Thursday, March 21, 2013

Hakikat Belajar dan Hasil Belajar Fisika


Hakikat Belajar dan Hasil Belajar Fisika
Dalam membicarakan masalah belajar berikut akan dikemukakan beberapa pendapat dan pemahaman tentang belajar. Belajar diartikan sebagai penambahan pengetahuan bahkan sering pula disamakan dengan menghafal. Belajar adalah suatu proses yang kompleks yang terjadi pada diri setiap orang sepanjang hidupnya. Proses belajar itu terjadi karena adanya interaksi antara seseorang dengan lingkungannya. Oleh karena itu belajar dapat terjadi di mana saja dan kapan saja. Salah satu pertanda bahwa seseorang itu telah belajar adalah adanya perubahan tingkah laku pada diri orang itu yang mungkin disebabkan oleh terjadinya perubahan pada tingkat pengetahuan, keterampilan, atau sikapnya.
            Djamarah (2006:122) mengemukakan bahwa: Belajar adalah proses perubahan perilaku berkat pengalaman dan latihan. Artinya tujuan kegiatan adalah perubahan tingkah laku, baik yang menyangkut pengetahuan, keterampilan, maupun sikap, bahkan meliputi segenap aspek organisme atau pribadi.
            Slameto (2003:2) menjelaskan bahwa : “ Belajar ialah suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya”. Perubahan yang terjadi dalam diri seseorang banyak sekali baik sifat maupun jenisnya karena itu sudah tentu tidak setiap perubahan dalam diri seseorang merupakan perubahan dalam arti belajar.
            Kegiatan belajar dapat berlangsung melalui proses pengalaman, penglihatan, mengamati dan mengalami akan sesuatu yang dipelajari. Hal ini dapat menunjukkan bahwa seseorang telah melakukan kegiatan yang mengakibatkan adanya perubahan yang positif. Kegiatan atau usaha untuk mencapai adanya perubahan merupakan proses belajar sedangkan perubahan tersebut merupakan hasil belajar.
            Berdasarkan definisi di atas secara umum dapat disimpulkan bahwa belajar adalah perubahan tingkah laku yang relatif tetap yang terjadi karena latihan dan pengalaman dalam interaksi dengan lingkungannya.
            Belajar merupakan perubahan tingkah laku atau penambahan dengan serangkaian kegiatan seperti membaca, mengamati, mendengarkan, dan meniru. Seseorang itu belajar karena berinteraksi dengan lingkungan dalam rangka mengubah tingkah laku. Belajar akan membawa suatu perubahan pada individu-individu yang belajar. Bila terjadi perubahan pada individu-individu yang belajar maka belajar dikatakan telah berhasil. Setelah dilakukan proses belajar maka diperlukan evaluasi belajar yang diberikan kepada siswa sebagai informasi dalam
memberikan penilaian terhadap kegiatan belajar yang dilakukan siswa. Hasil yang diperoleh siswa dalam belajar disebut hasil belajar.    Hasil belajar adalah kemampuan yang diperoleh anak setelah melalui kegiatan belajar. Belajar itu sendiri merupakan suatu proses dari seseorang yang berusaha untuk memperoleh suatu bentuk perubahan tingkah perilaku yang menetap. Hasil belajar juga dipengaruhi oleh intelegensi anak dan pencapaian tujuan belajar dan menggunakan bahan apersepsi yaitu bahan yang telah dikuasai anak sebagai batu loncatan untuk menguasai bahan pelajaran baru. Dengan berakhirnya suatu proses belajar, maka siswa memperoleh suatu hasil belajar.
            Slameto (2003:3) menjelaskan bahwa : “sebagai hasil belajar, perubahan yang terjadi dalam diri seseorang berlangsung secara berkesinambungan, tidak statis. Satu perubahan yang terjadi akan menyebabkan perubahan berikutnya dan akan berguna bagi kehidupan ataupun proses belajar berikutnya”.
            Berdasarkan beberapa pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa hasil belajar adalah suatu keberhasilan, penguasaan atau kemampuan, dan perubahan seseorang yang dicapai setelah melakukan kegiatan belajar.
