1. Pengertian Kinerja Karyawan
Pengertian
kinerja atau prestasi kerja di beri batasan oleh Maier (dalam As’ad 1991 : 47 ) sebagai
kesuksesan seseorang di dalam melaksanakan suatu pekerjaan. Lebih tegas lagi
Lawler and Porer menyatakan bahwa kinerja adalah “ succesfull role achiement “
yang di peroleh seseorang dari perbuatanya ( As’ ad, 1991 ; 46 – 47 ). Dari batasan
tersebut As’ad menyimpulkan bahwa kinerja adalah hasil yang dicapai seseorang
menurut ukurn yang berlaku untuk pekerja yang berdsangkutan. Sedang Suprihanto
( dalam Srimulyo,1999 :33 ) mengatakan bahwa kinerja atau prestasi kerja
seseorang karyawan pada dasarnya adalah hasil kerja seseorang karyawan selama
priode tewrtentu di bandingkan dengan kemungkinan,misalnya standar,target /sasaran
atau kinerja yang telah di tentukan terlebih dahulu dan telah disepakati
bersama.
Menurut T. Hani Handoko ( dalam
Thoyib,1998 : 21 -22 ) ada enam penilaian kinerja karyawan :
a. Rating Scale,evaluasi hanya didasarkan pada pendapat
nilai,yang membandingkan hasil pekerjaan karyawan dengan criteria yang di
anggap penting bagi pelaksanaan kerja.
b. Checlist, yang dimaksud dengan metode ini adalah untuk
mengurangi beban penilai. Penilai tinggal memilih kalimat kalimat atau
kata-kata yang mengambarkan kinerja karyawan. Penilai biasanya atasan langsung.
Pemberian bobot sehingga dapat di skor.
Metode ini biasanya memberikan suatu gambaran prestasi kerja secara akurat, bila
daftar penilai berisi item-item yang memadai.
c. Metode Peristiwa
kritis ( critical incident method ), penilaian yang berdasarkan cacatan catatan penilai yang mengambarkan
perilaku karyawan sangat baik atau jelek dalam kaitannya dengan pelaksanaan
kinerja. Catatan-catatan ini disebut
peristiwa kritis.
Metode ini sangat berguna dalam memberikan umpan balik
kepada karyawan,dan mengurangi kesalahan kesan terakhir.
d. Metode Peninjauan lapangan ( field reviw method),seseorang
ahli departemen dari lapangan dan membantu para penyelia dalam penilaian
mereka. Spesialis personalia mendapatkan imformasi khusus dari atasan langsung
tentang kinerja karyawan.
Kemudian ahli itu mempersipkan evaluasi atas dasar
informasi tersebut. Evaluasi dikirim kepada penyelia untuk di
reviw,perubahan,persetujuan dan perubahan dengan karyawan yang dinilai.
Spesialis personalia bisa mencatat penilaian pada tife formulir penilaian
apapun yang digunakan perusahaan
e. Test dan obsevasi prestasi kerja,bila jumlah pekerja
terbatas, penilaian prestasi kerja bisa di dasarkan pada test pengetahuan dan
ketrampilan. Test mungkin tertulis atau peragaan ketrampilan. Agar berguna tes
harus reliable dan valid. Metode evaluasi kelompok tiga : ranking, grading, point allocation
menthod.
f. Methode ranking,penilai membandingkan satu dengan karyawan
lain siapa yang paling baik dan mendapatkan setiap karyawan dalam urutan
terbaik sampai terjelek.
Kelemahan metode ini adalah kesulitan untuk menentukan
factor-faktor pembanding,subjek kesalahan kesan terakhir dan hallo effect,
sedangkan kebaikannya menyangkut kemudahan administrasi dan penjelasannya.
Grading,metode penilaian ini menisah-misahkan atau menyortir para karyawan
dalam berbagai klasifikasi yang berbeda,biasanya suatu proporsi tertentu hars
diletakan pada setiap kategori. Point location, merupakan bentuk lain dari
grading panilai dibankkan sejumlah nilai total diaklokasikan diantara para
karyawan dalam kelompok. Para karyawan diberi nilai besar dan pada para
karyawan dengan kinerja lebih jelek. Kebaikan dari metode ini, penilai dapat
mengevaluasi perbedaan relative diantara para karyawan, meskipun kelemahan-
kelemahan efek hallo (hallo effect) dan bias kesan terakhir masih ada.
