Tuesday, March 19, 2013

Cara mengenal Anak Didik yang Mengalami Kesulitan Belajar

Cara mengenal Anak Didik yang Mengalami Kesulitan Belajar
Seperti yang telah dijelaskan bahwa anak didik yang mengalami kesulitan belajar adalah yang tidak dapat belajar secara wajar, disebabkan adanya hambatan atau gangguan dalam belajar, sehingga menampakkan gejala-gejala yang bisa diamati oleh orang lain, guru ataupun orang tua.
Beberapa gejala sebagai indikator adanya kesulitan belajar bagi anak didik. Dapat dilihat dari petunjuk-petunjuk berikut :
  1. Menunjukkan prestasi belajar yang rendah, dibawah rata-rata nilai yang dicapai oleh kelompok anak didik di kelas.
  2. Hasil belajar yang dicapai tidak seimbang dengan usaha yang dilakukan. Padahal anak didik sudah berusaha belajar dengan keras, tetapi nilainya selalu rendah.
  3. Anak didik lambat dalam mengerjakan tugas belajar. Ia selalu tertinggal dengan kawan-kawannya dalam segala hal. Misalnya mengerjakan tugas selalu menunda waktu.
  4. Anak didik menunjukkan sikap yang kurang wajar, seperti acuh tak acuh, berpura-pura, berdusta dan mudah tersinggung.
  5. Anak didik menunjukkan tingkah laku seperti biasanya ditunjukkan kepada orang lain. Dalam hal ini misalnya anak didik menjadi pemurung, pemarah, selalu bingung, selalu sedih, kurang gembira atau mengasingkan diri dari kawan-kawan sepermainannya.
  6. Anak didik yang terggolong memiliki IQ tinggi, yang secara potensial mereka seharusnya meraih prestasi belajar yang tinggi, tetapi kenyataannya mereka mendapatkan prestasi belajar yang rendah.
  7. Anak didik yang selalu menunjukkan prestasi belajar yang tinggi atau untuk sebagian besar mata pelajaran tetapi di lain waktu prestasi belajarnya menurun drastis.
Dari semua gejala yang tampak itu guru bisa menginter-pretasi atau memprediksi bahwa anak mengalami kesulitan belajar. Agar masalah yang terkandung dalam soal dapat diselesaikan maka diperlukan suatu prosedur penyelesainnya.

Terdapat empat langkah yang harus dilakukan dalam suatu pemecahan masalah, yaitu :
1         Pemahaman masalah
       Dalam hal ini siswa harus mampu menuliskan apa yang diketahui dan apa yang ditanyakan dalam soal.
2         Membuat rencana penyelesaian
       Dalam hal ini siswa harus mampu mengilustrasikan masalah dalam gambar atau skema dan harus mampu  
       memilih variabel.
3         Mengerjakan rencana
       Dalam hal ini siswa harus mampu mengaitkan, menyusun dan menetapkan konsep dan rumus-rumus    
       yang telah dipelajari untuk menyelesaikan masalah berdasarkan model permasalahan.
4         Mengevaluasi kembali
       Setelah siswa memperoleh hasil pemecahan masalah pada langkah ketiga, siswa harus mampu meninjau  
       kembali apakah hasil yang diperoleh adalah yang terbaik dalam arti memenuhi persamaan-persamaan 
       yang ada.

Sedangkan menurut Soedjadi dalam Saragih (1999) langkah-langkah penting dalam menyelesaikan soal cerita adalah :
1    Membaca soal dengan cermat untuk menangkap tiap kalimat.
2   Memisahkan dan mengungkapkan :
   a  Apa yang diketahui dalam soal
   b Apa yang diminta/ ditanyakan dalam soal
   c  Operasi / pengerjaan apa yang diperlukan
3.  Membuat model matematika dari soal.
4Menyelesaikan model menurut aturan-aturan matematika sehingga mendapatkan jawaban dari model 
   tersebut.
5   Mengembalikan jawaban model kepada jawaban soal asal

Cara yang terbaik untuk membantu anak memecahkan masalah adalah memecahkan masalah itu langkah demi langkah dengan menggunakan aturan tertentu dengan menggunakn soal yang sudah disesuaikan dengan tingkat kemampuan anak.
Dari beberapa langkah diatas, langkah-langkah dalam pemecahan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
1        Memahami soal
2        Menyusun rencana penyelesaian
3        Menyelesaikan masalah (penyelesaian matematis)
4        Memeriksa kembali hasil perhitungan (evaluasi) 