Menurut kurikulum 2004, tujuan pembelajaran fisika di SMA adalah selain memahami konsep fisika juga dituntut mampu menggunakan metode ilmiah yang dilandasi oleh sikap ilmiah untuk memecahkan masalah yang dihadapinya. (Depdiknas 2004).  Maka hasil belajar siswa yaitu mampu menerapkan berbagai konsep fisika dalam kehidupan sehari-hari. Menurut Garis-Garis Program Pembelajaran (GBPP) hasil belajar yang diharapkan adalah siswa harus mampu menjelaskan tentang konsep fisika yang dipelajarinya. Maka dari uraian diatas maka  dapat kita tarik bahwa ”Hakikat Hasil Belajar Fisika” adalah siswa mampu menerapkan konsep dan menjelaskan konsep fisika serta mampu  memecahkan masalah yang dihadipnya secara ilmiah.
 Hakikat Model Pembelajaran Refleksi
(Herdy:2010) menyebutkan salah satu komponen dalam pembelajaran Contextual Teaching and Learning (CTL) adalah refleksi (Reflection). Refleksi  merupakan cara berpikir atau respon tentang apa yang baru dipelajari atau berpikir kebelakang tentang apa yang sudah dilakukan dimasa lalu.
(Mulyati:2009) pengertian lain dari refleksi yaitu melihat kembali atau merespon suatu kejadian, kegiatan dan pengalaman yang bertujuan untuk mengidentifikasi hal yang sudah diketahui, dan hal yang belum diketahui agar dapat dilakukan suatu tindakan penyempurnaan. Adapun realisasinya adalah; pertanyaan langsung tentang apa-apa yang diperolehnya hari itu, catatan dan jurnal di buku siswa, kesan dan saran siswa mengenai pembelajaran pada hari itu, diskusi dan hasil karya.
Melalui proses refleksi, pengalaman belajar itu akan dimasukkan dalam struktur kognitif siswa yang pada akhirnya akan menjadi bagian dari pengetahuan yang dimilikinya. Bisa terjadi melalui proses refleksi siswa akan memperbarui pengetahuan yang telah dibentuknya, atau menambah khazanah pengetahuannya.
Dalam setiap proses pembelajaran dengan menggunakan CTL, setiap berakhir proses pembelajaran, guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk ‘’merenung’’ atau mengingat kembali apa yang telah dipelajarinya. Biarkanlah secara bebas siswa menafsirkan pengalamannya sendiri, sehingga ia dapat menyimpulkan tentang pengalaman belajarnya.
Sebuah refleksi menjadi sebuah kekuatan yang membawa anak-anak untuk menyadari dan merenungkan makna di balik semua pengalaman belajar mereka. Bahkan, refleksi pun menjadi sebuah media yang ampuh bagi guru untuk selalu menyadari apa yang sudah dilakukannya untuk dan bersama anak-anak. Akhirnya, selalu mengupayakan yang terbaik untuk mereka lewat kreativitas dan inovasi adalah sebuah pelayanan edukatif bagi para guru.
Pendidikan tanpa refleksi hanyalah sebuah rentetan pengalaman yang akan dengan mudah dilupakan dan ditinggal jauh di masa lalu. Inilah yang sering terjadi di mana pendidikan bahkan sekolah hanyalah sebuah rutinitas yang menjemukan dan membosankan. Sesungguhnya refleksi dapat menjadi media memaknai semua pengalaman itu menjadi sebuah spirit baru dalam belajar dan hidup. Sebuah kesadaran besar mesti dibangun bahwa belajar bukan untuk skor-skor, tetapi belajar sesungguhnya untuk hidup itu sendiri. Hal ini pun sudah waktunya mendorong para guru untuk menempatkan bahwa pembelajaran untuk anak-anak bukanlah demi hasil akhir dalam bentuk rapor tetapi demi bagaimana anak-anak mampu menghidupi hidup mereka sendiri.

 Penerapan Refleksi di Kelas
1)      Refleksi Langsung
Refleksi dilakukan saat proses belajar mengajar berlangsung, ditengah-tengah pembelajaran guru melakukan refleksi kepada siswa, guru memberikan pertanyaan atau tugas kepada siswa, baik tugas mandiri atau tugas kelompok.
2)      Refleksi Tidak Langsung
Refleksi ini dilakukan setelah proses belajar mengajar berlangsung, guru memberikan tugas atau kuis kepada siswa pada pertemuan berikutnya. Baik itu tugas kelompok atau tugas mandiri.
Share :

0 komentar:

Post a Comment

Silahkan masukkan saran, komentar saudara, dengan ikhlas saya akan meresponnya.

 
SEO Stats powered by MyPagerank.Net
My Ping in TotalPing.com