Defenisi Merokok

Rokok terbuat dari Lintingan tembakau yang sekarang disebut rokok merupakan simbol kenikmatan bagi beberapa pihak. Demi mencapai kenikmatan itulah, ratusan juta manusia di muka bumi ini, laki-laki dan perempuan, memutuskan untuk terus menghisap rokok.Sekalipun banyak senyawa kimia yang terkandung di dalam rokok dan asap rokok, secara bertahap akan mengganggu kesehatan diri sendiri dan orang lain hingga sangat berpotensi untuk mempercepat kematian.

Merokok merupakan kegiatan yang masih banyak dilakukan oleh banyak orang, walaupun sering ditulis di surat-surat kabar, majalah dan media masa lain yang menyatakan bahayanya merokok. Bagi pecandunya, mereka dengan bangga menghisap rokok di tempat-tempat umum, kantor, rumah, jalan-jalan, dan sebagainya. Di tempat-tempat yang telah diberi tanda “dilarang merokok” sebagian orang ada yang masih terus merokok. Anak-anak sekolah yang masih berpakaian seragam sekolah juga ada yang melakukan kegiatan merokok. Merokok merupakan salah satu masalah yang sulit dipecahkan. Apalagi sudah menjadi masalah nasional, dan bahkan internasional.

Permasalahan rokok ini juga terjadi di kampus Fakultas Kedokteran Islam Sumatera Utara ( FK-UISU ). Para mahasiswa (calon dokter) sedikit banyaknya telah mengetahui bahaya dari rokok terhadap dirinya sendiri dan orang lain, tetapi tetap saja terus menghisap rokok dengan mengabaikan pengaruh - pengaruh negatif yang ditimbulkan. Sangat disayangkan, kita sebagai generasi muda penerus bangsa dan calon dokter seharusnya mampu memberi contoh serta memberikan pengaruh positif ke khalayak ramai umumnya dan pada rekan sejawat khususnya agar dapat menjauhi rokok yang telah difatwakan “haram” oleh sejumlah ulama, tetapi ikut terbawa ke arah yang salah juga dengan turut berpartisipasi untuk merokok.

Kebiasaan merokok didefenisikan sebagai perilaku penggunaan tembakau yang menetap, biasanya lebih dari setengah bungkus rokok per hari, dengan tambahan adanya distres yang disebabkan oleh kebutuhan akan tembakau secara berulang-ulang. Efek dari merokok hanya meredakan kecemasan selama efek dari nikotin masih ada. Kebiasaan merokok menganggu kesehatan, kenyataan ini tidak bisa kita pungkiri. Banyak penyakit telah terbukti menjadi akibat buruk dari merokok, baik secara langsung maupun tidak langsung. Kebiasaan merokok bukan saja merugikan bagi perokok sendiri tapi juga bagi orang disekitarnya. Kebiasaan merokok yang melanda dunia telah menimbulkan berbagai masalah kesehatan.

Setelah mencoba rokok pertama, seorang individu menjadi ketagihan merokok, dengan alasan-alasan seperti kebiasaan, menurunkan kecemasan dan mendapatkan penerimaan.Perasaan yang menganggap bahwa merokok dapat membuat orang yang stres tidak menjadi sttres lagi, tidak akan bertahan lama karena bergitu selesai merokok mereka (orang yang merokok) akan kembali stres. Oleh sebab itu mereka akan merokok kembali untuk mencegah agar stres tidak terjadi lagi.

Usia pertama kali merokok pada umumnya berkisar antara 11-13 tahun dan pada umumnya individu pada usia tersebut merokok sebelum usia 18 tahun. Seseorang yang pertama kali mengkonsumsi rokok mengalami gejala-gejala seperti batuk-batuk , lidah terasa getir dan perut mual, naumun demikian, sebagian dari pemula yang mengabaikan gejala-gejala tersebut biasanya berlanjut menjadi kebiasaan dan akhirnya menjadi ketergantungan. Ketergantungan ini dipersepsikan sebagai kenikmatan yang memberikan kepuasan psikologis. Jika dihentikan secara tiba-tiba akan menimbulkan stres yang disebabkan oleh sifat nikotin yang adiktif.

Dampak yang ditimbulkan akibat kebiasaan buruk merokok ini dapat menyebabkan perubahan fungsi dan struktur saluran nafas dan jaringan paru-paru serta dapat merusak lapisan pembuluh darah dan mengganggu sistem kardiovaskular. Pada saluran nafas, sel mukosa dan kelenjar mokus membesar dan bertambah banyak sehingga menyebabkan terjadinya penyempitan saluran nafas. Bukan hanya itu, Pada jaringan paru terjadi kerusakan alveoli dan bertambahnya sel-sel radang. Sedangkan pada pembuluh darah dapat menimbulkan pembentukan plak dalam pembuluh darah itu sendiri yang diakibatkan oleh kandungan senyawa kimia seperti nikotin,gas CO dan radikal bebas yang merusak lapisan endotel pembuluh darah.Ini merupakan awal terjadinya arterosklerosis dan dengan berjalannya waktu dapat menyebabkan berbagai penyakit pada sistem kardiovaskular. Sehingga dalam diri perokok tidak hanya saja beresiko terjadi gangguan paru-paru tetapi juga beresiko terhadap gangguan jantung dan pembuluh darah, hal ini akan berakibat pada penurunan kinerja jantung paru. Penurunan daya tahan jantung paru akan berakibat pada penurunan ketahanan fisik.

Disisi lain, perokok aktif ( orang yang menghisap rokok ) se- Indonesia yang menurut laporan ASEAN Tobacco Control Report Card, saat ini berjumlah 56,6 juta orang setiap harinya dan mereka secara sukarela mengalokasikan dana yang terlampau besar untuk belanja rokok.

Kondisi-kondisi ini memicu timbulnya keprihatinan. Perokok seolah tidak peduli terhadap bebagai kemungkinan bahaya tersebut, yang akan di alaminya akibat kebiasaan menghisap rokok.Padahal berbagai penelitian rokok dan asap yang ditimbulkan oleh rokok itu sendiri menyebabkan munculnya berbagai macam penyakit yang berpotensi menyerang seluruh organ tubuh manusia yang artinya dapat memperlemah ketahanan fisik seseorang terlebih lagi orang tersebut jarang untuk melakukan olahraga.

Kondisi fisik merupakan gambaran dalam mencapai prestasi kerja.Corbin mengartikan kondisi fisik yang tegar adalah kemampuan seseorang melakukan aktivitas dengan seluruh kemampuannya tanpa mengalami rasa sakit dan kelelahan yang berat.

Bukan haya itu, kebiasaan kebiasaan merokok juga terbukti mengganggu kenyamanan orang lain, dan adakalanya menjurus pada gangguan ketentraman dan ketertiban umum, terutama jika aktivitas tersebut dilakukan di tempat-tempat umum seperti taman kota atau angkutan umum ataupun di tempat-tempat yang dilarang lainnya.