Tuesday, March 26, 2013

Manfaat Pemberian ASI


Manfaat Pemberian ASI
Manfaat Pemberian ASI Bagi Bayi
            Banyaknya manfaat pemberian ASI yang dapat dirasakan. Adapun manfaat terpenting yang diperoleh bayi dalam pemberian ASI adalah sebagai berikut (DinKes Propinsi Sumut, 2005).
1.      Merupakan makanan alamiah yang sempurna dan terbaik untuk bayi, karena mempunyai komposisi yang sesuai dengan kebutuhan bayi.
2.      Mengandung zat gizi utama berkualitas tinggi sesuai kebutuhan bayi untuk pertumbuhan dan perkembangan yang sempurna, mudah dicerna serta dimanfaatkan tubuh bayi secara efesien untuk pertumbuhan optimum.
3.      Mengandung DHA dan AA (Asam Amino) yang bermanfaat untuk kecerdasan bayi.
4.      Mengandung zat kekebalan untuk mencegah bayi dari berbagai penyakit infeksi (diare, batuk, pilek, radang tenggorokan dan gangguan pernafasan).
5.      ASI menyumbang sekitar sepertiga dari kebutuhan protein dan energi bayi.
6.      Tersedianya air yang cukup, ASI merupakan cairan dinamik yang berubah sesuai dengan kebutuhan bayi.
7.      Melindungi bayi dari alergi karena tidak mengandung  β laktoglobin
8.      Mengurangi terjadinya caries dentis
9.      Aman dan terjamin kebersihannya, karena langsung disusukan kepada bayi dalam keadaan segar
10.  Membantu memperbaiki refleks menghisap, menelan dan pernafasan bayi
11.  Tidak akan pernah basi, mempunyai suhu yang tepat sehingga dapat diberikan kapan saja dan dimana saja.
12.  Membina hubungan yang hangat antara ibu dan bayi
13.  Tidak memberatkan fungsi saluran pencernaan dan ginjal

Manfaat Pemberian ASI Bagi Ibu
            Selain memberi manfaat pada bayi, menyusui jelas memberikan manfaat pada ibu seperti (Roesli, 2000).
1.      Mengurangi pendarahan setelah melahirkan Karena pada ibu menyusui terjadi peningkatan kadar oksotosin yang berguna juga untuk kontriksi/penutupan pembuluh darah sehingga pendarahan akan lebih cepat berhenti, hal ini akan menurunkan angka kematian ibu yang melahirkan.
2.      Mengurangi terjadinya anemia karena menyusui mengurangi terjadinya pendarahan sehingga dapat mengurangi kemungkinan terjadinya anemia karena kekurangan zat besi.
3.      Menjarangkan kehamilan karena menyusui merupakan cara yang aman, murah dan cukup berhasil. Selama ibu memberikan ASI eksklusif dan belum haid 98% tidak akan hamil pada 6 bulan pertama setelah melahirkan dan 96% tidak  akan hamil sampai bayi berusia 12 bulan
4.      Mengecilkan rahim karena kadar oksitosin ibu menyusui yang meningkat akan sangat membantu rahim kembali keukuran sebelum hamil. Proses pengecilan ini akan lebih cepat dibandingkan pada ibu yang tidak menyusui.
5.      Lebih cepat langsing karena menyusui memerlukan energi maka tubuh akan mengambil dari lemak yang tertimbun selama hamil. Dengan demikian berat badan ibu yang menyusui akan lebih cepat kembali ke berat badan sebelum hamil.
6.      Mengurangi risiko kanker payudara dan kanker indung telur. Pada ibu yang memberikan ASI eksklusif umumnya kemungkinan menderita kanker payudara dan indung telur berkurang. Beberapa penelitian menunjukkan bahwa menyusui mengurangi terjadinya kanker payudara sebesar 25%. Risiko terkena kanker indung telur pada ibu yang menyusui berkurang sampai 20-25%.
7.      Tidak merepotkan danhemat waktu Karena ASI dapat segera diberikan pada bayi tanpa harus mencuci botol dan tanpa menunggu agar susu tidak terlalu panas. Pemberian susu botol akan lebih merepotkan terutama pada malam hari, apalagi kalau persediaan susu habis pada malam hari maka harus repot mencarinya.
8.      Portabel dan praktis karena mudah membawa berbagai alat untuk minum susu formula dan tidak perlu membawa alat listrik untuk memasak atau menghilangkan susu. ASI dapat diberikan dimana saja dan kapan saja dalam keadaan siap dimakan/minum, serta suhu yang selalu tepat.
9.      Memberikan kepuasan bagi ibu. Ibu yang berhasil memberikan ASI eksklusif akan merasakan kepuasan, kebanggaan dan kebahagiaan yang mendalam.