Mengenai manfaat penilaian kinerja, Handoko (dalam
srimulyo1999: 34-35) mengemukakan:
2. Perbaikan prestasi kerja atau kinerja
Umpan balik pelaksanaan kerja memungkinkan karyawan, menejer dan departemen
personalia dapat memperbaiki kegiatan-kegiatan mereka untuk menigkatkan prestasi.
a. Penyesuaian- penyesuaian kompensasi.
Evaluasi
prestasi kerja membantu para pengambil keputusan dalam menentukan kenaikan
upah, pemberian bonus dan bentuk kompensasi lainnya.
b. Keputusan-keputusan penemptan.
Promosi dan transfer biasanya didasarkan
atas prestasi kerja atau kinerja masa
lalu atau antisipasinya.
c. Perencanaan kebtuhan latihan dan pengembangan.
Prestasi kerja atau kinerja yang jelek
mungkin menunjukkan perlunya latihan .Demikian pula sebaliknya, kinerja yang
baik mungkin mencerminkan potensi yang harus di kembangkan.
d. Perencanaan dan pengembangan karir.
Umpan balik prestasi
mengarahkan keputusan kepusan karir,yaitu tentang jalur karir tertentu yang
harus diteliti.
e. Mendeteksi Penyimpangan proses staffing.
Prestasi kerja yang baik
atau buruk adalah mencerminkan kekuatan atau kelemahan prosedur staffing
departemen personali.
f. Melihat ketidak akuratan imformasional.
Prestasi kerja yang
jelek mungkin menunjukkan kesalahan-kesalahan dalam imformasi analisis
jabatan,rencana sumber daya manusia,atau komponen-komponen lain system
imformasi menajemen personalia. Menggantungkan pada imformasi yang tidak akurat
dapat menyebabkan keputusan-keputusan personalia tidak tepat.
g. Mendeteksi kesalahan-keslahan desain pekerjaan.
Prestasi kerja yang
jelek mungkin merupakan tanda kesalahan dalam desain pekerjaan. Penilaian
pretasi membantu diagnosa kesalahan-kesalahan tersebut.
h. Menjamin kesempatan kerja yang adil.
Penilaian prestasi kerja
yang akurat akan menjamin keputusan-keputusan penempatan inteternal diambil
tanpa diskriminasi.
i. Melihat
tantangan-tantangan ekternal
Kadang-kadang prestasi seseorang dipengaruhi
oleh factor-faktor diluar lingkungan kerja,seperti keluarga,kesehatan,dan
masalah-masalah pribadi lainnya.
3. Faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja.
Para pimpinan organisasi sangat menyadari adanya
perbedaan kinerja antara satu karyawan dengan karyawan lainnya,yang berada di
bawah pengawasannya. Walaupun karyawan – karyawan bekerja pada tempat yang sama
namun produktifitas mereka tidaklah sama. Secara garis besar perbedaan kinerja
ini disebabkan oleh dua factor ( As’ad, 1991 : 49 ), yaitu : factor individu
dan situasi kerja. Menurut Gibson,et al (dalam Srimulyo,1999 : 39 ), ada tiga
perangkat variable yang mempengaruhi prilaku dan prestasi kerja atau
kinerja,yaitu :
1. Variable
individual,terdiri dari.
a. Kemampuan dan ketrampilan : mental dan fisik.
b. Latar belakang : keluarga,tingkat social,penggajian
c. Demogratis : umur,asal-usul,jenis kelamin.
2. Variable
organisasional,terdiri dari :
a. Sumberdaya
b. Kepemimpinan
c. Imabalan
d. Struktur
e. Desain
pekerjaan
3. Variabel
Psikologis,terdiri dari :
a. Persepsi
b. Sikap
c. Kepribadian
d. Belajar
e. Motivasi
Menurut
Tiffin dan Me. Cormick ( dalam Srimulyo,1999:40) ada dua variable yang dapat
mempengaruhi kinerja ,yaitu :
- Variabel individual, meliputi : sikap, karakteristik, sifat-sifat fisik, minat dan motivasi, pengalaman, umur, jenis kelamin, pendidikan, serta factor individual lainya.
