Cara mengenal Anak Didik yang Mengalami Kesulitan
Belajar
Seperti yang telah dijelaskan bahwa anak didik yang
mengalami kesulitan belajar adalah yang tidak dapat belajar secara wajar,
disebabkan adanya hambatan atau gangguan dalam belajar, sehingga menampakkan
gejala-gejala yang bisa diamati oleh orang lain, guru ataupun orang tua.
Beberapa gejala sebagai indikator adanya kesulitan
belajar bagi anak didik. Dapat dilihat dari petunjuk-petunjuk berikut :
- Menunjukkan prestasi belajar yang rendah, dibawah rata-rata nilai yang dicapai oleh kelompok anak didik di kelas.
- Hasil belajar yang dicapai tidak seimbang dengan usaha yang dilakukan. Padahal anak didik sudah berusaha belajar dengan keras, tetapi nilainya selalu rendah.
- Anak didik lambat dalam mengerjakan tugas belajar. Ia selalu tertinggal dengan kawan-kawannya dalam segala hal. Misalnya mengerjakan tugas selalu menunda waktu.
- Anak didik menunjukkan sikap yang kurang wajar, seperti acuh tak acuh, berpura-pura, berdusta dan mudah tersinggung.
- Anak didik menunjukkan tingkah laku seperti biasanya ditunjukkan kepada orang lain. Dalam hal ini misalnya anak didik menjadi pemurung, pemarah, selalu bingung, selalu sedih, kurang gembira atau mengasingkan diri dari kawan-kawan sepermainannya.
- Anak didik yang terggolong memiliki IQ tinggi, yang secara potensial mereka seharusnya meraih prestasi belajar yang tinggi, tetapi kenyataannya mereka mendapatkan prestasi belajar yang rendah.
- Anak didik yang selalu menunjukkan prestasi belajar yang tinggi atau untuk sebagian besar mata pelajaran tetapi di lain waktu prestasi belajarnya menurun drastis.
Dari semua gejala yang tampak itu guru bisa
menginter-pretasi atau memprediksi bahwa anak mengalami kesulitan belajar. Agar
masalah yang terkandung dalam soal dapat diselesaikan maka diperlukan suatu
prosedur penyelesainnya.
Terdapat empat langkah yang harus dilakukan dalam suatu
pemecahan masalah, yaitu :
1
Pemahaman masalah
Dalam hal ini
siswa harus mampu menuliskan apa yang diketahui dan apa yang ditanyakan dalam
soal.
2
Membuat rencana penyelesaian
Dalam hal ini siswa harus mampu mengilustrasikan masalah dalam gambar atau
skema dan harus mampu
memilih variabel.
3
Mengerjakan rencana
Dalam hal ini
siswa harus mampu mengaitkan, menyusun dan menetapkan konsep dan rumus-rumus
yang telah dipelajari untuk menyelesaikan masalah berdasarkan model
permasalahan.
4
Mengevaluasi kembali
Setelah siswa
memperoleh hasil pemecahan masalah pada langkah ketiga, siswa harus mampu
meninjau
kembali apakah hasil yang diperoleh adalah yang terbaik dalam arti
memenuhi persamaan-persamaan
yang ada.
Sedangkan menurut Soedjadi dalam Saragih (1999) langkah-langkah
penting dalam menyelesaikan soal cerita adalah :
1 Membaca
soal dengan cermat untuk menangkap tiap kalimat.
2 Memisahkan
dan mengungkapkan :
a Apa
yang diketahui dalam soal
b Apa
yang diminta/ ditanyakan dalam soal
c
Operasi / pengerjaan apa yang diperlukan
3. Membuat
model matematika dari soal.
4. Menyelesaikan model menurut aturan-aturan
matematika sehingga mendapatkan jawaban dari model
tersebut.
5 Mengembalikan jawaban model kepada jawaban
soal asal
Cara yang terbaik untuk membantu anak memecahkan masalah
adalah memecahkan masalah itu langkah demi langkah dengan menggunakan aturan
tertentu dengan menggunakn soal yang sudah disesuaikan dengan tingkat kemampuan
anak.
Dari beberapa langkah diatas, langkah-langkah dalam
pemecahan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
1
Memahami
soal
2
Menyusun
rencana penyelesaian
3
Menyelesaikan
masalah (penyelesaian matematis)
4
Memeriksa
kembali hasil perhitungan (evaluasi)
Tes Diagnosik
Menurut Sudijono (2005) “Tes Diagnosik adalah tes yang
dilaksanakan untuk menentukan secara tepat, jenis kesukaran yang dihadapi oleh
para peserta didik dalam suatu mata pelajaran tertentu”. Dengan diketahuinya
jenis-jenis kesukaran yang dihadapi oleh peserta didik ini maka lebih lanjut
akan dapat dicarikan upaya berupa pengobatan (theraphy) yang tepat.