Manfaat Pemberian ASI Bagi Keluarga
            Manfaat ASI bagi keluarga dapat meningkatkan kesehatan keluarga, mencegah terjadinya kurang gizi maupun risiko kegemukan, diare, dan penyakit infeksi. Lebih ekonomis/murah karena dengan memberikan ASI beratu menghemat pengeluaran untuk susu formula, perlengkapan menysuui, dan persipan pembuatan minum susu formula. Selain itu pemberian ASI juga menghemat pengeluaran untuk berobat bayi. Misalnya biaya jasa dokter, biaya pembelian obat-obatan, bahkan mungkin biaya perawatan di rumah sakit (Dinkes Prop. Sumut,2005)

Akibat Bila Bayi Tidak Diberi ASI
Akibat Pada Bayi Bila Tidak Diberi ASI
a.       Bayi tidak memperoleh zat kekebalan tubuh, sehingga mudah sakit.
b.      Bayi tidak dapat makanan yang bergizi dan berkualitas tinggi sehingga akan menghambat pertumbuhan dan perkembangan kecerdasan bayi.
c.       Hubungan kasih sayang bayi dan ibu tidak terjalin secara dini.

Akibat Pada Ibu Bila Bayi Tidak Diberi ASI
  1. Perdarahan setelah persalinan menjadi lebih lama
  2. Cepat terjadinya kehamilan  kembali
  3. Beresiko terkena kanker payudara dan kanker rahim
  4. Waktu ibu banyak tersita karena harus menyiapkan susu botol dan merawat bayi yang sering sakit.
  5. Pengeluaran keluarga bertambah

Akibat Bila ASI Diganti Susu Formula
  1. Botol susu dan lebih sulit dibersihkan dan mudah tercemar oleh bakteri ataupun kuman penyakit, sehingga bayi dapat menderita sakit perut, muntah, batuk dan lain-lain.
  2. Susu formula tidak mengandung zat kekebalan, karena itu bayi sering menderita sakit terutama diare.
  3. Bayi yang diberi susu formula besar kemungkinan menderita alergi.

Faktor-Faktor   Yang  Mempengaruhi   Ibu   Dalam  Pemberian   ASI   Non
       Eksklusif Pada bayi Usia Kurang Dari 6 Bulan
  1. Pendidikan Ibu
Pendidikan adalah proses menuju keperubahan perilaku masyarakat dan akan memberi kesempatan pada individu untuk menemukan ide/nilai baru. Pendidikan memperngaruhi sikap dan tingkah laku manusia.
Pendidikan berkaitan dengan transmisi, pengetahuan, sikap, kepercayaan, keterampilan dan kelakukan yang lain, (Notoatmodjo, 2003).
  1. Pengetahuan
Pengetahuan adalah merupakan hasil “tahu” dan tidak terjadi setelah orang melakukan penginderaan tetapi suatu objek tertentu. Pengetahuan atau kognitif merupakan domain yang sangat penting untuk terbentuknya tindakan seseorang cover behaion (Natoatmodjo. 2003).
Berdasarkan penelitian Amiruddin dan Rostia (2006) dapat dilihat bahwa ibu kurang memiliki pengetahuan cukup tentang ASI eksklusif ada 39,5% dan ibu yang tidak memiliki pengetahuan kurang mengenai ASI eksklusif ada 60,5%. Hal ini menunjukkan bahwa pengetahuan ibu tentang ASI eksklusif kurang baik.
  1. Status Kerja Ibu
Ibu yang bekerja cenderung memiliki waktu yang sedikit untuk menyusui bayinya akibat kesibukan bekerja. Sedangkan ibu yang tidak bekerja (Ibu Rumah Tangga) mempunyai waktu yang cukup untuk menyusui.
Berdasarkan peenelitian Mariani (2005) diperoleh bahwa sebagian besar (63,3%) ibu yang bekerja memiliki waktu yang sedikit untuk memberikan ASI eksklusif dibandingkan dengan ibu yang tidak bekerja (36,7)
  1. Pendapatan Keluarga 
Berdasarkan penelitian yang dilakukan Purnamawati (2003) diketahui bahwa ibu dengan social ekonomi rendah memiliki peluang 4,6 kali untuk memberikan ASI disbanding ibu dengan social ekonomi tinggi. Semakin tinggi status social ekonomi makin rendah rata-rata pemberian ASI eksklusif.
Menurut Adiningsih (2003) bertambahnya pendapatan keluarga atau status social ekonomi yang tinggi serta lapangan pekerjaan bagi wanita berhubungan dengan cepatnya pemberian susu botol. Artinya mengurangi kemungkinan untuk menyusui bayi dalam waktu yang lama.  