- Variabel
situasional
a. factor
fisik dan pekerjaan,terdiri dari : metode kerja,kondisi dan desain perlengkapan
kerja, penataan ruang dan lingkungan fisik ( penyinaran,tempetatur,dan fentilasi)
b. Faktor social dan organisasi,meliputi :
peraturan-peraturan organisasi,sifat organisasi, jenis latihan dan pengawasan, system upah dan
lingkungan social.
Sutemeister ( dalam Srimulyo,1999 ; 40 -41 ) mengemukakan
pendapatnya,bahwa kinerja dipengaruhi oleh dua factor ,yaitu :
1. Factor
kemampuan.
a. Pengeatahuan
: pendidikan, pengalaman,latihan dan minat.
b. Ketrampilan
: kecakapan dan kepribadian.
- Faktor
Motivasi.
a. Kondisi social : organisasi formal dan
informal,kepemimpinan dan tanggung jawab.
b. Serikat kerja kebutuhan individual : fisiologis,social
dan egoistic.
c. Kondisi
fisik : lingkungan kerja.
Dari
berbagai pendapat ahli tersebut,makasesuai dengan penelitian ini, maka kinerja
karyawan dinilai oleh atasan langsung berdasrkan factor yang telah di tentukan terlebih dahulu.
4. Pengunaan penilaian kinerja bagi karyawan.
Penilaian kinerja (performance appraisal ) adalah proses evauasi seberapa baik karyawan mengerjakan
pekerjaan mereka ketika dibandingkan dengan satu set standar, dan kemudian
mengkomunikasikanya dengan para karyawan. Penilaian demikian ini juga disebut sebagai
penilaian karyawan, evaluasi karyawan, tinjauan karyawan, evaluasi kinerja, dan
penilaian hasil. Riset menunjukkan penggunaan penilaian kinerja yang luas untuk
mengadministrasikan honor dan gaji, memberikan umpan balik kinerja, dan
mengidentifikasikan kekuatan dan kelemahan karyawan.
Penilaian kinerja kadang-kadang mereupakan kegiatan menager
yang paling tidak disukai, dan mungkin ada beberapa alasan untuk perasaan
demikian. Tidak semua penilaian kinerja bersifat positif,dan mendiskusikan
nilai dengan karyawan yang nilainya buruk bisa menjadi tidak menyenangkan.
Penilaian kinerja karyawan memiliki dua
penggunaan yang umum di dalam
organisasi, dan keduanya bisa merupakan komplik yang potensial. Salah satu
kegunaan adalah mengukur kinerja untuk tujuan memberikan penghargaan atau
dengan kata lain untuk membuat keputsan administratif mengenai karyawan.
Promosi atau pemecatan karyawan bisa tergantung pada hasil penilaian kinerja, yang
sering membuat penilaian kinerja menjadi sulit untuk dilakukan oleh para
manajer.
Kegunaan yang lainnya adalah untuk pengembangan potensi individu ( Robert L
Mathis & john H. Jacson,2002:81-83 )
a. Penggunaan Administratif
Sistem penilaian kinerja
merupakan hubungan antara penghargaan yang diharapkan oleh karyawan dengan
produktivirtas yang dihasilkan mereka. Hubungan ini dapat diperkirakan sebagai
berikut :
Prokduktivitas penilaian kinerja penghargaan. Kompensasi
berdasarkan penilaian kinerja ini merupakan inti dari pemikiran bahwa gaji
seharusnya diberikan untuk suatu pencapaian kinerja dan bukanya untuk
senioritas. Di bawah system orientasi kinerja ini, karyawan menerima kenaikan
gaji berdasarkan bagaimana mereka melaksanakan pekerjaan mereka. Peran meneger
secara histories adalah sebagai evaluator dari kinerja bawahan,yang kemudian
mengarah pada rekomendasi kompensasi karyawan atau keputusan lainya. Jika ada bagian
dari proses ini yang lebih besar,akan menyebabkan timbulnya persepsi akan
adanya ketidak adilan di dalam kompensasi karyawan.