Materi yang ditanyakan dalam tes diagnosik pada umumnya
ditekankan pada bahan-bahan tertentu yang biasanya atau menurut pengalaman
sulit dipahami peserta didik. Tes jenis ini dapat dilaksanakan secara lisan,
tertulis, perbuatan atau kombinasi dari ketiganya.
Dalam proses pembelajaran menurut Nasution dan Suryanto
(2005) bahwa pembelajaran yang baik melalui lima langkah yaitu :
1
Melakukan
diagnosis mengenai situasi dalam rangka menghadapi proses pembelajaran
2
Mempersiapakan
keadaan untuk menghadapi pembelajaran
3
Membimbing
proses pembelajaran
4
Melaksanakan
penilaian
5
Melakukan
tindak lanjut (sesuai dengan hasil penilaian)
Tes Essay
Dalam penelitian ini peneliti menggunakan tes essay untuk
melihat kesalahan-kesalahan siswa dalam menyelesaikan soal-soal fisika
berdasarkan tahap-tahap penyelesaiannya. Tes bentuk essay sebagai salah satu
alat pengukur hasil belajar, tepat dipergunakan oleh guru disamping ingin
mengungkap daya ingat dan pemahaman siswa
terhadap materi pelajaran juga dimaksudkan untuk mengungkap kemampuan
siswa dalam memahami berbagai macam konsep berikut aplikasinya.
Tes essay memiliki karakteristik seperti berikut ini :
- Tes yang berbentuk pertanyaan atau perintah yang dikehendaki jawaban berupa uraian atau paparan kalimat.
- Bentuk-bentuk pertanyaan atau perintah yang menuntut memberikan komentar, penafsiran, membandingkan dan membedakan.
- Pada umumnya butir soal tes essay diawali dengan kata jelaskan, terangkan, uraikan, mengapa serta bagaimana.
Untuk mengukur kesesuaian, efisiensi dan kemampuan suatu
alat penilaian atau tes dipergunakan bermacam-macam kualitas sebagai berikut :
- Kesahihan (validity) adalah kualitas yang menunjukkan hubungan antara suatu pengukuran dengan arti atau tujuan kriteria belajar atau tingkah laku.
- Keandalan (reliability) adalah kualitas yang menunjukkan kemantapan atau konsistensi atau stabilitas suatu pengukuran yang dilakukan.
- Objektivitas adalah kualitas yang menunjukkan identitas atau kesamaan skor-skor yang diperoleh dengan tes tersebut meskipun hasil tes itu dinilai oleh beberapa orang penilai.
- Kepraktisan (practicability) adalah kualitas yang menunjukkan kemungkinan untuk menggunakan tes itu besar. Kriteria untuk mengukur praktis tidaknya suatu tes dapat dilihat dari biaya, waktu yang diperlukan untuk menyusun, kemudahan penyusunan, mudahnya penskoran dan mudahnya penginterpretasikan hasil-hasilnya.
Selain memiliki karakteristik dan kualitas, analisis soal
tes essay juga penting. Tujuan khusus analisis soal ini adalah untuk mencari
soal tes mana yang baik dan yang tidak baik. Dengan membuat analisis soal tes
ssay, kita dapat mengetahui sampai dimana tingkat atau taraf kesukaran soal (difficulty
level of an item) itu dan apakah soal itu mempunyai daya
pembeda (discriminating power) sehingga dapat membedakan kelompok
siswa yang pandai dan yang bodoh.
Tes essay sebagai hasil belajar siswa juga memiliki kelebihan dan kelemahan.
Kelebihan tes
essay adalah sebagai berikut :
- Pembuatan tes essay lebih mudah dan cepat
- Dapat dicegah kemungkinan timbulnya permainan spekulasi dikalangan peserta tes
- Melalui butir-butir soal dapat diketahui seberapa jauh tingkat penguasaan peserta tes dalam memahami materi yang ditanyakan dalam tes tersebut
- Peserta tes akan terbiasa mengemukakan pendapat dengan menggunakan susunan kalimat olahannya sendiri
Adapun kelemahan
tes essay adalah :
- Tes essay pada umumnya kurang mewakili isi dan luasnya materi atau bahan pelajaran yang telah diberikan pada peserta tes
- Cara mengoreksi tes essay lebih sulit
- Dalam pemberian skor dapat cenderung bersifat subjektif
0 komentar:
Post a Comment
Silahkan masukkan saran, komentar saudara, dengan ikhlas saya akan meresponnya.