Wednesday, June 18, 2014

Fungsi dan Jenis-jenis Pedagang Eceran

Fungsi dan Jenis-jenis Pedagang Eceran : Menurut pakar ahli, penjualan eceran meliputi semua kegiatan yang berhubungan langsung dengan penjualan barang atau jasa kepada konsumen akhir untuk keperluan pribadi dan bukan untuk bisnis. Pelayanan kepada konsumen harus diutamakan karena merupakan tanggung jawab primer sebagai pedagang eceran. Sedangkan pelayanan pedagang besar atau produsen merupakan tanggung jawab sekunder. 

Mengenai fungsi dari penjualan eceran ini, beberapa ahli memiliki pendapat berbeda. Menurut Davidson, Sweeney dan Stampte ( Bob Fuster, 2008 ) fungsi pedagang eceran sebagai berikut : 
  • Menciptakan tersedianya pilihan barang atau jasa sesuai dengan yang diinginkan konsumen;
  • Memberikan penawaran produk atau jasa pelayanan dalam unit yang cukup kecil, sehingga memungkinkan para konsumen untuk memenuhi hebutuhannya;
  • Menyediakan pertukaran nilai tambah dari produk; dan
  • Mengadakan transaksi dengan para konsumennya.
Berbeda dari ketga ahli diatas, fungsi pedagang eceran menurut Stanton adalah mengumpulkan atau mengkosentrasikan aneka ragam produk dari berbagai produsen. Jika dirinci lagi, maka pendapat Stanson tersebut mengandung tiga fungsi penting seorang pedagang eceran, yakni : 

1. Konsetrasi barang. Artinya, pedagang eceran mengelompokkan produk-produk tersebut dalam jumlah yang sesuai dengan keinginan konsumen.

2. Penyamaan barang. Artinya, pedagang eceran harus memilah-milah produk dari produsen tersebut menjadi satuan barang yang sama yang dibutuhkan konsumennya.

3. Penyebaran barang. Ini adalah fungsi terpenting seorang pedagang eceran, yaitu menyebarkan kelompok barang tersebut kepada konsumen akhir atau pembeli pribadi. Itulah beberapa pendapat fungsi penjual atau pedagang eceran. Jika siskemakan, maka bentuk pedagang eceran atau retailer adalah sebagai berikut :

Menurut pakar ahli, penjualan eceran meliputi semua kegiatan yang berhubungan langsung dengan penjualan barang atau jasa kepada konsumen akhir untuk keperluan pribadi dan bukan untuk bisnis. Pelayanan kepada konsumen harus diutamakan karena merupakan tanggung jawab primer sebagai pedagang eceran. Sedangkan pelayanan pedagang besar atau produsen merupakan tanggung jawab sekunder. Mengenai fungsi dari penjualan eceran ini, beberapa ahli memiliki pendapat berbeda. Menurut Davidson, Sweeney dan Stampte ( Bob Fuster, 2008 ) fungsi pedagang eceran sebagai berikut : 
  • Menciptakan tersedianya pilihan barang atau jasa sesuai dengan yang diinginkan konsumen;
  • Memberikan penawaran produk atau jasa pelayanan dalam unit yang cukup kecil, sehingga memungkinkan para konsumen untuk memenuhi hebutuhannya;
  • Menyediakan pertukaran nilai tambah dari produk; dan
  • Mengadakan transaksi dengan para konsumennya.
Berbeda dari ketiga ahli diatas, fungsi pedagang eceran menurut Stanton adalah mengumpulkan atau mengkosentrasikan aneka ragam produk dari berbagai produsen. Jika dirinci lagi, maka pendapat Stanson tersebut mengandung tiga fungsi penting seorang pedagang eceran, yakni : 

4. Konsetrasi barang. Artinya, pedagang eceran mengelompokkan produk-produk tersebut dalam jumlah yang sesuai dengan keinginan konsumen.

5. Penyamaan barang. Artinya, pedagang eceran harus memilah-milah produk dari produsen tersebut menjadi satuan barang yang sama yang dibutuhkan konsumennya.

6. Penyebaran barang. Ini adalah fungsi terpenting seorang pedagang eceran, yaitu menyebarkan kelompok barang tersebut kepada konsumen akhir atau pembeli pribadi. Itulah beberapa pendapat fungsi penjual atau pedagang eceran. Jika siskemakan, maka bentuk pedagang eceran atau retailer adalah sebagai berikut :

Gambar skema fungsi pedagang eceran

Menyimpang dari pembahasan tentang fungsi pedagang eceran di atas, Kotler (bob Foster, 2008) membagi tipe-tipe pedagang eceren menjadi tiga kelompok besar, yakni store retailer, nonstore retailer, dan retailer organization.

Store retailer (pedagang eceran bertoko) di bagi lagi menjadi 8 kategori, yakni :
  1. Toko khusus, adalah toko yang mempunyai lini produk terbatas. Misal, toko olah raga, toko furniture, toko pakaian, dan lain-lain.
  2. Toko serba ada (department store), adalah toko yang memiliki beberapa lini produk, khususnya pakaian, alat-alat rumah tangga, dan perlengkapan rumah. Bisasanya, setiap lini produk tersebut ditempatkan di lokasi berbeda sesuai dengan lini produknya.
  3. Pasar swalayan, adalah toko yang cukup besar. Toko ini menyediakan makanan, minuman, kebutuhan rumah tangga, barang-barang kosmetik, hingga obat-obatan.
  4. Toko super, toko kombinasi, dan toko hiper. Toko super adalah toko yang lebih besar dari swalayan konvensional dengan ruang jual seluas 35.000 kaki persegi. Toko gabungan merupakan diversifikasi dari pasar swalayan yang memasukkan produk obat-obatan dengan resep.
  5. Toko kebutuhan sehari-hari, adalah toko kecil di dekat pemukiman warga.
  6. Toko pemberi potongan harga, adalah toko yang menjual barang-barang standar dengan harga lebih rendah dari pada pedagang lainnya.
  7. Toko gudang, adalah toko tanpa embel-embel diskon
  8. Ruang pamer catalog (catalog showroom).
Nonstore retailer (pedagang eceran toko), dibagi menjadi empat kategori, yaitu :
  • Pemasaran langsung, yaitu suatu system pemasaran yang menggunakan suatu metode iklan. Pemasaran ini terdiri dari personal selling, telemarketing, direct mail marketing, catalog marketing, kios marketing, dan online marketing.
  • Penjualan otomatis (mesin penjaja otomatis), adalah suatu jenis pedagang eceran tanpa toko, menggunakan mesin yang dioperasikan dengan koin dalam melayani pembeli, dimana mesin tersebut beroperasi secara otomatis.
  • Pelayanan pembelian, yaitu suatu bentuk pedagang eceran yang bertindak sebagai agen pembeli.
Share :

0 komentar:

Post a Comment

Silahkan masukkan saran, komentar saudara, dengan ikhlas saya akan meresponnya.

 
SEO Stats powered by MyPagerank.Net
My Ping in TotalPing.com