Saturday, May 25, 2013

SISTEM AKUNTANSI BERPASANGAN (DOUBLE-ENTRY ACCOUNTING SYSTEM)

Sistem akuntansi berpasangan mengenal dua istilah, yaitu debit (Dr) dan kredit (Cr). Debit dapat diartikan sebagai kiri dan kredit dapat diartikan sebagai kanan (Kieso, et.al, 2004). Total nilai yang ada disebelah debit (kiri) harus sama (seimbang) dengan total nilai disebelah kredit (kanan). Dalam sistem akuntansi berpasangan, debit harus sama dengan kredit (Dr = Cr).

Sistem akuntansi berpasangan didasarkan pada persamaan dasar akuntansi, yaitu:
ktiva = hutang + ekuitas 

Aktiva merupakan harta entitas atau sumberdaya entitas yang digunakan untuk menjalankan operasi usaha. Aktiva bersumber dari pendanaan kreditur (hutang) maupun setoran dari pemegang saham (pemilik) dan hasil usaha periode sebelumnya (ekuitas). Apabila persamaan dasar akuntansi dihubungkan dengan keseimbangan debit dan kredit maka:

Dr (Aktiva) = Cr ( Hutang + Ekuitas)
Dari persamaan itu dapat disimpulkan:
  1. Saldo normal (letak yang seharusnya) akun aktiva adalah disebelah debit sedangkan akun hutang dan ekuitas memiliki saldo normal kredit. Artinya pada saat penutupan buku saldo akhir aktiva harus disebelah debit sedangkan hutang dan ekuitas harus disebelah kredit.
  2. Aktiva bertambah disebelah debit dan berkurang disebelah kredit. Hutang dan ekuitas bertambah disebelah kredit dan berkurang di sebelah debit.
  3. Bila dikaitkan dengan pendapatan dan biaya maka:
  4. Pendapatan akan menambah ekuitas/modal, sehingga saldo normal pendapatan sama dengan ekuitas (sebelah kredit). Apabila pendapatan terjadi dicatat disebelah kredit. 
  5. Biaya-biaya akan mengurangi ekuitas/modal, sehingga saldo normal biaya disebelah debit dan apabila biaya terjadi dicatat disebelah debit.

SIKLUS AKUNTANSI
Siklus akuntansi merupakan tahapan-tahapan yang dilalui dalam memproses transaksi akuntansi. Akuntansi merupakan salah satu system informasi yang memproses data keuangan yang berasal dari transaksi atau peristiwa- peristiwa (events) menjadi suatu informasi yang berguna untuk membantu pembuatan keputusan. Peristiwa-peristiwa yang terdapat pada suatu entitas dapat diklasifikasi atas:
  1. Peristiwa Internal, yaitu peristiwa-peristiwa yang terjadi didalam suatu entitas tanpa melibatkan pihak di luar entitas. Misalnya perpindahan bahan baku dari suatu departemen ke departemen lainnya atau penggunaan aktiva tetap.
  2. Peristiwa eksternal, yaitu peristiwa-peristiwa yang terjadi antara pihakl entitas dengan pihak lain di luar entitas. Misalnya interaksi entitas dengan pihak pemasok atau pembeli atau dengan 
  3. Pemegang saham. Peristiwa eksternal ini sering disebut sebagai transaksi, yaitu pertukaran yang terjadi antara dua pihak (entitas dan pihal luar) dimana salah satu pihak mengorbankan atau menerima suatu nilai.
Tidak semua peristiwa- peristiwa atau transaksi yang terjadi dan melibatkan entitas harus dicatat. Peristiwa atau transaksi yang dicatat hanya peristiwa-peristiwa atau transaksi yang berpengaruh terhadap posisi harta (aktiva), hutang dan ekuitas.

