SEM (Scanning Elektron Microscope) : Scanning Elektron Mikroscope (SEM) merupakan alat yang dapat membentuk bayangan permukaan. Struktur permukaan suatu benda uji dapat dipelajari dengan mikroskop elektron pancaran karena jauh lebih mudah untuk mempelajari struktur permukaan itu secara langsung.(Siagian, K.A, 2009).
Pada
dasarnya SEM menggunakan sinyal yang
dihasilkan elektron untuk dipantulkan atau berkas sinar elektron sekunder. SEM menggunakan prinsip scanning dengan
prinsip utamanya adalah berkas elektron diarahkan pada titik-titik permukaan
spesimen. Gerakan elektron diarahkan dari satu titik ke titik lain pada
permukaan spesimen.(Siagian, K.A., 2009) Berikut ini diperlihatkan gambar 2.15.
Jika
seberkas sinar elektron ditembakkan pada permukaan spesimen maka sebagian dari
elektron itu akan dipantulkan kembali dan sebagian lagi diteruskan. Jika
permukaan spesimen tidak rata, banyak lekukan, lipatan atau lubang-lubang maka
tiap bagian permukan itu akan memantulkan elektron dengan jumlah dan arah yang
berbeda dan jika ditangkap detektor akan diteruskan ke sistem layar dan akan
diperoleh gambaran yang jelas dari permukaan spesimen dalam bentuk tiga dimensi
(Nur, 1997).
Cara
terbentuknya gambar Pada SEM yaitu
gambar dibuat berdasarkan deteksi elektron baru (elektron sekunder) atau
elektron pantul yang muncul dari permukaan sampel ketika permukaan sampel
tersebut discan dengan sinar elektron. Elektron sekunder atau elektron pantul
yang terdeteksi selanjutnya diperkuat sinyalnya, kemudian besar amplitudonya
ditampilkan dalam gradasi gelap-terang pada layar monitor CRT (cathode ray tube). Di layar CRT inilah gambar struktur obyek yang sudah diperbesar bisa
dilihat. Pada proses operasinya, SEM
tidak memerlukan sampel yang ditipiskan, sehingga bisa digunakan untuk melihat
obyek dari sudut pandang 3 dimensi. ( Oktaviana, A., 2009)
Pada sebuah mikroskop elektron (SEM)
terdapat beberapa peralatan utama antara lain :
1. Pistol elektron, biasanya berupa
filamen yang terbuat dari unsur yang mudah melepas elektron misal tungsten.
2. Lensa untuk elektron, berupa lensa
magnetis karena elektron yang bermuatan negatif dapat dibelokkan oleh medan
magnet.
3. Sistem vakum, karena elektron
sangat kecil dan ringan maka jika ada molekul udara yang lain elektron yang
berjalan menuju sasaran akan terpencar oleh tumbukan sebelum mengenai sasaran
sehingga menghilangkan molekul udara menjadi sangat penting. Dapat dilihat pada
gambar 2.16
XRF (X-Ray
Fluorescent)
Spektrometer
XRF (X-Ray Fluorescence) dapat
menentukan unsur-unsur dalam suatu bahan baik secara kualitatif dan
kuantitatif. Berikut gambar 2.17 XRF (
Kriswarini, dkk., 2006)
Teknik
ini juga dapat digunakan untuk menentukan
konsentrasi unsur berdasarkan pada panjang gelombang dan jumlah sinar x yang
dipancarkan kembali setelah suatu material ditembaki sinar x berenergi tinggi. Analisis
menggunakan alat XRF mempunyai keunggulan
analisis yang cepat dan tidak memerlukan preparasi yang rumit. Waktu yang
dipergunakan untuk satu kali pengukuran selama 300 detik ( 5 menit ). Sedangkan
preparasi sampel tidak perlu dilakukan dengan uji merusak, sehingga sampel
dapat segera diukur. ( Kriswarini, dkk., 2006)
Karakteristik
Sampel Pada XRF
Beberapa
sample yang dapat dianalisis dengan menggunakan XRF yaitu :
a.
Sample
serbuk ± 100 mesh
b.
Sample cair
yang homogen
·
Tipe sample
yang diperoleh dari lingkungan seperti minyak dan air
·
Tidak membutuhkan preparasi yang rumit
c.
Sample
padatan dengan batas maximum tinggi 2.5 cm dan diameter 2.5 cm
·
Logam, plastic dan kaca atau keramik
·
Pelapisan permukaan akan
mempengaruhi komposisi kimia yang terbaca
·
Ukuran partikel tidak menjadi
persoalan
·
Permukaan harus homogeny
d.
Presed Powder
·
Tipe sample
yang dapat dibentuk press powder seperti batuan, semen, lumpur, alumina, fly ash dan lain-lain
·
Agen pengikat seperti lilin atau selulosa dapat
digunakan untuk memperkuat sample
e.
Serbuk
dipress membentuk tablet padat menggunakan hydraulic
press Fused Beads
·
Tipe sample
yang termasuk dipreparasi seperti fused
bead adalah batuan, semen, bijih besi dan lain-lain
·
Sample dicampur dengan flux. Digesti fluxing selalu penting bila dibutuhkan presisi yang tinggi
dan borat Spectromelt dapat digunakan untuk proses ini
·
Sample dan flux dipanaskan pada suhu ≈ 1000 oC
·
Permukaan harus homogen.
Teknik XRF merupakan teknik analisis suatu bahan dengan mengunakan
peralatan spektrometer dipancarkan oleh sampel hasil efek fotolistrik dari
penyinaran sinar x ke sampel. Dalam pengujian dengan menggunakan alat XRF akan diperoleh hubungan dua
parameter yaitu energi unsur (keV) terhadap intensitas cacahan perdetik (cps/count
per second) seperti ditunjukkan pada Gambar 2.19 (Masrukan, dkk., 2007)
Berdasarkan hasil penelitian (Setiadi dan Pertiwi, A., 2007) preparasi dan karakterisasi zeolit alam
untuk konversi senyawa ABE menjadi hidrokarbon menghasilkan spektrum hasil
analisis dengan XRF pada gambar 2.20
dan komposisi kimia pada tabel 2.10 yang kandungan Alumina (Al2O3)
dan Silika (SiO2) yang merupakan komponen utama pembentuk rangka (framework) dari zeolit alam yaitu
10,2816% (wt) untuk alumina dan 53,2322 %(wt) untuk silika. Sehingga
perbandingan rasio Si/Al yang dimiliki oleh zeolit alam ini adalah sebesar
5,17, yang menunjukkan kerapatan atom Al pada struktur kerangka kristal zeolit
cukup tinggi.
0 komentar:
Post a Comment
Silahkan masukkan saran, komentar saudara, dengan ikhlas saya akan meresponnya.