1. Analisa Struktur Organisasi Perusahaan
Struktur organisasi
adalah gambaran pendelegasian wewenang dan tanggungjawab dalam suatu struktur
organisasi dikatakan baik apabila terdapat pemisahan fungsi dalam struktur organisasi
dan adanya penetapan garis wewenang dan tanggungjawab yang jelas, serta
penernpatan pegawai yang tepat sesuai dengan kemampuan dan adanya sistem intern
control yang baik.
Apabila dilihat
struktur organisasi yang ada pada PT. Perusahaan Perdagangan Indonesia (
Persero ) Cabang Medan secara umum menunjukkan adsnya tugas rangkap. PT.
Perusahaan Perdagangan Indonesia ( Persero ) Cabang Medan adalah perusahaan
dagang yang melakukan penjualan secara tunai, maupun kredit. Secara pengalaman
penulis bahwa dalam prakteknya yang melakukan penagihan piutang atas penjualan
kredit adalah salesmen. Dalam perusahaan ini jelas terlihat adanya-tugas
rangkap yang dilakukan oleh salesmen. Hal ini dapat membuka kemungkinan terjadinya
penyelewengan yang dapat merugikan perusahaan karena bagian penjualan dapat
melakukan manipulasi atas harga barang.
Oleh karena itu PT.
Perusahaan Perdagangan Indonesia ( Persero ) Cabang Medan sebaiknya tidak
melakukan tugas rangkap tersebut, sehingga penyalahgunaan jabatan atau tugas
yang dapat merugikan perusahaan dapat dihindari.
2. Analisa Kebijaksanaan Pemberian Kredit
Sebagian besar
penjualan yang ada pada PT. Perusahaan Perdagangan Indonesia ( Persero ) Cabang
Medan dilaksanakan oleh salesmen. Ada kebijakan dalam PT. Perusahaan
Perdagangan Indonesia ( Persero ) Cabang Medan yaitu akan memberikan komisi
kepada salesmen yang dapat melakukan penjualan atas omzet yang-telah ditentukan
sebelumnya.
Dari sini penulis
mcnganalisa ada kemungkinan terjadinya kesalahan dimana salesmen hanya
mernperhatikan besarnya penjualan dan komisi yang akan diterimanya tanpa
memperhatikan debitur yang ditujunya apakah memenuhi syarat atau tidak.
Bagaimana piutang
sebagai pihak yang menilai apakah kredit diterima apa tidak bila memesan
langsung keperusahaan tanpa melalui salesmen, harus menjalankan tugas dan
fungsi sebaik-baiknya.
Dari uraian tersebut,
penulis menilai adanya kekurangan dalam hal kebijaksanaan pemberian kredit
kepada debitur.
3. Analisa Prosedur Penjualan Kredit
Dalam penjualan kredit
diperlukan suatu prosedur tersebut yang dapat menjamin terlaksananya penjualan
kredit dengan baik. Menurut teori,
bagian yang terlibat dalam penjualan kredit adalah :
1. Bagian pesanan penjualan
2. Bagian Kredit
3. Bagian Pengiriman
4. Bagian billing atau pembuatan faktur
PT. Perusahaan
Perdagangan Indonesia (Persero), Cabang Medan telah memiliki prosedur mengenai
penjualan kredit yang disesuaikan dengan kebutuhan perusahaan. Penjualan kredit
yang dilaksanakan oleh PT. Perusahaan Perdagangan Indonesia ( Persero ) Cabang
Medan adalah dengan dua cara canvass dan non canvass.
Analisa penulis
mengenai prosedur penjualan dengan cara canvass adalah kurang baik karena dalam
proaedur penjualan kredit dengan cara canvass ini terlihat adanya tugas rangkap
antara salesmen sebagai pencari order dan sekaligus juga sebabai pembuat
faktur, pengiriman barang ke debitur dan juga sehagai penagih. Hal ini bisa
menimbulkan penyelewengan oleh karena itu sebaiknya bagian salesmen, pembuat
faktur, pengiriman barang dan penagihan di pisahkan. Begitu juga dengan cara
non canvass, karena bagian piutang tersebut sekalibus kepada keuangan yang
bertugas menyetujui pemberian kredit.
4. Analisa Metode Pencatatan Piutang
Pencatatan yang
dilaksanakan setiap perusahaan mampu untuk memberikan informasi kepada manajemen
atau pihak lain mengenai keadaan perusahaan. Demikian halnya dengan pencatatan
piutang harus dapat memberikan informasi yang jelas kepada penggunanya sehingga
setiap keputusan yang diambil oleh bagian kredit tidak salah satu mengecewakan.
Metode pencatatan piutang secara teori
terbagi atas empat bagian yaitu :
a. metode konvensional
b. metode posting langsung ke dalam kartu atau
bagian pernyataan piutang
c. metode pencatatan tanpa buku pembantu
d. metode pencatatan dengan menggunakan
komputer.