Tes Diagnosik
Menurut Sudijono (2005) “Tes Diagnosik adalah tes yang dilaksanakan untuk menentukan secara tepat, jenis kesukaran yang dihadapi oleh para peserta didik dalam suatu mata pelajaran tertentu”. Dengan diketahuinya jenis-jenis kesukaran yang dihadapi oleh peserta didik ini maka lebih lanjut akan dapat dicarikan upaya berupa pengobatan (theraphy) yang tepat.
Materi yang ditanyakan dalam tes diagnosik pada umumnya ditekankan pada bahan-bahan tertentu yang biasanya atau menurut pengalaman sulit dipahami peserta didik. Tes jenis ini dapat dilaksanakan secara lisan, tertulis, perbuatan atau kombinasi dari ketiganya.
Dalam proses pembelajaran menurut Nasution dan Suryanto (2005) bahwa pembelajaran yang baik melalui lima langkah yaitu :
1        Melakukan diagnosis mengenai situasi dalam rangka menghadapi proses pembelajaran
2        Mempersiapakan keadaan untuk menghadapi pembelajaran
3        Membimbing proses pembelajaran
4        Melaksanakan penilaian
5        Melakukan tindak lanjut (sesuai dengan hasil penilaian)

Tes Essay
Dalam penelitian ini peneliti menggunakan tes essay untuk melihat kesalahan-kesalahan siswa dalam menyelesaikan soal-soal fisika berdasarkan tahap-tahap penyelesaiannya. Tes bentuk essay sebagai salah satu alat pengukur hasil belajar, tepat dipergunakan oleh guru disamping ingin mengungkap daya ingat dan pemahaman siswa  terhadap materi pelajaran juga dimaksudkan untuk mengungkap kemampuan siswa dalam memahami berbagai macam konsep berikut aplikasinya.
Tes essay memiliki karakteristik seperti berikut ini :
  1. Tes yang berbentuk pertanyaan atau perintah yang dikehendaki jawaban berupa uraian atau paparan kalimat.
  2. Bentuk-bentuk pertanyaan atau perintah yang menuntut memberikan komentar, penafsiran, membandingkan dan membedakan.
  3. Pada umumnya butir soal tes essay diawali dengan kata jelaskan, terangkan, uraikan, mengapa serta bagaimana.
Untuk mengukur kesesuaian, efisiensi dan kemampuan suatu alat penilaian atau tes dipergunakan bermacam-macam kualitas sebagai berikut :
  1. Kesahihan  (validity) adalah kualitas yang menunjukkan hubungan antara suatu pengukuran dengan arti atau tujuan kriteria belajar atau tingkah laku.
  2. Keandalan (reliability) adalah kualitas yang menunjukkan kemantapan atau konsistensi atau stabilitas suatu pengukuran yang dilakukan.
  3. Objektivitas adalah kualitas yang menunjukkan identitas atau kesamaan skor-skor yang diperoleh dengan tes tersebut meskipun hasil tes itu dinilai  oleh beberapa orang penilai.
  4. Kepraktisan (practicability) adalah kualitas yang menunjukkan kemungkinan untuk menggunakan tes itu besar. Kriteria untuk mengukur praktis tidaknya suatu tes dapat dilihat dari biaya, waktu yang diperlukan untuk menyusun, kemudahan penyusunan, mudahnya penskoran dan mudahnya penginterpretasikan hasil-hasilnya.
Selain memiliki karakteristik dan kualitas, analisis soal tes essay juga penting. Tujuan khusus analisis soal ini adalah untuk mencari soal tes mana yang baik dan yang tidak baik. Dengan membuat analisis soal tes ssay, kita dapat mengetahui sampai dimana tingkat atau taraf kesukaran soal (difficulty level of an item) itu dan apakah soal itu mempunyai  daya  pembeda (discriminating power) sehingga dapat membedakan kelompok siswa yang pandai dan yang bodoh.
Tes essay sebagai hasil belajar  siswa juga memiliki kelebihan dan kelemahan.
 Kelebihan tes essay adalah sebagai berikut :
  1. Pembuatan tes essay lebih mudah dan cepat
  2. Dapat dicegah kemungkinan timbulnya permainan spekulasi dikalangan peserta tes
  3. Melalui butir-butir soal dapat diketahui seberapa jauh tingkat penguasaan peserta tes dalam memahami materi yang ditanyakan dalam tes tersebut
  4. Peserta tes akan terbiasa mengemukakan pendapat dengan menggunakan susunan kalimat olahannya sendiri
Adapun  kelemahan tes essay adalah :
  1. Tes essay pada umumnya kurang mewakili isi dan luasnya materi atau bahan pelajaran yang telah diberikan pada peserta tes
  2. Cara mengoreksi tes essay lebih sulit
  3. Dalam pemberian skor dapat cenderung bersifat subjektif
Share :

0 komentar:

Post a Comment

Silahkan masukkan saran, komentar saudara, dengan ikhlas saya akan meresponnya.

 
SEO Stats powered by MyPagerank.Net
My Ping in TotalPing.com