  1. Riwayat Persalinan
Menurut Lubis (2002) ibu yang melahirkan dengan seksio sasaria tidak dapat segera menyusui bayinya karena masih lemah dan belum sadar. Bila telah sadar, petugas kesehatan dapat membantu mencari posisi menyusui yang tepat untuk mengurangi rasa nyeri yang diderita oleh ibu.
  1. Makanan Ibu
Makanan yang dimakan seorang ibu yang sedang dalam masa menyusui tidak secara langsung mempengaruhi mutu ataupun jumlah air susu yang dihasilkan. Dalam tubuh terdapat cadangan berbagai zat gizi yang dapat digunakan bila sewaktu-waktu diperlukan. Akan tetapi jika makanan ibu terus menerus tidak mengandung zat gizi yang diperlukan tentu pada akhirnya kelenjar-kelenjar pembuat air susu dalam buah dada ibu tidak akan dapat bekerja dengan sempurna, dan akhirnya akan berpengaruh terhadap produksi ASI.
Unsur gizi 1 liter ASI setara dengan unsur gizi yang terdapat dalam 2 piring nasi ditambah 1 butir telur. Jadi diperlukan kalori yang setara dengan jumlah kalori yang diberikan 1 piring nasi untuk membuat 1 liter ASI. Agar ibu menghasilkan 1 liter ASI diperlukan makanan tambahan disamping untuk keperluan dirinya sendiri, yaitu setara dengan 3 piring nasi dan 1 butir telur.
Apabila ibu yang sdang menyusui bayinya tidak dapat tambahan makanan bagi seorang ibu yang sedang meyusui anaknya mutlak diperlukan. Dan walaupun tidak jelas pengaruh jumlah air minum dalam jumlah yang cukup. Dianjurkan disamping bahan makanan sumber protein seperti ikan, telur, dan kacang-kacangan, baha sumber vitamin juga diperlukan untuk menjamin kadar berbagai vitamin dalam ASI.
  1. Keadaan Payudara
Menurut Lubis (2002) bahwa keadaan payudara ibu mempunyai peran yang menentukan keberhasilan menyusui, kelainan putting susu lecet, putting tenggelam, bengkak, atau putting terlalu besar dapat mengganggu proses menyusui.
  1. Dukungan Suami
Hubungan yang harmonis akan mempengaruhi lancarnya proses laktasi. Dukungan suami terhadap pemberian ASI menjadi faktor kunci kesadaaran sang ibu untuk memberi gizi terbaik bagi bayinya. Keberhasilan ibu menyusui bayinya tidak terlepas dari dukungan yang terus-menerus dari suami, sehingga dukungan suami terhadap ibu untuk menyusui harus ditingkatkan, mengingat minimnya dukungan suami dan keluarga membuat ibu sering kali tidak semangat memberikan ASI kepada bayinya (Media Indonesia, 2008).
  1. Penggunaan alat kontrasepsi yang mengandung estrogen dan progestron.
Bagi ibu yang dalam masa menyusui tidak dianjurkan menggunakan kontrasepsi pil yang mengandung hormom estrogen, Karena hal ini dapat mengurangi jumlah produksi ASI bahkan dapat menghentikan produksi ASI secara keseluruhan oleh karena itu alat kontrasepsi yang paling tepat digunakan adalah kontrasepsi dalamrahim (AKDR) yaitu IUD atau spiral. Karena AKDR dapat merangsang uterus ibu sehingga secara tidak langsung dapat meningkatkan kadar hormone oxitoksin yang dapat merangsang produksi ASI.

