Manfaat Pemberian ASI
Manfaat Pemberian ASI Bagi Bayi
Banyaknya
manfaat pemberian ASI yang dapat dirasakan. Adapun manfaat terpenting yang
diperoleh bayi dalam pemberian ASI adalah sebagai berikut (DinKes Propinsi
Sumut, 2005).
1.
Merupakan makanan alamiah yang sempurna dan terbaik untuk
bayi, karena mempunyai komposisi yang sesuai dengan kebutuhan bayi.
2.
Mengandung zat gizi utama berkualitas tinggi sesuai
kebutuhan bayi untuk pertumbuhan dan perkembangan yang sempurna, mudah dicerna
serta dimanfaatkan tubuh bayi secara efesien untuk pertumbuhan optimum.
3.
Mengandung DHA dan AA (Asam Amino) yang bermanfaat untuk
kecerdasan bayi.
4.
Mengandung zat kekebalan untuk mencegah bayi dari
berbagai penyakit infeksi (diare, batuk, pilek, radang tenggorokan dan gangguan
pernafasan).
5.
ASI menyumbang sekitar sepertiga dari kebutuhan protein
dan energi bayi.
6.
Tersedianya air yang cukup, ASI merupakan cairan
dinamik yang berubah sesuai dengan kebutuhan bayi.
7.
Melindungi bayi dari alergi karena tidak mengandung β laktoglobin
8.
Mengurangi terjadinya caries dentis
9.
Aman dan terjamin kebersihannya, karena langsung
disusukan kepada bayi dalam keadaan segar
10. Membantu
memperbaiki refleks menghisap, menelan dan pernafasan bayi
11. Tidak
akan pernah basi, mempunyai suhu yang tepat sehingga dapat diberikan kapan saja
dan dimana saja.
12. Membina
hubungan yang hangat antara ibu dan bayi
13. Tidak
memberatkan fungsi saluran pencernaan dan ginjal
Manfaat Pemberian ASI Bagi Ibu
Selain
memberi manfaat pada bayi, menyusui jelas memberikan manfaat pada ibu seperti
(Roesli, 2000).
1.
Mengurangi pendarahan setelah melahirkan Karena pada
ibu menyusui terjadi peningkatan kadar oksotosin yang berguna juga untuk
kontriksi/penutupan pembuluh darah sehingga pendarahan akan lebih cepat
berhenti, hal ini akan menurunkan angka kematian ibu yang melahirkan.
2.
Mengurangi terjadinya anemia karena menyusui mengurangi
terjadinya pendarahan sehingga dapat mengurangi kemungkinan terjadinya anemia
karena kekurangan zat besi.
3.
Menjarangkan kehamilan karena menyusui merupakan cara
yang aman, murah dan cukup berhasil. Selama ibu memberikan ASI eksklusif dan
belum haid 98% tidak akan hamil pada 6 bulan pertama setelah melahirkan dan 96%
tidak akan hamil sampai bayi berusia 12
bulan
4.
Mengecilkan rahim karena kadar oksitosin ibu menyusui
yang meningkat akan sangat membantu rahim kembali keukuran sebelum hamil.
Proses pengecilan ini akan lebih cepat dibandingkan pada ibu yang tidak
menyusui.
5.
Lebih cepat langsing karena menyusui memerlukan energi
maka tubuh akan mengambil dari lemak yang tertimbun selama hamil. Dengan demikian
berat badan ibu yang menyusui akan lebih cepat kembali ke berat badan sebelum
hamil.
6.
Mengurangi risiko kanker payudara dan kanker indung
telur. Pada ibu yang memberikan ASI eksklusif umumnya kemungkinan menderita
kanker payudara dan indung telur berkurang. Beberapa penelitian menunjukkan bahwa
menyusui mengurangi terjadinya kanker payudara sebesar 25%. Risiko terkena
kanker indung telur pada ibu yang menyusui berkurang sampai 20-25%.
7.
Tidak merepotkan danhemat waktu Karena ASI dapat segera
diberikan pada bayi tanpa harus mencuci botol dan tanpa menunggu agar susu
tidak terlalu panas. Pemberian susu botol akan lebih merepotkan terutama pada
malam hari, apalagi kalau persediaan susu habis pada malam hari maka harus
repot mencarinya.
8.
Portabel dan praktis karena mudah membawa berbagai alat
untuk minum susu formula dan tidak perlu membawa alat listrik untuk memasak
atau menghilangkan susu. ASI dapat diberikan dimana saja dan kapan saja dalam
keadaan siap dimakan/minum, serta suhu yang selalu tepat.
