Hakikat Belajar dan Hasil Belajar Fisika
Dalam membicarakan masalah
belajar berikut akan dikemukakan beberapa pendapat dan pemahaman tentang
belajar. Belajar diartikan sebagai penambahan pengetahuan bahkan sering pula
disamakan dengan menghafal. Belajar adalah suatu proses yang kompleks yang
terjadi pada diri setiap orang sepanjang hidupnya. Proses belajar itu terjadi
karena adanya interaksi antara seseorang dengan lingkungannya. Oleh karena itu
belajar dapat terjadi di mana saja dan kapan saja. Salah satu pertanda bahwa
seseorang itu telah belajar adalah adanya perubahan tingkah laku pada diri
orang itu yang mungkin disebabkan oleh terjadinya perubahan pada tingkat
pengetahuan, keterampilan, atau sikapnya.
Djamarah
(2006:122) mengemukakan bahwa: Belajar adalah proses perubahan perilaku berkat
pengalaman dan latihan. Artinya tujuan kegiatan adalah perubahan tingkah laku,
baik yang menyangkut pengetahuan, keterampilan, maupun sikap, bahkan meliputi
segenap aspek organisme atau pribadi.
Slameto
(2003:2) menjelaskan bahwa : “ Belajar ialah suatu proses usaha yang dilakukan
seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara
keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya”.
Perubahan yang terjadi dalam diri seseorang banyak sekali baik sifat maupun
jenisnya karena itu sudah tentu tidak setiap perubahan dalam diri seseorang
merupakan perubahan dalam arti belajar.
Kegiatan
belajar dapat berlangsung melalui proses pengalaman, penglihatan, mengamati dan
mengalami akan sesuatu yang dipelajari. Hal ini dapat menunjukkan bahwa
seseorang telah melakukan kegiatan yang mengakibatkan adanya perubahan yang
positif. Kegiatan atau usaha untuk mencapai adanya perubahan merupakan proses
belajar sedangkan perubahan tersebut merupakan hasil belajar.
Berdasarkan
definisi di atas secara umum dapat disimpulkan bahwa belajar adalah perubahan
tingkah laku yang relatif tetap yang terjadi karena latihan dan pengalaman
dalam interaksi dengan lingkungannya.
Belajar
merupakan perubahan tingkah laku atau penambahan dengan serangkaian kegiatan
seperti membaca, mengamati, mendengarkan, dan meniru. Seseorang itu belajar
karena berinteraksi dengan lingkungan dalam rangka mengubah tingkah laku. Belajar
akan membawa suatu perubahan pada individu-individu yang belajar. Bila terjadi
perubahan pada individu-individu yang belajar maka belajar dikatakan telah
berhasil. Setelah dilakukan proses belajar maka diperlukan evaluasi belajar
yang diberikan kepada siswa sebagai informasi dalam
memberikan penilaian terhadap kegiatan
belajar yang dilakukan siswa. Hasil yang diperoleh siswa dalam belajar disebut
hasil belajar. Hasil belajar adalah
kemampuan yang diperoleh anak setelah melalui kegiatan belajar. Belajar itu
sendiri merupakan suatu proses dari seseorang yang berusaha untuk memperoleh
suatu bentuk perubahan tingkah perilaku yang menetap. Hasil belajar juga
dipengaruhi oleh intelegensi anak dan pencapaian tujuan belajar dan menggunakan
bahan apersepsi yaitu bahan yang telah dikuasai anak sebagai batu loncatan
untuk menguasai bahan pelajaran baru. Dengan berakhirnya suatu proses belajar,
maka siswa memperoleh suatu hasil belajar.
Slameto
(2003:3) menjelaskan bahwa : “sebagai hasil belajar, perubahan yang terjadi
dalam diri seseorang berlangsung secara berkesinambungan, tidak statis. Satu
perubahan yang terjadi akan menyebabkan perubahan berikutnya dan akan berguna
bagi kehidupan ataupun proses belajar berikutnya”.
Berdasarkan
beberapa pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa hasil belajar adalah suatu
keberhasilan, penguasaan atau kemampuan, dan perubahan seseorang yang dicapai
setelah melakukan kegiatan belajar.
Menurut
kurikulum 2004, tujuan pembelajaran fisika di SMA adalah selain memahami konsep
fisika juga dituntut mampu menggunakan metode ilmiah yang dilandasi oleh sikap
ilmiah untuk memecahkan masalah yang dihadapinya. (Depdiknas 2004). Maka hasil belajar siswa yaitu mampu
menerapkan berbagai konsep fisika dalam kehidupan sehari-hari. Menurut Garis-Garis
Program Pembelajaran (GBPP) hasil belajar yang diharapkan adalah siswa harus
mampu menjelaskan tentang konsep fisika yang dipelajarinya. Maka dari uraian
diatas maka dapat kita tarik bahwa
”Hakikat Hasil Belajar Fisika” adalah siswa mampu menerapkan konsep dan
menjelaskan konsep fisika serta mampu
memecahkan masalah yang dihadipnya secara ilmiah.