  1. Pandangan Masyarakat
Tingkat kesadaran masyarakat untuk memberikan ASI kepada bayinya masih sangat memprihatinkan. Ada padangan sebagian masyarakat bahwa menyusui dapat merusak bentuk payudara sehingga mengganggu keindahan tubuh dan ada juga yang beranggapan bahwa menyusui merupakan perilaku yang kuno dengan memberikan susu botol kepada anak sebagai salah satu symbol bagi kehidupan tingkat social yang lebih tinggi, terdidik dan mengikut perkembangan zaman (Lubis, 2002).
Ada anggapan adalah lmbang keterbelakangan budaya memeberi susu botol dianggap sebagai lambang budaya modern dan sebaliknya menyusui dianggap sebagai lambang keterbelakangan sesunggunya adalah salah. Dewasa ini dinegara maju seperti Eropa dan Amerika justru dilakukan gerakan “Kembali ke air susu ibu”atau “Back to brest freding”.
  1. Petugas kesehatan
Berhasil atau tidaknya penyusuan dini di tempat pelayanan ibu bersalin, rumah sakit sangat tergantung pada petugas kesehatan yaitu perawat, bidan dan dokter. Merekalah yang pertama akan membantu ibu bersalin melakukan penyusunan dini. Petugas kesehatan harus memahami tatalaksana laktasi yang baik danbenar, dapat memahami, menghayati dan mau melaksanakanya. Walau sedikit waktu yang dipunyai oleh petugas kesehatan diharapkan masih dapat meluangkan waktu untuk memotivasi dan membantu itu habis untuk menyusui dini (Lubis, 2002).
  1. Penyuluhan
Penyuluhan kepada masyarakat tentang pentingnya penyusuan bayi dapat dilakukan pada kelompok ibu di pedesaan serta kelompok di perkotaan. Pada kelompok iu di pedesaan dapat disarankan bagaimana cara meningkatkan mutu ASI serta kapan mulai diberi makanan tambahan (Lubis, 2002).
  1. Tempat Persalinan
Faktor hambatan utama pemberian ASI seringkali berasal dari kalangan medis sendiri, seperti tempat persalinan baik unit persalinan milik pemerintah maupun swasta belum menerapkan system rawat gabung antara ibu dan bayi sehingga tempat persalinan memebrikan pengaruh terhadap pemberian ASI eksklusif pada bayi karena merupakan itik awal bagi ibu untuk memilih apakah tetap memberikan bayinya ASI eksklusif atau memberikan susu formula yang diberikan oleh petugas kesehatan maupun nonkesehatan sebelum ASi nya keluar (Amiruddin dan Rostia, 2006).
  1. Promosi susu formula dan Makanan Tambahan        
Iklim yang menyesatkan yang mempromosikan produk susu, perusahaan promosi yang menyatakan produk susu suatu pabrik baik dengan ASI sering dapat mengguyangkan keyakinan ibu, sehingga tertarik untuk menelaah menggunakan susu instant itu sebagai makanan bayi.
Pemasaran yang agresif dari produsen susu pengganti ASI dapat terlihat dalam iklan-iklan di media massa dan penyediaan susu bayi di rumah sakit dan klinik (Anomin, 2008).
Berdasarkan penelitian Iswana (2003) dapat dilihat bahwa ibu yang memperoleh promosi susu formula > 3 kali mencapai 69,1% hal ini disebabkan ibu selain memperoleh promosi dari intusi pelayanan waktu melahirkan, juga memperoleh promosi dari sales saat pelaksanaan posyandu ataupun menjumpai iklan susu formula di media.
15. Ketentraman Jiwa dan Pikiran
Pembuahan air susu ibu sangat dipengaruhi oleh faktor kejiwaan. Ibu yang selalu dalam keadaan gelisah, kurang percaya diri, rasa tertekan dan berbagai bentuk ketegangan emosional, mungkin akan gagal dalam menyusui bayinya.
Pada ibu ada 2 macam, reflek yang menentukan keberhasilan dalam menyusui bayinya, reflek tersebut adalah:
     -      Reflek Prolaktin
Reflek ini secara hormonal untuk memproduksi ASI. Waktu bayi menghisap payudara ibu, terjadi rangsangan neorohormonal pada putting susu dan aerola ibu. Rangsangan ini diteruskan ke hypophyse melalui nervus vagus, terus kelobus anterior. Dari lobus ini akan mengeluarkan hormon protaktin, masuk ke peredaran darah dan sampai pada kelenjar - kelenjar pembuat ASI. Ketenjar ini akan terangsang untuk menghasilkan ASI.
      -     Let-down Refleks (Refleks Milk Ejection)
Refleks ini membuat memancarkan ASI keluar. Bila bayi didekatkan pada payudara ibu, maka bayi akan memutar kepalanya kearah payudara ibu. Refleks memutarnya kepala bayi ke payudara ibu disebut :"rooting reflex (reflex menoleh). Bayi secara otomatis menghisap putting susu ibu dengan bantuan lidahnya. Let-down reflex mudah sekali terganggu, misalnya pada ibu yang mengalami goncangan emosi, tekanan jiwa dan gangguan pikiran. Gangguan terhadap let down reflex mengakibatkan ASI tidak keluar. Bayi tidak cukup mendapat ASI dan akan menangis. Tangisan bayi ini justru membuat ibu lebih gelisah dan semakin mengganggu let down reflex.

Share :

0 komentar:

Post a Comment

Silahkan masukkan saran, komentar saudara, dengan ikhlas saya akan meresponnya.

 
SEO Stats powered by MyPagerank.Net
My Ping in TotalPing.com