9.
Memberikan kepuasan bagi ibu. Ibu yang berhasil
memberikan ASI eksklusif akan merasakan kepuasan, kebanggaan dan kebahagiaan
yang mendalam.
Manfaat Pemberian ASI Bagi Keluarga
Manfaat
ASI bagi keluarga dapat meningkatkan kesehatan keluarga, mencegah terjadinya
kurang gizi maupun risiko kegemukan, diare, dan penyakit infeksi. Lebih
ekonomis/murah karena dengan memberikan ASI beratu menghemat pengeluaran untuk
susu formula, perlengkapan menysuui, dan persipan pembuatan minum susu formula.
Selain itu pemberian ASI juga menghemat pengeluaran untuk berobat bayi. Misalnya
biaya jasa dokter, biaya pembelian obat-obatan, bahkan mungkin biaya perawatan
di rumah sakit (Dinkes Prop. Sumut,2005)
Akibat Bila Bayi Tidak Diberi ASI
Akibat Pada Bayi Bila Tidak Diberi
ASI
a.
Bayi tidak memperoleh zat kekebalan tubuh, sehingga
mudah sakit.
b.
Bayi tidak dapat makanan yang bergizi dan berkualitas
tinggi sehingga akan menghambat pertumbuhan dan perkembangan kecerdasan bayi.
c.
Hubungan kasih sayang bayi dan ibu tidak terjalin
secara dini.
Akibat Pada Ibu Bila Bayi Tidak
Diberi ASI
- Perdarahan setelah persalinan menjadi lebih lama
- Cepat terjadinya kehamilan kembali
- Beresiko terkena kanker payudara dan kanker rahim
- Waktu ibu banyak tersita karena harus menyiapkan susu botol dan merawat bayi yang sering sakit.
- Pengeluaran keluarga bertambah
Akibat Bila ASI Diganti Susu Formula
- Botol susu dan lebih sulit dibersihkan dan mudah tercemar oleh bakteri ataupun kuman penyakit, sehingga bayi dapat menderita sakit perut, muntah, batuk dan lain-lain.
- Susu formula tidak mengandung zat kekebalan, karena itu bayi sering menderita sakit terutama diare.
- Bayi yang diberi susu formula besar kemungkinan menderita alergi.
Faktor-Faktor
Yang Mempengaruhi Ibu Dalam
Pemberian ASI Non
Eksklusif Pada bayi Usia Kurang
Dari 6 Bulan
- Pendidikan Ibu
Pendidikan adalah proses menuju keperubahan perilaku masyarakat dan akan
memberi kesempatan pada individu untuk menemukan ide/nilai baru. Pendidikan memperngaruhi
sikap dan tingkah laku manusia.
Pendidikan berkaitan dengan transmisi, pengetahuan, sikap, kepercayaan,
keterampilan dan kelakukan yang lain, (Notoatmodjo, 2003).
- Pengetahuan
Pengetahuan adalah merupakan hasil “tahu” dan tidak terjadi setelah orang
melakukan penginderaan tetapi suatu objek tertentu. Pengetahuan atau kognitif
merupakan domain yang sangat penting untuk terbentuknya tindakan seseorang
cover behaion (Natoatmodjo. 2003).
Berdasarkan penelitian Amiruddin dan Rostia (2006) dapat dilihat bahwa
ibu kurang memiliki pengetahuan cukup tentang ASI eksklusif ada 39,5% dan ibu
yang tidak memiliki pengetahuan kurang mengenai ASI eksklusif ada 60,5%. Hal
ini menunjukkan bahwa pengetahuan ibu tentang ASI eksklusif kurang baik.
- Status Kerja Ibu
Ibu yang bekerja cenderung memiliki waktu yang sedikit untuk menyusui
bayinya akibat kesibukan bekerja. Sedangkan ibu yang tidak bekerja (Ibu Rumah
Tangga) mempunyai waktu yang cukup untuk menyusui.
Berdasarkan peenelitian Mariani (2005) diperoleh bahwa sebagian besar
(63,3%) ibu yang bekerja memiliki waktu yang sedikit untuk memberikan ASI
eksklusif dibandingkan dengan ibu yang tidak bekerja (36,7)
- Pendapatan Keluarga
Berdasarkan penelitian yang dilakukan Purnamawati (2003) diketahui bahwa
ibu dengan social ekonomi rendah memiliki peluang 4,6 kali untuk memberikan ASI
disbanding ibu dengan social ekonomi tinggi. Semakin tinggi status social
ekonomi makin rendah rata-rata pemberian ASI eksklusif.
