Biografi Quraish Shihab
Lahir pada tanggal 16 April 1944 di Rappang Sulawesi Selatan. Beliau menyelesaikan
sekolah dasarnya di kota Ujung Pandang, kemudian melanjutkan sekolah
menengahnya di kota Malang sambil belajar Agama di pesantren Daar Al-Hadis
Al-Fiqhiyah. Pada tahun 1958, ketika berusia 14 tahun ia berangkat ke Kairo,
Mesir untuk melanjutkan studinya dan diterima kelas II Tsanawiyah Al-Azhar. M.
Quraish Shihab mengambil jurusan Tafsir dan Hadis, Fakultas Ushuluddin hingga
menyelesaikan Lc, pada tahun 1967 kemudian melanjutkan studinya di jurusan dan
Universitas yang sama pada tahun 1969 dengan gelar M.A
Pada tahun 1980 M.Quraish
Shihab kembali ke Mesir untuk meneruskan studinya di program Pasca Sarjana
Fakultas Ushuluddin Jurusan Tafsir Hadis, Universitas Al-Azhar, hanya dalam
waktu dua tahun (1982) ia menyelesaikannya dengan gelar DR.
Pengabdiannya di bidang
pendidikan mengantarkannya menjadi rektor IAIN Syarif Hidayatullah Jakarta pada
tahun 1992-1998. kiprahnya tak terbatas di lapangana akademis, beliau juga
pernah menjabat sebagai ketua Majlis Ulama Indonesia (MUI) pusat, 1985-1998,
dan anggota MPR-RI 1982-1987 dan 1987-2002 dan pada tahun 1998 dipercaya
menjadi Menteri Agama RI, beliau juga dikenal sebagai penulis yang sangat
produktif dengan munculnya berbagai buku karangan beliau.
Karya-Karya Quraish Shihab
Beberapa
judul buku yang merupakan karangan Prof. DR. H. M. Quraish Shihab sebagai
berikut
-
Lentera Hati
-
Mukjizat Al-Qur’an
-
Membumikan Al-Qur’an
-
Secercah Cahaya Hati
-
Wawasan Al-Qur’an
-
Anda Bertanya Quraish Shihab menjawab
-
Fatwa Quraish Shihab
-
Sahur Bers ama M. Quraish Shihab
-
Haji bersama M. Quraish Shihab
-
Tafsir Al- Manar
-
Mahkota Tuntutan Ilahi
-
Tafsir Al- Misbah
Masih banyak lagi tulisan-tulisan dari hasil karya pemikiran Quraish
Shihab yang tidak penulis sebutkan secara keseluruhan karena mempunyai judul
yang sama dan pembahasan yang sama hanya berbeda tahun terbit dan sedikit
perubahan redaksi dan isi. Karena penulis menganggap bahwa itu adalah merupakan
tugas dari pembedah buku.
Pendidikan Agama Islam Menurut Quraish
Shihab
Pendidikan
Agama Islam adalah upaya transformasi ilmu, nilai, keterampilan, kultur, adab
kebiasaan yang berlandaskan Al-Qur’an dari pendidik kepada terdidik untuk
membawanya ke tingkat kesempurnaan (insan kamil). Pada usaha pentransferan itu
sendirilah letaknya hakikat pendidikan.
Al-Qur’an meletakkan manusia
sebagai makhluk mulia dan memiliki keistimewaan dari makhluk lain.
Kedudukan yang mulia itu dapat dilihat pada berbagai ayat Al-Qur’an. Salah satu
di antaranya adalah penegasan sebagai khalifah Allah di bumi dalam surat Al-Baqarah (2) : 30
Artinya :
“Ingatlah ketika
Tuhanmu berfirman kepada para malaikat: "Sesungguhnya Aku hendak
menjadikan seorang khalifah di muka bumi." mereka berkata: "Mengapa
Engkau hendak menjadikan (khalifah) di bumi itu orang yang akan membuat
kerusakan padanya dan menumpahkan darah, padahal kami senantiasa bertasbih
dengan memuji Engkau dan mensucikan Engkau?" Tuhan berfirman:
"Sesungguhnya Aku mengetahui apa yang tidak kamu ketahui."
Agar manusia dapat melaksanakan fungsinya sebagai khalifah secara
maksimal sudah semestinya manusia memiliki potensi-potensi yang menopang untuk
terujudnya jabatan khalifah tersebut. Potensi tersebut meliputi potensi jasmani
dan rohani.
Potensi jasmani adalah meliputi
organ jasmaniah manusia yang berujud nyata. Sedangkan potensi rohaniah terdiri
dari fitrah, ruh, kemauan bebas dan akal.
Sedangkan As-Syaibanimenyatakan bahwa manusia itu memiliki potensi yang meliputi badan, akal dan
ruh. Ketiganya persis seperti segi tiga yang sama panjang sisinya. Selain dari
Al-Qur’an menjelaskan juga tentang potensi rohaniah lainnya, yakni qolbu, fuad,
nafs.
Pendidikan Agama Islam menurut
Quraish Shihab merupakan pendidikan akal dan jiwa dimana akal menghasilkan ilmu
dan pembinaan jiwanya yang merupakan kesucian dan etika. Pendidikan Agama Islam
terutama bagi penganut agama itu sendiri merupakan hal terpenting dalam
membangun karakter dan sumber daya manusia yang handal menuju insan Qurani.
Hal ini yang sering kita temukan
dalam ceramah Quraish Shihab, di samping itu beliau juga sering mengutarakan
bahwa Pendidikan agama sangat berpengaruh terhadap kualitas pembangunan
nasional yang membawa keadilan bagi masyarakat.
