a. Pemeriksaan
Pemeriksaan laboratorium yang
dapat dilakukan :
IgE
serum dapat diperiksa dengan metode ELISA. Ditemukan 80 % pada penderita
dermatitis atopik menunjukkan peningkatan kadar IgE dalam serum terutama bila
disertai gejala atopi ( alergi )
Kadar serum dapat ditemukan dalam serum penderita dermatitis atopik.
Berbagai mediatore berperan sebagai kemoatraktan terhadap eosinofil untuk
menuju nke tempat peradangan dan kemudian mengeluarkan berbagai zat antara lain
Major Basic Protein (MBP). Peninggian kadar eosinofil dalam darah terutama pada
MBP.
Konsentrasi plasma TNF-a meningkat pada penderita dermatitis atopik
dibandingkan penderita asma bronkhial.
Sel T Limfosit T di daerah tepi pada penderita
dermatitis atopik mempunyai jumlah absolut yang normal atau berkurang. Dapat
diperiksa dengan pemeriksaan imunofluouresensi terlihat aktifitas sel T-helper
menyebabkan pelepasan sitokin yang berperan pada patogenesis dermatitis atopik.
Uji tusuk Pajanan alergen udara (100kali konsentrasi)
yang dipergunakan untuk tes intradermal yang dapat memacu terjadinya hasil
positif.
Pemeriksaan biakan dan resistensi kuman Pemeriksaan dilakukan bila ada infeksi sekunder untuk menentukan jenis mikroorganisme patogen serta antibiotika yang sesuai. Sampel pemeriksaan diambil dari pus tempat lesi penderita.
Pemeriksaan biakan dan resistensi kuman Pemeriksaan dilakukan bila ada infeksi sekunder untuk menentukan jenis mikroorganisme patogen serta antibiotika yang sesuai. Sampel pemeriksaan diambil dari pus tempat lesi penderita.
b. Dermatografisme Putih
Penggoresan pada kulit normal akan menimbulkan 3 respon, yakni : akan
tampak garis merah di lokasi penggoresan selama 15 menit, selanjutnya mennyebar
ke daerah sekitar, kemudian timbul edema setelah beberapa menit. Namun, pada
penderita atopik bereaksi lain, garis merah tidak disusul warna kemerahan,
tetapi timbul kepucatan dan tidak timbul edema.
c. Percobaan Asetilkolin
Suntikan secara intrakutan solusio asetilkolin 1/5000 akan menyebabkan
hiperemia pada orang normal. Pada orang DA. akan timbul vasokontriksi, terlihat
kepucatan selama 1 jam.
d. Percobaan Histamin
Jika histamin fosfat disuntikkan pada lesi penderita D.A. eritema akan
berkurang, jika disuntikkan parenteral, tampak eritema bertambah pada kulit
yang normal.
6. HISTOPATOLOGI
Gambaran yang dapat terlihat sangat tergantung pada perjalanan penyakit
dari seorang penderita. Pada penderita tanpa lesi kulit, secara histopatologik
akan terdapat suatu hiperkeratosis ringan, hiperplasia epidermisdan sebukan
ringan sel radang limfosit di daerah dermis.
Pada penderita dengan lesi akut, histopatologik akan terdapat suatu edema
intraseluler (spongiosa) di epidermis dan edema intrasel. Sebukan ringan sel
radang limfosit di epidermis serta dermis daerah perivenul.
Pada lesi kronik berlikenifikasi, histopatologik akan tampak epdermis
hiperplasia disertai perpanjangan rete ridges, hiperkeratosis yang menyolok,
dan spongiosis ringan. Jumlah sel langerhans di epidermis bertambah dan sebukan
sel radang mononuklear di dermis didominasi oleh makrofag.
Gambaran histopatologik dermatitis atopik tidak spesifik dan sesuai dengan
berbagai fase dermatitis lainnya sehingga histopatologik tidak dipakai sebagai
parameter untuk kriteria diagnosis.
7. DIAGNOSA
Diagnosis dermatitis atopik didasarkan
kriteria yang tersusun oleh Hanifin dan Rajka yang diperbaiki oheh kerja
Inggris yang dikoordinasi oleh Williams (1994);
Kriteria mayor
·
Pruritus
·
Dermatitis di muka atau ekstensor pada bayi
dan anak
·
Dermatitis di fleksura pada dewasa
·
Dermatitis kmnis atau residif
·
Riwayat
atopi pada penderita atau keluarganya
Kriteria minor
·
Xerosis
·
Infeksi kulit ( khususnya oleh stafilokokus
aureus dan virus herpes simpleks)
·
Dermatitis
non spesifik pada tangan atau kaki
·
Iktiosislhiperlineat
Palmaris/keratosis pilaris,
·
Ptiriasis
alba
·
Dermatitis
di papila mamae
·
White
dermographism delayed dan blanch response
·
Kelitis
·
Lipatan
infra orbital Dennie-Morgan
·
Konjungtivitis
berulang
·
Keratokonus
·
Katarak subkapsular anterior
·
Orbita menjadi gelap
·
Muka
pucat atau eritema
·
Gata1
bila berkeringat
·
Intolerans
terhadap wol atau pelarut lemak
·
Aksentuasi
perifolikular
·
Hipersensitif
terhadap makanan
·
Perjalanan
penyakit dipengaruhi oleh faktor lingkungan dan atau emosi
·
Tes
kulit alergi tipe dadakan positif
·
Kadar
IgE di dalam serum meningkat
·
Awitan pada usia dini
Diagnosis dermatitis atopik harus
mempunyai tiga kriteria mayor dan tiga kriteria minor. Untuk bayi, kriteria
diagnosis dimodifikasi yaitu :
1.