Penggunaan
administrasi lainya dari penilaian kinerja adalah seperti keputusan untuk
promosi, pemecatan, pengurangan, dan penugasan pindah tugas, yang sangat
penting untuk para karyawan. Sebagai
contoh, urutan pengurangan karyawan dan dapat diberikan alasan dengan penilaian
kinerja. Untuk alasan ini, jika seorang pengusaha menyatakan bahwa keputusan
ini dibuat berdasrkan penilaian kinerja,maka hasil penilaian kinerja harus
mendokumentasikan dengan jelas perbedaan-perbedaan dari kinerja seluruh
karyawan. Sedangkan untuk promosi berdasarkan kinerja juga harus
didoumentasikan dengan penilaian kinerja. Penilaian kinerja adlah penting ketika organisasi
memberhentikan, mempromosikan, atau membayar orang-orang secaran berbeda, karena
hal-hal ini membutuhkan pembelaan yang kritis jika karyawan menuntuk keputusan
yang ada.
b. Pengunaan untuk Pengembangan
Penilaian kinerja
dapat menjadi sumber imformasi utama dan umpan baik untk karyawan yang
merupakan kunci bagi pengembangan merekadimana memandang. Di saat atasan
mengidentifikasikan kelemahan, potensi, dan kebutuhan pelatihan melalui umpan
baikpenilaian kinerja, mendiskusikan ketrampilan apa yang perlu mereka
kembangkan, dan melaksanakan perencanaan pengembangan. Peran manajer pada
situasi ini adalah seperti Pembina. Tugas Pembina adalah memberi penghargaan kinerja
yang baik berupa pengakuan, menerangkan tentang peningkatan yang diperlukan, dan
menunjukkan pada karyawan bagaimana caranya meningkatkan diri. Tujuan umpan balik
pengembangan adalah untuk mengubah atau mendorong tingkah laku seseorang,
bukannya untuk membandingkan individu-individu sebagaimana dalam kasus dalam
penggunaan administrative yang di gunakan untuk penilaian kinerja > Dorongan
positif untuk tingkah laku yang di inginkan organisasi adalah yang penting
dalam pengembangan. Fungsi pengembangan dari penilaian kinerja juga dapat
mengidentifikasikan karyawan mana yang igin berkembang
Penilaian kinerja (
performance appraisal ) pada dasarnya merupakan factor kunci guna mengembangkan
suatu organisasi secara efektif dan efisien, karena adanya kebijakan atau
program yang lebih baik atas sumber daya manusia yang ada dalam organisasi. “Penilaian
kinerja individu sangat bermanfaat bagi dinamika pertumbuhan organiasai secara
keseluruhan, melalui penilaian tersebut maka dapat diketahui kondisi sebenarnya
tentang bagaimana kinerja karyawan. Menurut Bernadin dan Russel
( 1993 : 379)’ Away of measuring the cobtribution of individuals to their
organization”
Penialaian kinerja adalah cara mengukur
kontribusi individu (karyawan) kepada organisasi tempat mereka bekerja.
Menurut Cascio ( 1992 : 267 ) “ penilaian
kinerja adalah sebuah gambaran atau deskripsi yang sistematis tentang kekuatan
dan kelemahan yang terkait dari seseorang atau suatu kelompok”.
Menurut Bambang Wahyudi( 2002 : 101 ) “ Penilaian kinerja
adalah suatu evaluasi yang dilakukan secara periodic dan sistematis tentang
prestasi kerja / jabatan sesorang tenaga kerja,termasuk potensi
pengaembangannya “
Menurut henry Simamora (2004:338) “ Penilaian
kinerja adalah proses yang dipakai oleh organisasi untuk mengevakuasi kerja
individu karyawan.
0 komentar:
Post a Comment
Silahkan masukkan saran, komentar saudara, dengan ikhlas saya akan meresponnya.