Pengertian Budaya Organisasi
Budaya organisasi berkaitan
dengan bagaimana karyawan mem persepsikan
karakteristik dari budaya suatu organisasi, bukannya dengan apakah mereka
menyukai budaya itu atau tidak. Artinya, budaya itu merupakan suatu istilah deskriptif. Budaya organisasi
merupakan suatu persepsi bersama yang dianut oleh semua anggota organisasi.
Untuk lebih jelasnya pengertian budaya organisasi berikut ini akan dikemukakan
pendapat beberapa ahli perilaku organisasi.
Kreitner dan kinicki (2003:79)
menyatakan : “Budaya organisasi adalah salah satu wujud anggapan yang dimiliki,
diterima secara implisit oleh kelompok
dan menentukan bagaimana kelompok tersebut rasakan, pikirkan dan bereaksi
terhadap lingkungannya yang beraneka ragam”.
Pengertian ini menyoroti tiga
karakteristik budaya organisasi yang penting. Pertama, budaya organisasi diberikan kepada para
karyawan baru melalui proses sosialisasi. Kedua, budaya organisasi mempengaruhi
perilaku karyawan di tempat kerja, dan akhirnya budaya organisasi berlaku pada
dua tingkat yang berbeda. Masing - masing tingkat bervariasi dalam kaitannya
dengan pandangan keluar dan kemampuan bertahan terhadap perubahan.
Sedangkan Robbins (2001:247) menyatakan “Budaya
organisasi adalah mengacu kepada suatu sistem makna bersama yang dianut oleh
anggota-anggota yang membedakan organisasi itu dari organisasi-organisasi
lain”.
Selanjutnya David (2004:145)
menyatakan “Budaya organisasi adalah pola tingkah laku yang dikembangkan oleh
suatu organisasi yang dipelajarinya ketika menghadapi masalah adaptasi
eksternal dan integrasi internal, yang telah terbukti cukup baik untuk disahkan
dan diajarkan kepada anggota baru sebagai cara untuk menyadari, berpikir dan
merasa”.
Dari beberapa defenisi diatas,
dapat disimpulkan bahwa budaya organisasi mengungkapkan nilai-nilai inti yang
dianut bersama oleh mayoritas anggota organisasi. Budaya organisasi dapat
memberikan stabilitas bagi suatu organisasi, tetapi juga dapat sebagai
penghambat terhadap perubahan.
Karakteristik dan Jenis Budaya
Organisasi
Budaya organisasi adalah
nilai-nilai, keyakinan dan prinsip-prinsip dasar yang merupakan landasan bagi
sistem dan praktek-praktek manajemen serta perilaku yang meningkatkan dan
menguatkan prinsip-prinsip tersebut.
Budaya organisasi dimaknai
sebagai filosofi dasar yang memberikan arahan bagi kebijakan organisasi dalam
pengelolaan karyawan dan nasabah. Lebih lanjut Robbins (2001:150) menyatakan
bahwa sebuah sistem makna bersama dibentuk oleh para warganya yang sekaligus
menjadi pembeda dengan organisasi lain. Sistem pemaknaan bersama merupakan
seperangkat karakter kunci dari nilai-nilai organisasi. Dalam hal ini Robbins
memberikan 7 (tujuh) karakteristik budaya organisasi sebagai berikut :
1. Inovasi
dan keberanian mengambil resiko, yaitu sejauh mana karyawan didukung untuk menjadi
inovatif dan mengambil resiko.
2. Perhatian
terhadap detail, yaitu sejauh mana karyawan diharapkan menunjukkan kecermatan, analisis
dan perhatian terhadap detail.
3. Berorientasi
pada hasil, yaitu sejauh mana manajemen memfokus pada hasil bukannya pada teknik
dan proses yang digunakan untuk mencapai hasil tersebut
4. Berorientasi
kepada manusia, yaitu sejauh mana keputusan manajemen memperhitungkan efek pada
orang-orang di dalam organisasi itu.
5. Berorientasi
pada tim, yaitu sejauh mana kegiatan
kerja diorganisasikan sekitar tim-tim, ukannya individu.