Untuk menghasilkan informasi yang bermanfaat maka diperlukan suatu tahapan-tahapan yang sistematis untuk memproses peristiwa-peristiwa atau transaksi-transaksi. Peristiwa-peristiwa atau Transaksi-transaksi yang datanya hendak ditangkap (data capturing) dan diproses menjadi informasi keuangan dapat dikategorikan atas:

1. Transaksi Penerimaan Kas
2. Transaksi Pengeluaran Kas
3. Transaksi Pembelian Kredit
4. Transaksi Penjualan Kredit
5. Penyesuaian dan perisiwa lainnya yang tidak bisa dikategorikan pada keempat transaksi 
    sebelumnya.

Untuk memproses data yang diperoleh dari transaksi atau peristiwa tersebut selama satu perioda akuntansi atau tahun pembukuan diperlukan tahapan sistematis atau siklus akuntansi. Siklus itu dapat digambarkan sebagai berikut:

Untuk memproses data akuntansi menjadi informasi yang berguna untuk pembuatan keputusan, aktivitas berikut dilakukan dalam pemrosesan data:
  1. Merancang nomor-nomor dan nama-nama akun yang akan terpengaruh oleh transaksi. Akun merupakan tempat untuk menampung data aktiva, hutang atau modal/ ekuitas. 
  2. Menangkap data dari peristiwa-peristiwa atau transaksi dalam dokumen sumber.
  3. Melakukan pencatatan data transaksi (penjurnalan) ke jurnal dan ke Buku Pembantu (Subsidiary Ledger). 
  4. Mengklasifikasi atau memosting data ke masing-masing akun yang terpengaruh di buku besar (General Ledger)
  5. Mengumpulkan atau mengiktisarkan saldo dari masing-masing akun di buku besar ke Neraca Saldo (Trial Balance).
  6. Menganalisa masing-masing akun untuk menemukan akun yang perlu disesuaikan dengan membuat jurnal penyesuaian (Adjustment). 
  7. Memosting penyesuaian akun dan membuat neraca saldo disesuaikan (Adjusted trial Balance)
  8. Menyusun laporan keuangan
  9. Menutup akun-akun nominal ke laba ditahan atau modal
  10. Membuat ayat jurnal pembalik, jika perlu
1. Mencatat data dari dokumen sumber ke jurnal dan Buku Pembantu
Dokumen sumber (Source Document) merupakan dokumen yang digunakan untuk menangkap atau merekam data peristiwa-peristiwa atau transaksi. Dokumen sumber dapat dibedakan dari jenis transaksi. Misalnya untuk transaksi penerimaan kas dokumen sumbernya adalah Bukti Penerimaan Kas. Untuk Transaksi Pengeluaran Kas, dokumen sumbernya adalah Bukti Pengeluaran Kas. Transaksi Penjualan ditangkap di Faktur (penjualan), sedangkan transaksi pembelian ditangkap melalui Bukti Penerimaan Barang atau Tagihan Pemasok atau Konosemen (Bill of Lading). Masing-masing bukti tersebut merupakan bukti atas terjadinya suatu transaksi. 

Dokumen-dokumen sumber dicatat ke Jurnal. Jurnal merupakan buku atau sarana untuk mencatat seluruh peristiwa-peristiwa atau kejadian-kejadian yang terjadi pada suatu entitas dan mempengaruhi posisi aktiva, hutang atau ekuitas/modal. Jurnal merupakan sarana pencatatan awal (Book of Original Entry). Jurnal yang paling sederhana adalah jurnal umum, yaitu catatan kronologis atas peristiwa-peristiwa yang ditunjukkan dalam kolom debit dan kredit. Apabila ukuran perusahaan semakin besar, maka jurnal umum tidak memadai lagi untuk mencatat seluruh peristiwa-peristiwa sehingga diperlukan jenis jurnal yang lain yang disebut sebagai jurnal khusus. Jurnal khusus membagi jurnal atas jenis transaksinya.
Share :

0 komentar:

Post a Comment

Silahkan masukkan saran, komentar saudara, dengan ikhlas saya akan meresponnya.

 
SEO Stats powered by MyPagerank.Net
My Ping in TotalPing.com