Pada PT. Perusahaan
Perdagangan Indonesia ( Persero ) Cabang Medan pencatatan piutang menggunakan
posting langsung ke dalam kartu piutang ( dalam lampiran ) yang dapat memberi
informasi mengenai jumlah piutang masing-masing debitur dan membantu bagian
kredit dalam memutuskan untuk memberikan kredit atau tidak kepada debitur.
Melihat metode
pencatatan yang diterapkan pada PT. Perusahaan Perdagangan Indonesia ( Persero
) Cabang Medan, penulis menilai pencatatan yang dilaksanakan pc;rusahaan sudah
baik.
5. Analisa Piutang Tak Tertagih
PT. Perusahaan
Perdagangan Indonesia ( Persero ) Cabang Medan telah melaksanakan penggolongan
piutang tak tertagih berdasarkan umur piutang. Untuk piutang yang tidak mungkin
dapat ditagih lagi perusahaan menerapkan penghapusan langsung.
Dari pengamatan
penulis, merode penghapusan langsung untuk piutang tak tertagih hanya digunakan
dalam hal kesulitan dalam menafsir jumlah piutang tak tertagih secara wajar,
sebagian besar penjualan dilaksanakan dengan tunai, jumlah piutang merupakan
bagian yang relatif kecil dalam aktiva lancar dan jumlah pelanggan sedikit,
berdasarkan pengalaman tahun-tahun sebelumnya, tidak ada piutang yang tidak
tertagih. Sedangkan pada PT. Perusahaan Perdagangan Indonesia ( Persero )
Cabang Medan, penjelasan yang diterangkan tersebut tidak terdapat pada PT.
Perusahaan Perdagangan Indonesia ( Persero ) Cabang Medan oleh karena itu penulis
beranggapan penetapan metode penghapusan langsung untuk piutang tak tertagih
kurang tepat.
6. Analisa Sistem Pengendalian Intern
Piutang merupakan unsur
yang sangat penting dalam neraca perusahaan. Prosedur yang wajar dan cara
pengamatan yang baik terhadap piutang perlu di perhatikan, bukan saja untuk
keberhasilan perusahaan tetapi juga untuk memelihara hubungan yang baik dengan
para pelangga.
Setelah penulis meneliti
mengenai sistem pengendalian intern piutang yang diterapkan pada PT. Perusahaan
Perdagangan Indonesia (Persero) Cabang Medan maka penulis akan membuat analisa
sebagai berikut :
1. Menurut teori adanya pemisahan
fungsi-fungsi atau bagian-bagian yang menagani transaksi penjualan (operasi)
dari fungsi akuntansi untuk piutang. Dengan demikian pegawai yang menagani
akuntansi untuk piutang tidak boleh dilibatkan dengan aspek operasi seperti
menyetujui kredit. Pada PT. Perusahaan Perdagangan Indonesia (Persero) Cabang
Medan melakukan seperti yang ada pada teori, namun antara bagian piutang dengan
kepala keuangan tidak ada pemisahan.
2. Menurut teori pegawai yang menagani
akuntansi piutang hanrs dipisahkan dari fungsi penerimaan hasil tagihan
piutang, yang terdapat pada PT. Perusahaan Perdagangan Indonesia (Persero)
Cabang Medan yaitu ada pemisahan antara bagian akuntansi dan pcncrimaan hasil
tagihan (kasir) jadi pclaksanaannya sudah baik.
3. Menurut teori semua transaksi pemberian
kredit, pemberian potongan dan penghapusan piutang harus mendapat persetujuan
dari pejabat yang berwewenang, pada PT. Perusahaan Perdagangan Indonesia
(Persero) Cabang Medan telah melaksanakannya, yaitu pemberian kredit, pemberian
potongan dan penghapusan piutang harus mendapat persetujuan dari kepala
keuangan dan kepala cabang.
4. Menurut teori adanya surat pernyataan
piutang yang dikirimkan kepada pelanggan paling tidak sebulan sekali. Pada PT.
Perusahaan Perdagangan Indonesia (Persero) Cabang Medan ada terdapat pengiriman
surat pernyataan piutang kepada pelanggan.
5. Menurut teori piutang harus dicatat
dalam buku-buku tambahan piutang pada PT. Perusahaan Perdagangan Indonesia
( Persero ) Cabang Medan ada buku tambahan piutang yaitu adanya daftar piutang
berdasarkan nama pelanggan.
6. Menurut teori, perusahaan harus membuat
daftar piutang berdasarkan umurnya, pada PT. Perusahaan Perdagangan Indonesia (
Persero ) Cabang Medan membuat daftar piutang berdasarkan umur piutang, namun
tidak penggunakan metode penyisihan melainkan metode penghapusan langsung.
0 komentar:
Post a Comment
Silahkan masukkan saran, komentar saudara, dengan ikhlas saya akan meresponnya.