Lebih lanjut Quraish Shihab
berpendapat pembangunan nasional adalah pembangunan manusia. Keberhasilan
pembangunan nasional di segala bidang ini sangat ditentukan oleh manusianya
yaitu manusia yang bertaqwa, berkpribadian, jujur, ikhlas, berdedikasi tinggi
serta mempunyai kesadaran, bertanggung jawab terhadap masa depan.
Konsep pendidikan menurut Quraish
Shihab berdasarkan perpektif Al-Qur’an tidak sama dengan konsep pendidikan di
timur dan di barat. Konsep yang digunakan oleh Al-Qur’an lebih komprehensif dan
universal di mana ajaran-ajarannya tidak deskriminatif, akan tetapi lebih
kepada penyesuain zaman dan waktu dan tempat dimana masyarakat berada dengan
tidak mengenyampingkan esensial dari ajaran Al-Qur’an itu sendiri.
Al-Qur’an juga menggunakan metode
pembiasaan dalam menanamkan ajarannya kepada umat manusia, di mana dengan
pembiasaan tersebut yang pada akhirnya melahirkan kebiasaan dalam rangka memantapkan
pelaksanaan materi-materi ajarannya, pembiasaan tersebut menyangkut pembiasaan
dari segi pasif hanyalah dalam hal-hal yang berhubungan dengan akidah dan
etika. Sedangkan hal yang bersifat aktif atau menuntut pelaksanaan ditemui
pembiasaan tersebut secara mernyeluruh.
Sejak awal kemunculan Islam telah menunjukkan betapa ajaran Islam itu
membawa kepada peradaban. Hakikatnya dapat dilihat dari kesatuan yang utuh
antara hubungan manusia dengan Khaliqnya (Allah), sesama manusia dan alam.
Keseimbangan terhadap ketiga hubungan tersebut berimplikasi kepada terwujudnya
masyarakat madani.
Inti dari masyarakat madani yang
dibangun oleh Rasulullah terletak pada keseimbangan hubungan manusia dengan
ketiga aspek tersebut. Hubungan yang harmonis antara manusia dengan Allah
melahirkan kesadaran religius yang tinggi serta menginsapi secara mendalam
tentang hakikat hidup serta tujuan akhir dari hidup manusia yang semua akan
berdampak terhadap prilakunya di permukaan bumi ini.
Hubungan manusia dengan sesama manusia
akan meletakkan manusia pada posisi yang sebenarnya dan melahirkan sikap
egalitarian, demokratis, adil dan menjunjung tinggi nilai-nilai kemanusiaan.
Hubungannya dengan alam semesta
menempatkannya sebagai khalifah Allah di bumi, di mana seluruh alam raya ini
diamanahkan kepada dirinya untuk diolah, diambil manfaatnya, dipelihara, dan
dilestasrikan dengan tujuan untuk kemaslahatan dan kemakmuran umat manusia.
Untuk memerankan fungsi manusia sebagai khalifah, maka diperlukan penguasaan
ilmu pengetahuan dan teknologi.
Berkenaan dengan itu maka peran
pendidikan sangat dominan untuk meujudkan masyarakat madani, sebab masyarakat
madani tersebut sarat dengan nilai-nilai baik dan nilai transcendental, etis
maupun rasional. Semua nilai itu ditransferkan dari pendidik kepada terdidik.
Pembentukan masyarakat madani akan terancam apabila terdapat dua hal yaitu :
pertama, mandeknya pendidikan dan kedua, materi pendidikan yang ditransferkan
tidak sesuai dengan hakikat Pendidikan Agama Islam yang bersumber dari Al-Qur’an.
Sumber Daya manusia semakin santer di perbincangkan. Hal ini
berkaitan erat dengan kondisi suatu bangsa di mana semakin
dibutuhkantenaga-tenaga yang berkualitas baik pada tingkat konsepsional maupun
operasional.
Manusia sebagai subjek dan sekaligus objek pembangunan menempati posisi
sentral dalam pembangunan. Manusia sebagai subjek pembangunan dituntut untuk
memiliki kualitas prima dalam segala hal baik kondisi fisik maupun non fisik.
Untuk tercapainya manusia yang berkualitas prima tersebut, maka perlu dirancang
upaya-upaya ke arah dimaksud.
Salah
satu upaya yang telah dilakukan oleh pemerintah dalam rangka mengantisipasi
persoalan sumber daya manusia adalah dengan menyiapkan seperangkat peraturan
mengenai pendidikan.
Di
pandang dari sudut sosio kultural bangsa
Indonesia yang religius perlu kiranya diperbincangkan peran agama dalam pembangunan
sumber daya manusia. Hampir seluruh sektor pembangunan di tanah air kita ini
tidak bisa dipisahkan dari agama. Telah banyak upaya pembangunan yang berhasil dilakukan
lewat bahasa agama. Berkaitan dengan itu ada baiknya dilihat pula bagaimana
konsep agama dalam pembangunan sumber daya manusia.
Hakikat pembangunan sumber daya manusia
adalah bertujuan umtuk meningkatkan kualitas manusia dalam segala hal. Dengan
meningkatkan kualitas manusia maka pencepatan pembangunan akan terwujud.
Sejarah membuktikan bahwa bangsa-bangsa yang memiliki sumber daya manusia yang
berkualitas memiliki keunggulan dalam pembangunan, walaupun mereka memiliki
kekuranga dalam sumber daya alam.
0 komentar:
Post a Comment
Silahkan masukkan saran, komentar saudara, dengan ikhlas saya akan meresponnya.