Tiga Kriteria mayor berupa :
- Riwayat atopi pada keluarga
- Dermatitis di muka atau ekstensor
- Pruritus
2.
Tiga Kriteria minor berupa :
·
Xerosisl
Iktiosis/ Hiperlinearis Palmaris/ Aksentuasi perifolikular
·
Fisura belakang telinga
·
Skuama di skalp kronis
Kriteria major dan minor yang diusulkan
oleh Hanifin dan Rajka didasarkan pengalaman klinis. Kriteria ini cocok untuk
diagnosis penelitian berbasis rumah sakit ( hospital based) dan eksperimental,
tetapi tidak dapat dipakai pada penelitian berbasis populasi, karena kriteria
minor umumnya ditemukan pula pada kelompok kontrol, disamping juga belum
divalidasi terhadap diagnosis dokter atau diuji untuk pengulangan
(repeatability). Oleh karena itu kelompok kerja Inggris (UK working parry) yang
dikoordinasi oleh William memperbaiki dan menyederhanakan kriteria Hanafin dan
Rajka menjadi satu set kriteria untuk pedoman diagnosis dermatitis atopik yang
dapat diulang dan divalidasi. Pedoman ini sah untuk orang dewasa, anak,
berbagai ras, dan sudah divalidasi dalam populasi, sehingga dapat membantu
dokter puskesmas membuat diagnosis.
Pedoman diagnosis dermatitis atopik yang
diusulkan oleh kelompok tersebut yaitu :
· Harus
mempunyai kondisi kulit gatal (itchy skin) atau dari laporan orangtua nya bahwa
attaknya Sulca inenggaruk atau inenggostsk.
·
Ditambah
3 atau lebih kriteria berikut :
1.
Riwayat
terkenanya lipatan kulit, misalnya lipat siku, belakang lutut, bagian depan
pergelangan kaki atau sekeliling leher (termasuk pipi anak usia dibawah 10
tahun).
2.
Riwayat
asma bronkial atau hay fever pada penderita (atau riwayat atopi pada keluarga
tingkat pertama dari anak dibawah 4 tahun).
3.
Riwayat
alit kering secara umum pada tahun terakhir.
4.
Adanya
dermatitis yang tampak di lipatan (atau dermatitis pada pipi/dahi dan anggota
badan bagian luar anak dibawah 4 tahun).
5.
Awitan
di bawah usia 2 tahun (tidak digunakan bila anak dibawah 4 tahun).
8. DIAGNOSIS BANDING
Sebagai diagnos banding dermatitis atopik adalah :
- Dermatitis seboroik (terutama pada bayi)
- Dermatitis kontak
- Dermatitis
numularis
- Scabies
- Dermatitis
herpetiformis
9. PENATALAKSANAAN UMUM
Penata laksanaan seperti dermatitis pada
umumnya,terutama menghindari faktor pencetus/faktor predisposisi.bila eksudasi
berat atau stadium akut diberi kompres terbuka,bila dingin dapat diberikan
kortikosteroid ringan sedang. Pada lesi kronis dan likenifikasi dapat diberikan
salep kortikosteroid kuat. Antihistamin merupakan obat pilihan utama sebagai
kompetitip histamin.Dapat digunakan golongan sedasi (klasik) maupun non-sedasi
(AH baru). Bila memakai sabun hendaknya yang berdaya Iarut minimal terhadap
Iemak dan mempunyai pH netral. Pakaian baru sebaiknya dicuci terlebih dahulu
sebelum dipakai untuk membersihkan formaldehid atau bahan kimia tambahan. Mencuci pakaian dengan detergen harus dibilas dengan baik,
sebab bisa detergen dapat bersifat iritan. Ka1au selesai berenang harus segera
mandi untuk membilas klorin yang biasanya digunakan pada kolam renang. Stres
psikis juga dapat menyebabkan eksaserbasi dermatitis atopik.
Acapkali serangan dermatitis pada bayi
dan anak dipicu oleh iritasi dari luar, misalnya terlalu sering dimandikan, menggosok terlalu
kuat, paksian terlalu tebal, ketat atau kotor, kebersihan kurang
terutama didaerah popok, infeksi lokal, iritasi oleh
kencing atau feses, bahkan juga medicated baby oil. Pada bayi penting
diperhatikan kebersihan daerah bokong dan genitalia, popok segera diganti, bila
ba.sah atau kotor. Upaya pertama adalah melindungi daerah yang terkena terhadap
garukan agar tidak memperparah penyakitnya. Usahakan tidak memakai pakaian yang
bersifat iritan (misalnya wol atau sintetik), bahan katun lebih baik. Kulit
anaklbayi dijaga tetap tertutup pakaian untuk menghindari pajanan iritan atau
trauma garukan.
Mandi dengan pembersih yang mengandung
pelembab; hindari pembersih antibakterial karena beresiko menginduksi
resistensi.
0 komentar:
Post a Comment
Silahkan masukkan saran, komentar saudara, dengan ikhlas saya akan meresponnya.