Hakikat Model Pembelajaran Refleksi
(Herdy:2010) menyebutkan salah satu komponen dalam
pembelajaran Contextual Teaching and Learning (CTL) adalah refleksi (Reflection). Refleksi merupakan cara berpikir atau respon tentang
apa yang baru dipelajari atau berpikir kebelakang tentang apa yang sudah
dilakukan dimasa lalu.
(Mulyati:2009) pengertian lain dari refleksi yaitu
melihat kembali atau merespon suatu kejadian, kegiatan dan pengalaman yang
bertujuan untuk mengidentifikasi hal yang sudah diketahui, dan hal yang belum
diketahui agar dapat dilakukan suatu tindakan penyempurnaan. Adapun
realisasinya adalah; pertanyaan langsung tentang apa-apa yang diperolehnya hari
itu, catatan dan jurnal di buku siswa, kesan dan saran siswa mengenai
pembelajaran pada hari itu, diskusi dan hasil karya.
Melalui proses refleksi, pengalaman
belajar itu akan dimasukkan dalam struktur kognitif siswa yang pada akhirnya
akan menjadi bagian dari pengetahuan yang dimilikinya. Bisa terjadi melalui
proses refleksi siswa akan memperbarui pengetahuan yang telah dibentuknya, atau
menambah khazanah pengetahuannya.
Dalam setiap proses pembelajaran dengan menggunakan CTL, setiap berakhir proses pembelajaran, guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk ‘’merenung’’ atau mengingat kembali apa yang telah dipelajarinya. Biarkanlah secara bebas siswa menafsirkan pengalamannya sendiri, sehingga ia dapat menyimpulkan tentang pengalaman belajarnya.
Dalam setiap proses pembelajaran dengan menggunakan CTL, setiap berakhir proses pembelajaran, guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk ‘’merenung’’ atau mengingat kembali apa yang telah dipelajarinya. Biarkanlah secara bebas siswa menafsirkan pengalamannya sendiri, sehingga ia dapat menyimpulkan tentang pengalaman belajarnya.
Sebuah refleksi menjadi sebuah kekuatan yang membawa
anak-anak untuk menyadari dan merenungkan makna di balik semua pengalaman
belajar mereka. Bahkan, refleksi pun menjadi sebuah media yang ampuh bagi guru
untuk selalu menyadari apa yang sudah dilakukannya untuk dan bersama anak-anak.
Akhirnya, selalu mengupayakan yang terbaik untuk mereka lewat kreativitas dan
inovasi adalah sebuah pelayanan edukatif bagi para guru.
Pendidikan tanpa refleksi hanyalah sebuah rentetan
pengalaman yang akan dengan mudah dilupakan dan ditinggal jauh di masa lalu.
Inilah yang sering terjadi di mana pendidikan bahkan sekolah hanyalah sebuah
rutinitas yang menjemukan dan membosankan. Sesungguhnya refleksi dapat menjadi
media memaknai semua pengalaman itu menjadi sebuah spirit baru dalam belajar
dan hidup. Sebuah kesadaran besar mesti dibangun bahwa belajar bukan untuk
skor-skor, tetapi belajar sesungguhnya untuk hidup itu sendiri. Hal ini pun
sudah waktunya mendorong para guru untuk menempatkan bahwa pembelajaran untuk
anak-anak bukanlah demi hasil akhir dalam bentuk rapor tetapi demi bagaimana
anak-anak mampu menghidupi hidup mereka sendiri.
Penerapan Refleksi di Kelas
1)
Refleksi Langsung
Refleksi dilakukan saat proses belajar mengajar
berlangsung, ditengah-tengah pembelajaran guru melakukan refleksi kepada siswa,
guru memberikan pertanyaan atau tugas kepada siswa, baik tugas mandiri atau
tugas kelompok.
2)
Refleksi Tidak Langsung
Refleksi ini dilakukan setelah
proses belajar mengajar berlangsung, guru memberikan tugas atau kuis kepada siswa
pada pertemuan berikutnya. Baik itu tugas kelompok atau
tugas mandiri.
0 komentar:
Post a Comment
Silahkan masukkan saran, komentar saudara, dengan ikhlas saya akan meresponnya.