6. Agresivitas, yaitu berkaitan dengan agresivitas karyawan.
7. Stabilitas, yaitu organisasi menekankan dipertahankannya
budaya organisasi yang sudah baik.
Dengan
menilai organisasi itu berdasarkan tujuh karakteristik ini, akan diperoleh
gambaran majemuk dari budaya organisasi itu. Gambaran ini menjadi dasar untuk
perasaan pemahaman bersama yang dimiliki para anggota mengenai organisasi itu,
bagaimana urusan diselesaikan di dalamnya, dan cara para anggota berperilaku.
Para peneliti telah berusaha
mengidentifikasi dan mengukur beberapa tipe budaya organisasi dalam rangka
mempelajari hubungan antara tipe efektivitas dan organisasi. Pencarian ini didorong oleh kemungkinan
bahwa budaya tertentu lebih efektif dibandingkan dengan yang lain.
Menurut Kreitner dan Kinicki
(2003:86) bahwa secara umum terdapat 3 (tiga) jenis budaya organisasi yaitu :
a.
Budaya Konstruktif
Budaya konstruktif adalah budaya dimana para karyawan
didorong untuk berinteraksi dengan orang lain dan mengerjakan tugas dan
proyeknya dengan cara yang akan membantu mereka dalam memuaskan kebutuhannya
untuk tumbuh dan berkembang. Tipe budaya ini mendukung keyakinan normatif yang
berhubungan dengan pencapaian tujuan aktualisasi diri, penghargaan yang
manusiawi dan persatuan.
b.
Budaya Pasif Defensif
Budaya pasif defensif bercirikan keyakinan yang
memungkinkan bahwa karyawan berinteraksi dengan karyawan lain dengan cara yang
tidak mengancam keamanan kerja sendiri. Budaya ini mendorong keyakinan normatif yang berhubungan dengan
persetujuan, konvensional, ketergantungan, dan penghidupan.
c. Budaya Agresif Defensif
Budaya agresif defensif
mendorong karyawannya untuk mengerjakan tugasnya dengan kerja keras untuk
melindungi keamanan kerja dan status mereka. Tipe budaya ini lebih bercirikan
keyakinan normatif yang mencerminkan oposisi, kekuasaan, kompetitif, dan
perfeksionis.
Budaya organisasi merupakan
salah satu faktor yang dapat membedakan antara perusahaan satu dengan
perusahaan yang lainnya. Dalam
interaksi perusahaan (sebagai sistem terbuka) dengan lingkungan eksternal,
organisasi menghadapi berbagai persoalan terutama jika lingkungannya tidak stabil
dan terus berkembang. Terhadap lingkungan yang berubah-ubah ini, perusahaan perlu
menyesuaikan diri dengan mengatasi masalah-masalah yang dihadapi oleh perusahaan.
Mengatasi masalah-masalah eksternal dan internal
tersebut, organisasi perlu membentuk suatu budaya organisasi yang kuat dan
sehat, bila ingin mempertahankan diri dan terus berkembang. Namun sayangnya, tidak
semua perusahaan ataupun organisasi menyadari betapa pentingnya arti budaya
organisasi.
Menurut
Tosi, Rizzo, Carrol seperti yang dikutip oleh Munandar (2001:264), budaya
organisasi dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu:
1.
Pengaruh umum dari luar yang luas
Mencakup
faktor-faktor yang tidak dapat dikendalikan atau hanya sedikit dapat
dikendalikan oleh organisasi.
2.
Pengaruh dari nilai-nilai yang ada di masyarakat
Keyakinan-keyakinan
dan nilai-nilai yang dominan dari masyarakat luas misalnya kesopansantunan dan
kebersihan.
3.
Faktor-faktor yang spesifik dari organisasi
Organisasi
selalu berinteraksi dengan lingkungannya. Dalam mengatasi baik masalah
eksternal maupun internal organisasi akan mendapatkan penyelesaian-penyelesaian
yang berhasil. Keberhasilan mengatasi berbagai masalah tersebut merupakan dasar
bagi tumbuhnya budaya organisasi.
0 komentar:
Post a Comment
Silahkan masukkan saran, komentar saudara, dengan ikhlas saya akan meresponnya.