Menurut Adiningsih (2003) bertambahnya pendapatan keluarga atau status
social ekonomi yang tinggi serta lapangan pekerjaan bagi wanita berhubungan
dengan cepatnya pemberian susu botol. Artinya mengurangi kemungkinan untuk
menyusui bayi dalam waktu yang lama.
- Riwayat Persalinan
Menurut Lubis (2002) ibu yang melahirkan dengan seksio sasaria tidak
dapat segera menyusui bayinya karena masih lemah dan belum sadar. Bila telah
sadar, petugas kesehatan dapat membantu mencari posisi menyusui yang tepat
untuk mengurangi rasa nyeri yang diderita oleh ibu.
- Makanan Ibu
Makanan yang dimakan seorang ibu yang sedang dalam masa menyusui tidak
secara langsung mempengaruhi mutu ataupun jumlah air susu yang dihasilkan.
Dalam tubuh terdapat cadangan berbagai zat gizi yang dapat digunakan bila
sewaktu-waktu diperlukan. Akan tetapi jika makanan ibu terus menerus tidak
mengandung zat gizi yang diperlukan tentu pada akhirnya kelenjar-kelenjar
pembuat air susu dalam buah dada ibu tidak akan dapat bekerja dengan sempurna,
dan akhirnya akan berpengaruh terhadap produksi ASI.
Unsur gizi 1 liter ASI setara dengan unsur gizi yang terdapat dalam 2
piring nasi ditambah 1 butir telur. Jadi diperlukan kalori yang setara dengan
jumlah kalori yang diberikan 1 piring nasi untuk membuat 1 liter ASI. Agar ibu menghasilkan
1 liter ASI diperlukan makanan tambahan disamping untuk keperluan dirinya
sendiri, yaitu setara dengan 3 piring nasi dan 1 butir telur.
Apabila ibu yang sdang menyusui bayinya tidak dapat tambahan makanan bagi
seorang ibu yang sedang meyusui anaknya mutlak diperlukan. Dan walaupun tidak
jelas pengaruh jumlah air minum dalam jumlah yang cukup. Dianjurkan disamping
bahan makanan sumber protein seperti ikan, telur, dan kacang-kacangan, baha
sumber vitamin juga diperlukan untuk menjamin kadar berbagai vitamin dalam ASI.
- Keadaan Payudara
Menurut Lubis (2002) bahwa keadaan payudara ibu mempunyai peran yang
menentukan keberhasilan menyusui, kelainan putting susu lecet, putting
tenggelam, bengkak, atau putting terlalu besar dapat mengganggu proses
menyusui.
- Dukungan Suami
Hubungan yang harmonis akan mempengaruhi lancarnya proses laktasi.
Dukungan suami terhadap pemberian ASI menjadi faktor kunci kesadaaran sang ibu
untuk memberi gizi terbaik bagi bayinya. Keberhasilan ibu menyusui bayinya
tidak terlepas dari dukungan yang terus-menerus dari suami, sehingga dukungan
suami terhadap ibu untuk menyusui harus ditingkatkan, mengingat minimnya
dukungan suami dan keluarga membuat ibu sering kali tidak semangat memberikan
ASI kepada bayinya (Media Indonesia, 2008).
- Penggunaan alat kontrasepsi yang mengandung estrogen dan progestron.
Bagi ibu yang dalam masa menyusui tidak dianjurkan menggunakan
kontrasepsi pil yang mengandung hormom estrogen, Karena hal ini dapat
mengurangi jumlah produksi ASI bahkan dapat menghentikan produksi ASI secara
keseluruhan oleh karena itu alat kontrasepsi yang paling tepat digunakan adalah
kontrasepsi dalamrahim (AKDR) yaitu IUD atau spiral. Karena AKDR dapat
merangsang uterus ibu sehingga secara tidak langsung dapat meningkatkan kadar
hormone oxitoksin yang dapat merangsang produksi ASI.
- Pandangan Masyarakat
Tingkat kesadaran masyarakat untuk memberikan ASI kepada bayinya masih
sangat memprihatinkan. Ada
padangan sebagian masyarakat bahwa menyusui dapat merusak bentuk payudara
sehingga mengganggu keindahan tubuh dan ada juga yang beranggapan bahwa
menyusui merupakan perilaku yang kuno dengan memberikan susu botol kepada anak
sebagai salah satu symbol bagi kehidupan tingkat social yang lebih tinggi,
terdidik dan mengikut perkembangan zaman (Lubis, 2002).
