangsung lama. Pada waktu keadaan tersebut terjadi segolongan pengusaha menyadari tentang berbagai kemungkinan untuk mengadakan inovasi yang menguntungkan. Didorong oleh keinginan memperoleh keuntungan dari mengadakan pembaharuan tersebut, mereka akan meminjam modal dan melakukan penanaman modal. Investasi yang baru ini akan meninggikan tingkat kegiatan ekonomi negara. Maka pendapatan masyarakat akan bertambah dan tingkat konsumsi menjadi bertambah tinggi. Kenaikan tersebut akan mendorong perusahaan-perusahaan lain untuk menghasilkan lebih banyak barang dan melakukan penanaman modal baru.
Maka menurut Schumpeter, investasi boleh dibedakan dalam dua golongan, penanaman modal autonomi dan penanaman modal terpengaruh. Penanaman modal autonomi adalah penanaman modal yang ditimbulkan oleh kegiatan ekonomi yang timbul sebagai akibat kegiatan inovasi.
Menurut Schumpeter makin tinggi tingkat kemajuan sesuatu perekonomian makin terbatas kemungkinan untuk mengadakan inovasi. Maka pertumbuhan ekonomi akan menjadi bertambah lambat jalannya. Pada akhirnya akan tercapai tingkat stationary state. Akan tetapi, berbeda dengan pandangan Klasik, dalam pandangan Schumpeter tingkat keadaan tidak berkembang itu dicapai pada tingkat pembangunan yang tinggi.

c.     Teori Harrod Domar.
Teori ini menjelaskan kondisi yang harus dipenuhi bagi tercapainya penggunaan barang-barang modal secara penuh sepanjang tahun. Selanjutnya teori ini juga menjelaskan keadaan yang akan terjadi apabila keadaan yang terjadi melebihi atau kurang dari syarat yang diperlukan untuk mencapai penggunaan sepenuhnya dari barang-barang modal yang tersedia dalam masyarakat.
Teori Harrod Domar menunjukkan bahwa investasi mempunyai peranan ganda dalam perekonomian, Di satu pihak investasi merupakan sebagian dari pengeluaran agregat, dalam hal ini termasuk pengeluaran yang akan mempengaruhi tingkat kegiatan ekonomi negara. Di lain pihak, investasi akan menambah jumlah barang-barang modal di dalam masyarakat. Dengan demikian investasi akan meningkatkan kemampuan sesuatu negara untuk menghasilkan barang-barang.

d.    Teori pertumbuhan Neo-Klasik.
Berdasarkan uraian tersebut diatas dapat disimpulkan bahwa menurut pandangan teori Harrod domar tingkat pertumbuhan ekonomi ditentukan oleh pertambahan dalam pengeluaran agregat. Teori Neo-Klasik mempunyai pandangan yang sangat berbeda. Teori Neo-Klasik berpendapat pertumbuhan ekonomi tergantung kepada perkembangan dari faktor-faktor produksi. Dengan perkataan lain, menurut teori Neo-Klasik, pertumbuhan ekonomi tergantung kepada pertambahan barang-barang modal, pertambahan tenaga kerja, dan kemajuan teknologi.
Share :

0 komentar:

Post a Comment

Silahkan masukkan saran, komentar saudara, dengan ikhlas saya akan meresponnya.

 
SEO Stats powered by MyPagerank.Net
My Ping in TotalPing.com