- Petugas kesehatan
Berhasil atau tidaknya penyusuan dini di tempat pelayanan ibu bersalin,
rumah sakit sangat tergantung pada petugas kesehatan yaitu perawat, bidan dan
dokter. Merekalah yang pertama akan membantu ibu bersalin melakukan penyusunan
dini. Petugas kesehatan harus memahami tatalaksana laktasi yang baik danbenar,
dapat memahami, menghayati dan mau melaksanakanya. Walau sedikit waktu yang
dipunyai oleh petugas kesehatan diharapkan masih dapat meluangkan waktu untuk
memotivasi dan membantu itu habis untuk menyusui dini (Lubis, 2002).
- Penyuluhan
Penyuluhan kepada masyarakat tentang pentingnya penyusuan bayi dapat
dilakukan pada kelompok ibu di pedesaan serta kelompok di perkotaan. Pada
kelompok iu di pedesaan dapat disarankan bagaimana cara meningkatkan mutu ASI
serta kapan mulai diberi makanan tambahan (Lubis, 2002).
- Tempat Persalinan
Faktor hambatan utama pemberian ASI seringkali berasal dari kalangan
medis sendiri, seperti tempat persalinan baik unit persalinan milik pemerintah
maupun swasta belum menerapkan system rawat gabung antara ibu dan bayi sehingga
tempat persalinan memebrikan pengaruh terhadap pemberian ASI eksklusif pada
bayi karena merupakan itik awal bagi ibu untuk memilih apakah tetap memberikan
bayinya ASI eksklusif atau memberikan susu formula yang diberikan oleh petugas
kesehatan maupun nonkesehatan sebelum ASi nya keluar (Amiruddin dan Rostia,
2006).
- Promosi susu formula dan Makanan Tambahan
Iklim yang menyesatkan yang mempromosikan produk susu, perusahaan promosi
yang menyatakan produk susu suatu pabrik baik dengan ASI sering dapat mengguyangkan
keyakinan ibu, sehingga tertarik untuk menelaah menggunakan susu instant itu
sebagai makanan bayi.
Pemasaran yang agresif dari produsen susu pengganti ASI dapat terlihat
dalam iklan-iklan di media massa
dan penyediaan susu bayi di rumah sakit dan klinik (Anomin, 2008).
Berdasarkan penelitian Iswana (2003) dapat dilihat bahwa ibu yang
memperoleh promosi susu formula > 3 kali mencapai 69,1% hal ini
disebabkan ibu selain memperoleh promosi dari intusi pelayanan waktu
melahirkan, juga memperoleh promosi dari sales saat pelaksanaan posyandu
ataupun menjumpai iklan susu formula di media.
15. Ketentraman Jiwa dan Pikiran
Pembuahan air susu ibu sangat dipengaruhi
oleh faktor kejiwaan. Ibu yang selalu dalam keadaan gelisah, kurang percaya diri,
rasa tertekan dan berbagai bentuk ketegangan emosional, mungkin akan gagal
dalam menyusui bayinya.
Pada ibu ada 2 macam, reflek yang
menentukan keberhasilan dalam menyusui bayinya, reflek tersebut adalah:
- Reflek Prolaktin
Reflek ini secara hormonal untuk
memproduksi ASI. Waktu bayi menghisap payudara ibu, terjadi rangsangan
neorohormonal pada putting susu dan aerola ibu. Rangsangan ini diteruskan ke
hypophyse melalui nervus vagus, terus kelobus anterior. Dari lobus ini akan
mengeluarkan hormon protaktin, masuk ke peredaran darah dan sampai pada
kelenjar - kelenjar pembuat ASI. Ketenjar ini akan terangsang untuk
menghasilkan ASI.
- Let-down Refleks (Refleks Milk Ejection)
Refleks ini membuat memancarkan ASI
keluar. Bila bayi didekatkan pada payudara ibu, maka bayi akan memutar
kepalanya kearah payudara ibu. Refleks memutarnya kepala bayi ke payudara ibu
disebut :"rooting reflex (reflex menoleh). Bayi secara otomatis menghisap
putting susu ibu dengan bantuan lidahnya. Let-down reflex mudah sekali
terganggu, misalnya pada ibu yang mengalami goncangan emosi, tekanan jiwa dan
gangguan pikiran. Gangguan terhadap let down reflex mengakibatkan ASI tidak
keluar. Bayi tidak cukup mendapat ASI dan akan menangis. Tangisan bayi ini
justru membuat ibu lebih gelisah dan semakin mengganggu let down reflex.
0 komentar:
Post a Comment
Silahkan masukkan saran, komentar saudara, dengan ikhlas saya akan meresponnya.